Pendidikan Karakter Lewat Sekolah Rakyat

Senin, 04 Agustus 2025 | 14:10:34 WIB
Pendidikan Karakter Lewat Sekolah Rakyat

JAKARTA - Pendidikan tak lagi sekadar soal akses belajar di ruang kelas, melainkan menjadi bagian dari upaya membangun karakter, memperbaiki masa depan, dan memutus rantai kemiskinan. Gagasan inilah yang menjadi dasar dari peluncuran program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif yang digagas oleh Presiden Prabowo dan mendapat dukungan dari banyak kalangan, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ketua DPP PKS Bidang Pendidikan dan Kesehatan, Kurniasih Mufidayati, menyoroti pentingnya program ini sebagai terobosan yang tidak hanya menyentuh aspek akademik, tetapi juga sisi kemanusiaan dan spiritual siswa. Ia menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi nyata untuk anak-anak dari keluarga pra-sejahtera yang selama ini mengalami hambatan dalam mengakses pendidikan berkualitas.

“Melalui fasilitas yang ada di Sekolah Rakyat, diharapkan keluarga miskin dan miskin ekstrem dapat terbantu agar anak-anaknya tetap memperoleh pendidikan berkualitas. Pendidikan adalah salah satu jalan keluar dari rantai kemiskinan,” ujar Kurniasih di Jakarta.

Dalam pandangan PKS, pendidikan yang bersifat holistik sangat penting bagi generasi muda, terlebih bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi sulit. Bukan sekadar memberikan ruang untuk belajar formal, Sekolah Rakyat justru berperan lebih besar: menjadi tempat pembinaan mental, spiritual, serta pengembangan keterampilan lunak atau soft skill.

Program Sekolah Rakyat sendiri telah diresmikan Tahun 2025 dan kini memasuki tahap implementasi awal. Targetnya, tahap pertama akan rampung di 100 titik pada pertengahan Agustus mendatang. Langkah ini tidak hanya dinilai strategis dari sisi pembangunan infrastruktur pendidikan, tetapi juga menjadi simbol perhatian negara terhadap kelompok paling rentan di masyarakat.

Yang membedakan Sekolah Rakyat dari sekolah formal pada umumnya adalah sistem asrama yang diterapkan. Bagi Kurniasih, sistem ini justru memberi peluang lebih luas untuk pembentukan karakter siswa secara menyeluruh.

“Dengan format asrama, pendidikan tidak hanya berlangsung di kelas, tetapi juga di luar kelas. Penguatan iman dan takwa dapat dijalankan melalui ibadah harian dengan pendampingan guru atau mentor. Selain itu, pengembangan soft skill siswa bisa lebih optimal dengan pendampingan di luar jam pelajaran,” jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa proses pendidikan berlangsung secara terus-menerus selama 24 jam penuh. Para siswa tidak hanya menerima pelajaran, tetapi juga dibina dalam cara mereka bersikap, berpikir, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin, tanggung jawab, dan empati menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam lingkungan Sekolah Rakyat.

Namun, untuk memastikan efektivitas sistem ini, kualitas guru dan pendamping menjadi kunci utama. Menurut Kurniasih, guru dan mentor di Sekolah Rakyat tidak bisa disamakan dengan pendidik biasa. Mereka harus menjalani pelatihan khusus agar mampu menjadi figur teladan sekaligus pembina karakter.

“Guru dan pendamping perlu dibekali pelatihan khusus untuk pendidikan karakter. Mereka berperan membangun mental pejuang yang akan mengangkat derajat anak-anak di masa depan,” kata Anggota Komisi X DPR RI tersebut.

Bagi PKS, investasi pada kualitas guru dan pendamping adalah langkah fundamental yang tak boleh diabaikan. Dalam ekosistem pendidikan seperti Sekolah Rakyat, guru bukan hanya pengajar, melainkan juga inspirator dan pembimbing moral. Mereka bertugas menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri para siswa agar kelak mampu berdiri di atas kaki sendiri dan membawa perubahan bagi komunitasnya.

Pentingnya pendekatan karakter ini juga berangkat dari kenyataan bahwa anak-anak dari keluarga pra-sejahtera kerap menghadapi tantangan berlapis. Tak hanya ekonomi, mereka juga sering berhadapan dengan keterbatasan dukungan sosial dan kultural di lingkungan sekitarnya. Sekolah Rakyat hadir untuk mengisi kekosongan itu dan menjadi ruang tumbuh yang positif.

Di sisi lain, keberadaan program ini juga dinilai sebagai bentuk keberpihakan negara kepada mereka yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan arus utama. Dalam kondisi ideal, pendidikan seharusnya menjadi alat untuk mencapai keadilan sosial, bukan memperkuat ketimpangan. Maka, melalui Sekolah Rakyat, Indonesia berusaha meretas ketimpangan itu dan menjadikan pendidikan sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih setara.

PKS pun mendorong agar implementasi Sekolah Rakyat tidak berhenti pada aspek teknis pembangunan fasilitas saja, tetapi juga dikawal secara serius dari sisi kurikulum, pelatihan tenaga pendidik, serta evaluasi berkelanjutan. Partai ini juga menyerukan kolaborasi lintas pihak pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan organisasi keagamaan untuk memastikan Sekolah Rakyat menjadi model pendidikan inklusif yang efektif.

Meski masih berada di tahap awal, program ini telah memunculkan harapan baru di tengah tantangan dunia pendidikan nasional. Sekolah Rakyat bukan hanya proyek pendidikan, tetapi juga proyek kemanusiaan yang menyentuh akar persoalan sosial. Dengan dukungan yang tepat, langkah ini bisa menjadi fondasi penting untuk membangun generasi tangguh dari kalangan akar rumput.

Sebagaimana disampaikan oleh Kurniasih, Sekolah Rakyat adalah upaya membangun masa depan dengan memberdayakan yang lemah, menyemai karakter melalui keteladanan, dan mengangkat martabat melalui ilmu. Inilah bentuk pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memanusiakan.

Terkini

BYD Kuasai Pasar Global, Indonesia Masuk Daftar

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:52:32 WIB

XL Perkuat Ekosistem Digital Lewat Bundling OPPO Reno14

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:57:41 WIB

Harga iPhone Turun Jelang iPhone 17

Senin, 04 Agustus 2025 | 16:03:26 WIB