JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, kendaraan bermerek China semakin diterima luas di pasar otomotif Indonesia. Hal ini tidak hanya terlihat dari angka penjualan yang terus meningkat, tetapi juga dari tumbuhnya jaringan komunitas pengguna yang aktif di berbagai wilayah Nusantara. Komunitas-komunitas ini tidak hanya menjadi tempat berkumpul dan berbagi pengalaman antaranggota, namun juga berperan sebagai agen sosialisasi dan edukasi, khususnya dalam mendukung adopsi kendaraan ramah lingkungan.
Salah satu komunitas tertua dan terbesar adalah Wuling Club Indonesia (WLCI), yang hadir sejak 2017. Dengan waktu berdiri selama delapan tahun, WLCI kini memiliki sekitar 3.400 anggota yang tersebar di 42 kota di seluruh Indonesia. Komunitas ini berfungsi sebagai media komunikasi efektif antara pengguna dan pabrikan, sekaligus ruang diskusi tentang segala hal seputar kendaraan Wuling.
Presiden WLCI Indonesia, Reza Husayny, menjelaskan bahwa dalam grup komunikasi mereka, diskusi rutin terjadi setiap minggu. “Kami memiliki grup berbagi pesan yang setiap minggu pasti ada saja beberapa pertanyaan khusus mengenai mobil Wuling, biasanya mengenai suku cadang, dan kami berdiskusi di grup chat itu,” ujarnya kepada Xinhua. Diskusi ini tidak hanya mempererat ikatan antaranggota, tetapi juga membantu dalam menyampaikan aspirasi langsung ke pihak Wuling, sehingga pelayanan purna jual bisa semakin ditingkatkan.
Selain WLCI, Wuling juga mengembangkan komunitas yang lebih spesifik, seperti Wuling BinguoEV Indonesia Community (WBIC) yang khusus bagi pengguna mobil listrik BinguoEV, serta Wuling EV Indonesia Cloud (WEVIC) yang diperuntukkan bagi pemilik Cloud EV. Ini menandakan perhatian Wuling terhadap segmen kendaraan listrik yang mulai diminati pasar Indonesia.
Di sisi lain, merek baru seperti BYD juga semakin memperkuat kehadirannya melalui komunitas Beyond yang sudah beranggotakan 1.300 orang meskipun baru berusia satu tahun. Aktivitas Beyond tidak sekadar berkumpul, melainkan juga melakukan berbagai kegiatan edukasi dan sosial yang bertujuan meningkatkan pemahaman tentang teknologi EV dan manfaatnya bagi lingkungan.
Bagi BYD, keberadaan komunitas Beyond dianggap sangat strategis. Melalui komunitas ini, BYD dapat memperkuat posisi mereka di pasar kendaraan listrik Indonesia sekaligus menerima umpan balik secara langsung dari pengguna. Interaksi ini memperlancar komunikasi dua arah antara pabrikan dan pelanggan, sehingga inovasi dan pelayanan dapat terus disempurnakan.
Tidak ketinggalan, GAC Aion yang baru-baru ini meresmikan komunitas Aioners.id pada 27 Juli 2025. Komunitas ini sudah memiliki 280 anggota dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Sulawesi Selatan. Keberadaan komunitas ini menunjukkan bagaimana merek otomotif China terus berupaya menumbuhkan basis pengguna yang loyal dan mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Uniknya, merek BAIC membentuk komunitas yang berbeda dengan fokus pada mobil off-road, yaitu BAIC Off-Road Vehicle (ORV) Club. Didirikan pada November tahun lalu, klub ini terbuka untuk pemilik berbagai model off-road BAIC seperti BJ40 Plus dan BJ30, serta model off-road baru yang akan diluncurkan. Komunitas ini menggabungkan kecintaan terhadap petualangan off-road dengan dukungan terhadap produk lokal yang berkualitas.
Secara keseluruhan, jaringan komunitas pengguna mobil China di Indonesia tidak hanya mempererat hubungan sosial antaranggota, tetapi juga menjadi media penting dalam mempromosikan teknologi baru, terutama kendaraan ramah lingkungan. Dengan aktivitas yang beragam — mulai dari diskusi teknis, edukasi pengguna, hingga kegiatan sosial — komunitas-komunitas ini menjadi bagian integral dari strategi merek China untuk mengukuhkan posisinya di pasar otomotif nasional yang kian kompetitif.