Erick Thohir Apresiasi Timnas U 23 Meski Gagal Juara

Kamis, 31 Juli 2025 | 08:07:25 WIB
Erick Thohir Apresiasi Timnas U 23 Meski Gagal Juara

JAKARTA - Meskipun gagal meraih gelar juara di ajang Kejuaraan ASEAN U-23 2025, semangat dan perjuangan Timnas U-23 Indonesia tetap menuai apresiasi. Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan penghargaan atas penampilan Garuda Muda yang dinilainya sudah bermain maksimal, kendati harus mengakui keunggulan Vietnam di partai final.

Laga final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025, berakhir dengan skor tipis 0-1 untuk kemenangan Vietnam. Gol semata wayang dicetak Nguyen Cong Phuong pada menit ke-37, menjadi pembeda dalam duel sengit dua tim kuat di kawasan Asia Tenggara.

“Anak-anak bermain maksimal, tapi memang tadi yang seperti saya bilang, fokus 90 menit. Ada satu momen ya kita kecolongan,” ujar Erick kepada awak media usai laga di SUGBK. “Dan ada beberapa kali kita juga tadi momentumnya bagus, belum bisa cetak gol.”

Kekalahan ini mengulang hasil kurang memuaskan yang dialami Indonesia pada edisi ASEAN U-23 sebelumnya di Thailand, ketika juga takluk dari Vietnam dalam adu penalti di partai final. Namun, jika melihat statistik, performa Garuda Muda kali ini menunjukkan penurunan jumlah peluang. Sepanjang laga, Indonesia hanya mencatatkan tujuh tembakan ke arah gawang — angka terendah dari semua pertandingan yang telah mereka jalani dalam turnamen ini. Sebelumnya, rata-rata tembakan per laga mencapai 17,25.

Meski demikian, Erick menilai para pemain sudah menunjukkan keberanian dan daya juang yang tinggi. “Tapi apa pun hasilnya, saya apresiasi dengan tim nasional kita. Dia sudah berbuat maksimal dan tadi ketika Vietnam main keras, kita juga berani main. Dan saya rasa inilah mereka coba terus fight, fight, fight, cuman ya hasilnya kalah 0-1,” ujarnya.

Masalah kebugaran pemain juga turut memengaruhi performa tim. Dua nama penting, Arkhan Fikri dan Tony Firmansyah, tidak tampil sejak awal laga karena belum sepenuhnya pulih dari cedera. Arkhan baru masuk di penghujung babak kedua, sementara Tony hanya duduk di bangku cadangan sepanjang pertandingan. Padahal, sejak laga terakhir di Grup A melawan Malaysia, keduanya sudah absen.

Tanpa kehadiran dua gelandang andalan tersebut, keseimbangan lini tengah Garuda Muda dinilai terganggu. “Dengan Arkhan dan Tony tidak bisa, ya memang keseimbangan lapangan tengah kita tidak bisa maksimal,” lanjut Erick.

Meski harus mengakhiri turnamen dengan posisi runner-up, Timnas U-23 tak ingin larut dalam kekecewaan. Perhatian kini sepenuhnya dialihkan ke target selanjutnya: lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2026. Babak kualifikasi dijadwalkan berlangsung pada September mendatang, dan Indonesia akan tampil sebagai tuan rumah di Sidoarjo.

Dalam kualifikasi, Indonesia tergabung di Grup J bersama Korea Selatan, Laos, dan Makau. Erick menyebut PSSI akan mulai melakukan koordinasi dengan klub-klub pemilik pemain untuk mendukung agenda tim nasional.

“Dan kita sekarang fokus dengan tim yang ada untuk persiapan kualifikasi Piala Asia U-23 di bulan September ini di Sidoarjo. Saya yakin mungkin ada beberapa pemain yang kita akan coba minta klub untuk support,” ucapnya.

Langkah PSSI untuk fokus pada penguatan tim menyusul kekalahan di final menunjukkan komitmen jangka panjang dalam membina generasi muda sepak bola nasional. Apalagi, peluang Indonesia untuk lolos ke putaran final sangat terbuka. Dari kualifikasi, hanya 11 juara grup dan empat runner-up terbaik yang akan bergabung dengan tuan rumah Arab Saudi di putaran final.

Dengan skuad yang mayoritas berisi talenta muda potensial, evaluasi dan perbaikan performa menjadi hal penting. Tim pelatih diharapkan mampu meningkatkan konsistensi permainan sekaligus membenahi sektor-sektor yang masih menjadi titik lemah.

Garuda Muda sendiri sempat menunjukkan permainan menjanjikan sejak babak penyisihan, dan penampilan mereka sempat mendapat pujian dari berbagai kalangan. Meskipun gelar juara belum berhasil diraih, capaian sebagai finalis tetap patut dibanggakan sebagai hasil proses pembinaan yang berkelanjutan.

Tak hanya Erick Thohir, pelatih kepala Gerald Vanenburg pun menyatakan kebanggaannya terhadap perjuangan anak asuhnya. Meski hasil akhir belum berpihak, upaya maksimal tetap menjadi fondasi penting bagi langkah berikutnya. “Kami tetap bangga. Mereka telah bekerja keras,” ujar Vanenburg dalam sesi wawancara usai pertandingan.

Dengan modal semangat juang, evaluasi menyeluruh, serta dukungan penuh dari federasi, harapan agar Indonesia mampu bersaing di level Asia dalam Piala Asia U-23 bukanlah hal yang mustahil. Kini, Garuda Muda hanya perlu kembali bersiap dan memastikan bahwa kekalahan kemarin menjadi pelajaran berharga untuk tampil lebih kuat pada kompetisi selanjutnya.

Terkini