JAKARTA - Kondisi pasang laut di Kalimantan Timur tengah menjadi perhatian serius, khususnya bagi masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup pada tambak dan aktivitas kelautan. Peringatan ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan yang mengungkap potensi pasang laut signifikan dengan ketinggian antara 2,7 hingga 2,8 meter.
Fenomena ini diprediksi akan terjadi di berbagai wilayah perairan Kaltim, termasuk Balikpapan, Samboja, Penajam Paser Utara, Paser, hingga muara Sungai Mahakam dan Berau. Masyarakat diminta untuk mengambil langkah antisipasi terhadap berbagai potensi gangguan yang dapat ditimbulkan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Diyan Novrida, menjelaskan bahwa pasang laut yang mencapai ketinggian hingga 2,8 meter dapat berdampak serius terhadap sejumlah aktivitas warga. Salah satunya adalah risiko terendamnya tambak perikanan, yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir.
- Baca Juga Erick Thohir Bawa Timnas Main di Daerah
"Pasang laut setinggi itu bisa berdampak pada sejumlah hal, seperti bisa merendam tambak dan bisa menyebabkan rob," jelas Diyan.
Pasang tertinggi diperkirakan terjadi di Kota Balikpapan pada pukul 07.00 WITA dengan ketinggian mencapai 2,8 meter, sementara surut terendah terjadi pada malam hari dengan elevasi sekitar 0,3 meter. Pergantian ekstrem antara pasang dan surut ini dapat meningkatkan arus laut dan membawa dampak ekologis serta sosial yang signifikan di wilayah pesisir.
Empat kawasan yang diprediksi paling terdampak di sekitar perairan Balikpapan antara lain adalah Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser. Kawasan-kawasan ini selama ini dikenal memiliki aktivitas tambak yang padat dan infrastruktur pesisir yang masih rentan terhadap perubahan pasang surut.
Menurut Diyan, kawasan tambak yang ada di sepanjang pesisir Kaltim sangat mungkin terdampak secara langsung oleh pasang laut tinggi. Udang, ikan, maupun kepiting yang dibudidayakan masyarakat dalam kolam-kolam tradisional terancam hanyut jika tanggul tambak tidak cukup kuat menahan dorongan air laut.
"Di kawasan pesisir ini juga banyak tambak perikanan yang masih aktif, sehingga ketika ada pasang laut, maka dikhawatirkan budidaya warga baik berupa udang, ikan, maupun kepiting di tambak bisa hilang akibat terdampak arus laut," ujarnya.
Tidak hanya berpengaruh pada sektor perikanan, pasang laut tinggi ini juga berpotensi mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan yang berada dekat kawasan pesisir. Gelombang dan arus yang tinggi dapat memperlambat proses logistik dan mengancam keselamatan kapal-kapal kecil.
Selain itu, aktivitas sosial masyarakat yang tinggal di pesisir pun bisa terganggu. Permukiman yang berada dekat pantai atau garis air rentan tergenang rob. Air laut dapat meresap masuk ke wilayah permukiman dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur rumah serta fasilitas umum.
"Pasang laut juga bisa mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas sosial di kawasan pesisir, bahkan air laut bisa masuk ke permukiman warga yang dekat pantai, termasuk membahayakan bagi anak-anak yang bermain di pantai," imbuh Diyan.
Peringatan dini ini tidak hanya terbatas di kawasan Balikpapan dan sekitarnya. Wilayah lain di Kalimantan Timur juga diminta waspada, terutama yang berada di sekitar muara sungai yang terhubung langsung ke laut lepas.
Salah satunya adalah muara Sungai Mahakam di Pulau Nubi dan sekitarnya. Di kawasan ini, pasang laut tertinggi diperkirakan akan mencapai 2,7 meter pada pukul 07.00 WITA. Sementara itu, surut terendah diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00 hingga 14.00 WITA dengan ketinggian sekitar 0,4 meter.
Tidak ketinggalan, wilayah muara Sungai Berau di Kabupaten Berau juga akan mengalami kondisi serupa. Ketinggian pasang maksimum di daerah ini diperkirakan mencapai 2,7 meter pada pukul 09.00 WITA, sementara surut terendahnya mencapai 0,3 meter sekitar pukul 16.00 WITA. Kondisi ini berpotensi memperparah dampak jika masyarakat tidak mengambil langkah mitigasi sejak dini.
Peringatan seperti ini sejatinya menjadi bentuk upaya antisipatif BMKG dalam mendorong kesadaran warga terhadap fenomena alam yang bisa berakibat pada kerugian ekonomi dan keselamatan. Selain itu, informasi ini juga penting bagi instansi pemerintah daerah, operator pelabuhan, dan pengelola tambak agar dapat mengambil tindakan preventif.
BMKG juga mengimbau agar anak-anak tidak dibiarkan bermain di pantai saat air laut sedang pasang, mengingat gelombang yang lebih tinggi dan arus yang kuat dapat membahayakan keselamatan mereka. Langkah-langkah pencegahan seperti penguatan tanggul tambak, evakuasi sementara barang berharga dari pesisir, dan pemantauan berkala terhadap perubahan muka air laut juga dianjurkan.
Dengan adanya peringatan ini, diharapkan masyarakat pesisir Kaltim bisa bersiap lebih awal menghadapi potensi dampak pasang laut. Kepekaan terhadap informasi cuaca dan fenomena alam menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana dan kerugian yang lebih besar.