BMKG Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Maluku

Senin, 04 Agustus 2025 | 13:40:57 WIB
BMKG Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Maluku

JAKARTA - Aktivitas pelayaran dan kegiatan pesisir di wilayah Maluku perlu mendapat perhatian lebih pada awal Agustus ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melalui Stasiun Meteorologi Maritim Ambon, mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang bisa membahayakan keselamatan pelayaran.

Dalam rilis resminya, BMKG menyatakan bahwa potensi gelombang dengan ketinggian mencapai 2,5 meter dapat terjadi di sejumlah perairan sekitar Maluku. Masa berlaku peringatan ini ditetapkan sejak tanggal 4 hingga 7 Agustus 2025.

Prakirawan BMKG Dewi Rahmadhani M. menjelaskan bahwa pola angin yang berhembus di wilayah Maluku dominan bergerak dari arah timur hingga tenggara. “Kecepatan angin berkisar antara 10 hingga 20 knot, dengan kecepatan tertinggi diprakirakan mencapai 25 knot di beberapa wilayah,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.

Kondisi angin tersebut turut berkontribusi terhadap peningkatan tinggi gelombang laut, yang berpotensi mengganggu pelayaran dan aktivitas nelayan tradisional.

Sebaran Wilayah Terdampak

Gelombang tinggi dengan kisaran 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan melanda sejumlah perairan penting di Maluku. Wilayah-wilayah tersebut antara lain:

-Perairan Utara Pulau Buru

-Perairan Selatan Pulau Buru

-Perairan Seram Bagian Barat

-Perairan Pulau Ambon – Pulau Lease

-Perairan Utara Maluku Tengah

-Perairan Selatan Maluku Tengah

-Perairan Seram Bagian Timur (Utara)

-Perairan Seram Bagian Timur (Selatan)

-Perairan Seram Bagian Timur (Pulau Gorong)

-Perairan Kepulauan Banda Neira

-Perairan Kepulauan Kai

-Perairan Utara Kepulauan Aru

-Perairan Selatan Kepulauan Aru

-Perairan Barat Kepulauan Tanimbar

-Perairan Timur Kepulauan Tanimbar

-Perairan Kepulauan Babar

-Perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Leti

-Perairan Wetar

-Laut Banda

-Laut Arafuru bagian barat

-Laut Arafuru bagian tengah

Wilayah-wilayah tersebut dikenal sebagai jalur transportasi laut serta lokasi aktivitas nelayan, sehingga imbauan kewaspadaan dari BMKG menjadi penting untuk diperhatikan.

Risiko pada Keselamatan Pelayaran

BMKG juga memberikan peringatan spesifik terhadap risiko keselamatan pelayaran yang bisa timbul akibat kondisi cuaca maritim ini. Menurut lembaga tersebut, beberapa jenis moda transportasi laut harus mempertimbangkan kondisi ini secara serius.

Dalam rilis tersebut disebutkan bahwa perahu nelayan sudah berisiko jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan gelombang mencapai 1,25 meter. Sementara itu, kapal tongkang berisiko ketika kecepatan angin mencapai 16 knot dan gelombang laut menyentuh 1,5 meter.

Dengan mempertimbangkan data tersebut, para nelayan dan operator kapal diimbau menunda perjalanan atau memperkuat aspek keselamatan sebelum melaut.

Imbauan BMKG

Masyarakat pesisir dan para pelaku pelayaran diminta untuk terus mengikuti perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG. Kewaspadaan terhadap perubahan kondisi cuaca laut dinilai sangat penting untuk meminimalisir risiko.

“BMKG mengimbau seluruh pelaku pelayaran dan masyarakat pesisir agar tetap waspada serta memperhatikan perkembangan informasi cuaca maritim secara berkala,” kata Dewi Rahmadhani M.

Pihak BMKG juga menyarankan agar masyarakat menggunakan aplikasi digital BMKG atau memantau informasi cuaca melalui media sosial resmi guna memperoleh data yang cepat dan akurat.

Antisipasi dan Langkah Mitigasi

Selain peringatan dini, BMKG juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan di tingkat lokal. Pemerintah daerah, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, diharapkan dapat menyosialisasikan peringatan ini kepada warganya, khususnya mereka yang menggantungkan hidup dari sektor kelautan dan perikanan.

Langkah-langkah seperti menunda keberangkatan kapal, memeriksa kesiapan alat keselamatan di atas kapal, serta menyediakan posko pemantauan cuaca di pelabuhan dan dermaga lokal sangat disarankan dilakukan.

BMKG juga mengingatkan bahwa kondisi laut dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung dinamika atmosfer dan tekanan angin. Oleh sebab itu, informasi cuaca harian harus menjadi referensi utama sebelum melakukan pelayaran, terlebih dalam kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini.

Terkini

BYD Kuasai Pasar Global, Indonesia Masuk Daftar

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:52:32 WIB

XL Perkuat Ekosistem Digital Lewat Bundling OPPO Reno14

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:57:41 WIB

Harga iPhone Turun Jelang iPhone 17

Senin, 04 Agustus 2025 | 16:03:26 WIB