Industri Makanan Minuman Dongkrak Ekspor dan Investasi RI

Senin, 04 Agustus 2025 | 13:59:27 WIB
Industri Makanan Minuman Dongkrak Ekspor dan Investasi RI

JAKARTA - Industri makanan dan minuman (mamin) terus membuktikan peran sentralnya dalam menopang struktur perekonomian Indonesia. Bukan hanya dari sisi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga sebagai motor penggerak ekspor dan pencipta lapangan kerja. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini menunjukkan daya tahan luar biasa, bahkan mampu mencetak surplus perdagangan yang besar meski di tengah tantangan global.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menegaskan bahwa industri makanan dan minuman telah menjadi sektor strategis dalam perekonomian nasional. Dalam sambutannya di acara pembukaan Business Matching Specialty Indonesia 2025 yang digelar di Gedung Kementerian Perindustrian, ia menyampaikan data konkret tentang performa sektor ini.

"Industri makanan dan minuman adalah sektor strategis yang berperan penting dalam menopang perekonomian nasional. Berdasarkan data BPS, kontribusi sektor ini pada Triwulan I 2025 mencapai 41,15 persen terhadap PDB Industri Non-Migas, serta 7,2 persen terhadap PDB nasional," ujar Faisol.

Fakta ini mencerminkan bagaimana sektor mamin telah menjadi fondasi pertumbuhan industri non-migas di Indonesia. Tidak hanya dari aspek PDB, sektor ini juga memperlihatkan ketangguhannya lewat performa ekspor yang mencolok.

Selama periode Januari hingga April 2025, ekspor dari sektor makanan dan minuman tercatat mencapai US$ 14,66 miliar atau setara Rp 239,95 triliun (mengacu pada kurs Rp 16.300 per dolar AS). Angka ini jauh melampaui nilai impornya yang sebesar US$ 4,23 miliar atau sekitar Rp 68,94 triliun.

Dengan pencapaian tersebut, sektor ini kembali melanjutkan tren surplus neraca perdagangan. “Dengan demikian, sektor ini masih melanjutkan tren surplus neraca perdagangan dengan nilai mencapai US$ 10,43 miliar (Rp 170 triliun),” tambah Faisol. Surplus sebesar itu memperlihatkan betapa besarnya daya saing produk makanan dan minuman Indonesia di pasar internasional.

Tidak hanya di sisi perdagangan, sektor mamin juga terus mencuri perhatian investor. Sepanjang Triwulan I 2025, total realisasi investasi di sektor ini telah mencapai Rp 22,64 triliun. Dari jumlah tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang Rp 9,03 triliun, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 13,6 triliun. Fakta ini menunjukkan bahwa baik investor lokal maupun asing masih melihat potensi besar dalam industri makanan dan minuman Indonesia.

Selain nilai investasi yang impresif, sektor ini juga memberi kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan data tahun 2024, industri mamin telah menyerap sekitar 6,27 juta tenaga kerja. Angka ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, yakni 5,74 juta orang pada 2023 dan 5,72 juta orang di tahun 2022.

Peningkatan penyerapan tenaga kerja ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan industri mamin tidak hanya bersifat statistik, namun juga berdampak langsung terhadap penghidupan masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Faisol menyoroti pentingnya ajang Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia 2025. Acara ini menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia yang telah dikurasi secara khusus. Produk-produk yang ditampilkan mencakup kopi, teh, kakao, susu, serta buah-buahan khas Indonesia. Selain itu, turut diperkenalkan pula produk minuman beralkohol dan cerutu lokal.

"Saya berharap ajang ini dapat membuka lebih banyak kolaborasi antara pelaku usaha specialty Indonesia dengan pelaku bisnis internasional, sehingga brand image produk kita makin kuat dan dikenal di pasar global," ujar Faisol optimistis.

Di sisi lain, Plt Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, turut menjelaskan bahwa acara Specialty Indonesia 2025 digelar mulai tanggal 5 hingga 8 Agustus 2025. Menurutnya, kegiatan ini dirancang untuk membuka peluang pengembangan usaha, meningkatkan daya saing industri dalam negeri, serta mengenalkan produk-produk Indonesia ke pasar global yang selama ini belum tergarap secara optimal.

"Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2025 di Ruang Garuda dan Ruang Rajawali (Kantor Kemenperin), dengan pendaftar sebanyak 94 perusahaan. Setelah proses kurasi, diperoleh jumlah peserta sebanyak 51 industri," ungkap Putu.

Kegiatan ini bukan hanya bertujuan untuk mempromosikan produk lokal, tetapi juga membuka jaringan distribusi, potensi ekspor baru, dan peluang kolaborasi lintas negara. Ini sekaligus menegaskan pendekatan yang lebih terarah dari pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.

Putu juga menekankan bahwa produk specialty memiliki potensi besar di pasar internasional karena mengedepankan kualitas, keunikan, dan cerita di balik produk tersebut. Dengan strategi pemasaran yang tepat, produk-produk Indonesia dapat bersaing di segmen premium global.

Melalui penyelenggaraan ajang ini, pemerintah juga ingin menunjukkan bahwa pendekatan sektor industri tidak hanya berfokus pada skala besar, tetapi juga memberi ruang bagi produk-produk niche yang bernilai tinggi. Apalagi, tren konsumen global kini semakin mengapresiasi keaslian dan keberlanjutan dari produk-produk yang mereka konsumsi.

Ke depan, dengan dukungan kebijakan yang tepat, keberlanjutan investasi, dan promosi yang intensif, sektor makanan dan minuman Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Kinerja ekspor, penciptaan lapangan kerja, hingga peningkatan kualitas produk menjadi bukti bahwa sektor ini patut mendapat perhatian khusus dari seluruh pemangku kepentingan.

Sebagai salah satu sektor yang paling tahan banting di tengah dinamika global, industri makanan dan minuman telah menunjukkan jati dirinya: bukan sekadar penyedia kebutuhan dasar, tapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang menjanjikan untuk masa depan Indonesia.

Terkini

BYD Kuasai Pasar Global, Indonesia Masuk Daftar

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:52:32 WIB

XL Perkuat Ekosistem Digital Lewat Bundling OPPO Reno14

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:57:41 WIB

Harga iPhone Turun Jelang iPhone 17

Senin, 04 Agustus 2025 | 16:03:26 WIB