JAKARTA - Ekspansi agresif yang dilakukan produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD, semakin menunjukkan hasil yang signifikan. Tak hanya memimpin di pasar domestik, kini dominasi BYD juga mulai terasa kuat di berbagai negara lain. Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara yang secara mencolok mengalami dominasi penjualan mobil listrik dari raksasa otomotif ini, menandai keberhasilan strategi global BYD dalam menembus pasar internasional.
General Manager Brand and Public Relations BYD, Li Yunfei, mengungkapkan bahwa selain Indonesia, enam negara lain juga menunjukkan penetrasi yang kuat oleh BYD. Negara-negara tersebut antara lain adalah Hong Kong, Singapura, Thailand, Spanyol, Italia, dan Brasil. Keberhasilan BYD di pasar luar negeri ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan mereka terhadap elektrifikasi transportasi tidak hanya diterima di Tiongkok, tetapi juga mendapatkan respons positif secara global.
Langkah BYD untuk menjadikan setengah dari total penjualannya berasal dari pasar internasional pada 2030 mulai menunjukkan capaian awal yang menggembirakan. Penetrasi perusahaan ini menjangkau berbagai kawasan penting seperti Eropa, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Timur Tengah. Fokus utama ekspor mereka tak hanya berhenti pada produk, tetapi juga melibatkan pembangunan basis produksi luar negeri untuk memperkuat rantai pasokan dan efisiensi distribusi.
Bukti keberhasilan strategi ekspansi ini dapat dilihat dari dominasi BYD di Hong Kong dan Singapura. Data yang dirilis menunjukkan bahwa BYD berhasil menjual 4.909 unit di Hong Kong dan 4.667 unit di Singapura. Ini mencerminkan dominasi yang kuat dalam pasar kendaraan energi baru, khususnya segmen PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dan BEV (Battery Electric Vehicle), dua jenis kendaraan yang terus mengalami pertumbuhan di kedua negara tersebut.
Di kawasan Asia Tenggara, Thailand menjadi contoh menonjol atas keberhasilan BYD. Dalam enam bulan pertama 2025, penjualan kendaraan BYD di Thailand mencapai 24.072 unit. Angka ini menunjukkan lonjakan sebesar 64,1 persen secara tahunan, serta hampir empat kali lebih tinggi dibandingkan merek pesaing terdekat, MG. Keunggulan ini turut didukung oleh keberadaan pabrik perakitan lokal yang mulai beroperasi di Thailand. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit per tahun dan menjadi pusat produksi untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke negara-negara ASEAN lainnya.
Di Indonesia, performa BYD juga tak kalah mengesankan. Sepanjang paruh pertama tahun ini, sebanyak 14.092 unit kendaraan BYD terjual, menempatkan merek ini jauh di atas kompetitor seperti Chery. Menariknya, Denza—anak perusahaan dari BYD—ikut menyumbang angka signifikan dengan penjualan 5.733 unit. Dengan demikian, total kendaraan BYD Group yang beredar di pasar Indonesia dalam periode tersebut mencapai 19.825 unit. Hal ini menegaskan tingginya potensi pasar kendaraan listrik di Indonesia dan bagaimana BYD mampu membaca serta merespons kebutuhan konsumen lokal.
Di Eropa, BYD juga berhasil memperluas pengaruhnya. Spanyol tercatat sebagai salah satu pasar penting, dengan pengiriman mencapai 10.196 unit. Dalam periode yang sama, Tesla hanya mencatatkan penjualan 7.166 unit, menjadikan BYD sebagai pemimpin pasar kendaraan listrik di sana. Keberhasilan ini turut memperkuat rencana BYD untuk mendirikan pabrik ketiga di benua tersebut. Setelah Hongaria dan Turki, Spanyol dikabarkan menjadi kandidat kuat karena kebijakan pemerintah yang mendukung mobil listrik serta sambutan hangat dari konsumen.
Tak hanya Spanyol, Italia juga menjadi negara dengan performa solid bagi BYD. Dalam enam bulan pertama 2025, sebanyak 9.517 unit kendaraan BYD berhasil terjual di Italia, mengungguli merek-merek ternama seperti BMW dan Tesla. Hal ini menunjukkan perubahan preferensi pasar Eropa yang mulai melirik opsi dari Tiongkok sebagai alternatif kompetitif dalam segmen kendaraan listrik.
Namun, Brasil menjadi pasar luar negeri tersukses bagi BYD. Dengan total penjualan mencapai 47.107 unit, negara ini menyumbang volume terbesar dari keseluruhan penjualan internasional perusahaan. Dominasi tersebut menempatkan Brasil sebagai titik tumpu penting dalam strategi ekspor BYD ke Amerika Selatan.
Tak hanya di pasar besar, BYD juga menembus kawasan yang lebih tertutup seperti Asia Tengah. Di Uzbekistan, BYD menjadi merek kendaraan energi baru paling laris. Data dari UzAuto menunjukkan bahwa perusahaan ini mengirimkan 9.708 unit selama paruh pertama tahun ini. Model BYD Song Plus DM-i (yang dikenal juga dengan nama Seal-U) menjadi unit terpopuler. Menariknya, kendaraan-kendaraan ini dirakit secara lokal melalui pabrik kerja sama antara BYD dan UzAuto. Pabrik ini saat ini memiliki kapasitas produksi 50.000 unit per tahun, dengan target jangka panjang sebesar 500.000 unit. Target ini menunjukkan komitmen kuat BYD dalam menjadikan Uzbekistan sebagai pusat produksi regional untuk pasar Asia Tengah.
Secara keseluruhan, penjualan global BYD pada semester pertama 2025 mencapai 2.145.954 unit, menjadikannya produsen kendaraan listrik terbesar di dunia. Meskipun menghadapi tekanan kompetitif di pasar domestik, BYD menunjukkan ketangguhan dan fleksibilitas dengan memperluas jangkauan internasionalnya secara progresif.
Untuk mendukung laju ekspor yang terus meningkat, BYD juga tengah menyiapkan armada logistik khusus berupa delapan kapal pengangkut kendaraan. Masing-masing kapal tersebut akan mampu membawa antara 7.000 hingga 9.200 unit mobil. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat dan mengefisienkan distribusi kendaraan ke berbagai pasar ekspor.