JAKARTA - Di tengah meningkatnya kebutuhan akan air bersih di kawasan urban seperti Balikpapan, langkah inovatif mulai diambil oleh Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) dalam menghadapi tantangan keterbatasan pasokan air baku. Upaya pembenahan yang dilakukan tidak hanya mengandalkan kekuatan lokal, tetapi juga menggandeng kerja sama internasional demi mempercepat pembangunan sistem distribusi air yang tangguh dan berkelanjutan.
Pendekatan ini mencerminkan kesadaran bahwa pembangunan infrastruktur dasar tidak bisa berjalan sendiri. Di era konektivitas global, kolaborasi lintas negara menjadi jalan strategis untuk mendatangkan investasi sekaligus transfer teknologi yang dibutuhkan dalam sektor air.
Direktur Utama PTMB, Yudhi Saharuddin, menegaskan pentingnya kehadiran mitra strategis dalam mewujudkan sistem distribusi yang andal. Ia menyebut bahwa komunikasi intensif telah dibangun dengan sejumlah pihak luar negeri, terutama dari Korea, Jepang, dan China.
“Mereka tertarik karena melihat proyek air bersih ini sebagai investasi infrastruktur yang berdampak langsung bagi masyarakat,” ujar Yudhi. Menurutnya, pembangunan infrastruktur air bukan sekadar proyek teknis, melainkan investasi sosial yang menyentuh langsung kehidupan warga.
Saat ini, fokus utama PTMB berada pada peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) di kawasan KM 12. Instalasi tersebut ditargetkan dapat menghasilkan hingga 150 liter air bersih per detik. Dari total produksi tersebut, sekitar 50 liter per detik akan dialokasikan ke kawasan Baru Ulu wilayah yang selama ini mengalami tekanan tinggi dalam distribusi air.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar PTMB untuk mengurai ketimpangan distribusi antarwilayah, sekaligus meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh. Terpenuhinya kebutuhan air di kawasan padat seperti Baru Ulu diharapkan dapat mengurangi beban distribusi di wilayah lain, seperti Kampung Damai dan KM 8.
Tak hanya mengandalkan peningkatan kapasitas IPAM, PTMB juga mengupayakan penambahan kuota SIPA (Surat Izin Pengambilan Air) di Bendungan Manggar sebagai solusi jangka pendek. Penambahan kuota ini menjadi langkah vital untuk menjaga stabilitas suplai air di tengah melonjaknya permintaan dari sektor rumah tangga maupun komersial.
Sementara itu, proyek pembangunan Embung Aji Raden dirancang sebagai langkah jangka menengah yang tak kalah penting. Proyek ini dijadwalkan memasuki tahap konstruksi pada 2026 dan diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan sebesar 200 liter air baku per detik. Proyeksi ini menjadi harapan baru dalam menjawab tantangan pemenuhan air baku jangka panjang.
Tak berhenti di sana, PTMB juga menunggu realisasi bantuan sumur dalam dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Sumur tersebut diproyeksikan mampu menyumbang 100 liter air per detik ke jaringan distribusi, yang tentunya akan memperkuat ketahanan pasokan di masa mendatang.
Jika seluruh proyek berjalan sesuai rencana, Balikpapan dapat memperoleh tambahan pasokan hingga 300 liter per detik. Pencapaian ini sangat signifikan untuk mengejar target rasio distribusi air 1 liter per detik untuk 150 sambungan rumah (SR)—angka yang mendekati standar nasional distribusi air minum.
Dengan tambahan pasokan ini, kawasan barat dan utara Balikpapan menjadi prioritas pengembangan jaringan distribusi. Wilayah KM 12 dan Baru Ulu yang sebelumnya mengalami tekanan tinggi akan menjadi titik strategis dalam distribusi baru, menciptakan peluang redistribusi ke area yang sebelumnya kekurangan.
Lebih jauh, upaya PTMB ini menandai bahwa kolaborasi dalam sektor air tak bisa dilepaskan dari dinamika pembangunan global. Kehadiran calon investor dari luar negeri tidak hanya membuka peluang pendanaan, tapi juga memungkinkan terjadinya alih teknologi dan praktik terbaik dalam pengelolaan air bersih.
Inisiatif semacam ini juga memberi sinyal positif kepada investor bahwa sektor infrastruktur daerah kini lebih siap dan terbuka terhadap kemitraan strategis. Proyek-proyek pengolahan air tak lagi dipandang sebagai beban APBD semata, tetapi menjadi bagian dari solusi investasi berkelanjutan dengan dampak sosial yang luas.
Transformasi yang sedang dijalankan oleh PTMB di Balikpapan ini bukan sekadar perbaikan teknis, tetapi juga bentuk adaptasi terhadap tantangan kota yang terus tumbuh. Dalam konteks urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi daerah, air menjadi faktor vital yang menopang banyak sektor mulai dari rumah tangga, industri, hingga pariwisata.
Dengan berbagai terobosan dan rencana jangka panjang yang disusun rapi, PTMB berupaya menjaga kesinambungan antara kebutuhan, keberlanjutan sumber daya, serta keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk mitra global. Bila realisasi proyek-proyek ini berjalan sesuai jadwal, Balikpapan tidak hanya akan memiliki sistem air yang lebih kuat, tetapi juga menjadi contoh bagaimana kerja sama internasional mampu mendorong ketahanan infrastruktur dasar daerah.