JAKARTA - Persiapan menuju penerbangan internasional perdana rute Banjarmasin–Kuala Lumpur (BDJ–KUL) terus dimatangkan. Bandara Syamsudin Noor yang kini kembali menyandang status internasional menjadi sorotan, terutama dalam rangka memperkuat konektivitas udara Kalimantan Selatan ke tingkat global dan memperbesar peluang masuknya investasi asing.
Langkah ini mendapat sorotan positif dari para pemangku kepentingan daerah. Ketua DPRD Kalimantan Selatan, H. Supian HK, menyampaikan apresiasi terhadap pengembalian status internasional Bandara Syamsudin Noor. Ia menyebut inisiatif ini sebagai bentuk keseriusan dalam membuka akses global yang lebih luas bagi wilayah Kalsel.
Pernyataan tersebut disampaikannya usai memimpin rapat di Ruang Komisi III DPRD Kalsel, Banjarmasin, Rabu, 30 Juli 2205. Rapat tersebut dihadiri oleh jajaran anggota Komisi III DPRD Kalsel, General Manager Bandara Syamsudin Noor, serta perwakilan dari Dinas Perhubungan Kalsel.
Menurut Supian, keberadaan rute langsung dari Banjarmasin ke Kuala Lumpur menjadi langkah strategis yang mampu meningkatkan daya saing daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak hanya mempermudah mobilitas warga, konektivitas ini juga dinilainya sebagai peluang emas untuk menarik masuknya investor asing ke Kalimantan Selatan.
“Dengan rute penerbangan internasional ini diharapkan nantinya akan mempermudah masyarakat, dan menarik investor untuk datang dan berkunjung ke Kalsel. Kami sebagai wakil rakyat juga menyampaikan masukan untuk Bandara Syamsudin Noor terkait penambahan fasilitas dan pemeliharaan kebersihan,” ujar Supian HK.
Dalam rapat itu, Supian turut menekankan pentingnya peningkatan pelayanan di bandara, termasuk dalam hal kenyamanan, kebersihan, dan fasilitas penunjang lainnya. Baginya, status internasional bukan sekadar label, tetapi juga tanggung jawab untuk memberikan pelayanan terbaik dan representatif terhadap tamu dari luar negeri.
Menanggapi arahan tersebut, General Manager Bandara Syamsudin Noor, Khaerul Assidiqi, menjelaskan bahwa pihak bandara telah menyiapkan tiga pilar utama untuk mendukung operasional penerbangan internasional: Premises (sarana dan prasarana), Process (prosedur), dan People (sumber daya manusia).
Ketiga elemen ini, menurut Khaerul, tengah disinergikan secara berkelanjutan agar dapat memastikan kualitas pelayanan dan operasional sesuai standar internasional.
Ia juga menginformasikan bahwa antusiasme masyarakat terhadap rute BDJ–KUL sudah mulai terlihat. Berdasarkan data dari pihak AirAsia, pemesanan tiket untuk rute tersebut telah mulai dilakukan, menandakan respons pasar yang cukup positif terhadap pembukaan konektivitas internasional ini.
“Karena jika dibandingkan dengan penerbangan yang harus transit, secara biaya ini cukup ekonomis, bahkan secara waktu juga, jadi penumpang bisa merasakan berbagai macam benefitnya,” ucap Khaerul.
Dari sisi efisiensi, penerbangan langsung dinilai lebih menguntungkan bagi penumpang dibandingkan dengan penerbangan yang memerlukan transit. Selain menekan biaya, waktu perjalanan pun bisa dipangkas, memberikan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
Selain itu, Supian HK juga mendorong pengembangan lebih lanjut rute penerbangan internasional dari Bandara Syamsudin Noor. Ia berharap, setelah rute Kuala Lumpur, jalur udara ke negara lain seperti Singapura, Thailand, atau bahkan negara di Timur Tengah bisa segera dibuka guna memperluas jejaring konektivitas internasional Kalimantan Selatan.
Ia menilai, semakin banyak rute yang terbuka, semakin besar pula peluang kerja sama regional hingga internasional yang dapat dijalin, baik dalam bentuk bisnis, pariwisata, maupun investasi.
Sebagai Ketua DPRD, Supian juga memastikan bahwa lembaganya siap memberikan dukungan kebijakan demi kelancaran pengembangan sektor transportasi dan investasi. Baginya, bandara internasional harus mampu memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, tidak sekadar menjadi gerbang fisik, tetapi juga pintu masuk kemajuan daerah.
“Bandara internasional harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama. Kita ingin agar dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam hal peningkatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,” tegasnya.
Rencana penerbangan perdana BDJ–KUL yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Oktober 2025 mendatang, diharapkan bisa menjadi momentum bagi Kalimantan Selatan dalam mengukuhkan posisinya sebagai wilayah strategis yang terbuka terhadap perdagangan dan investasi lintas negara.
Dengan kesiapan teknis dan dukungan penuh dari pihak legislatif, pemerintah daerah, hingga pengelola bandara, diharapkan status internasional Bandara Syamsudin Noor dapat dimanfaatkan secara optimal.
Upaya kolektif ini menunjukkan sinyal positif bahwa Kalimantan Selatan tak hanya siap menyambut wisatawan dan investor asing, tetapi juga berkomitmen dalam memperkuat perannya dalam jaringan konektivitas global di masa depan.