Kemenkes Ingin Terapkan Rapor Kesehatan di Sekolah

Selasa, 05 Agustus 2025 | 08:31:00 WIB
Kemenkes Ingin Terapkan Rapor Kesehatan di Sekolah

JAKARTA - Upaya mewujudkan generasi muda Indonesia yang sehat dan produktif semakin diperkuat melalui kebijakan baru yang tengah dipertimbangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Salah satu gagasan yang kini mencuat adalah penerapan rapor kesehatan siswa, terinspirasi dari sistem yang telah dijalankan di negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes, Asnawi Abdullah, saat meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SMAN 6 Tangerang Selatan. Ia mengungkapkan harapan besar agar Indonesia dapat mengadopsi sistem pelaporan kondisi fisik siswa yang menyatu dengan catatan akademik mereka.

“Mudah-mudahan ke depan kita bisa punya rapor seperti itu. Selesai sekolah ada rapor akademik, tetapi juga kita memiliki rapor kesehatan,” ujar Asnawi.

Gagasan ini bukan hanya soal meniru negara maju, melainkan langkah konkret yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan anak sejak dini. Menurut Asnawi, keberadaan rapor kesehatan dapat membantu siswa, orang tua, dan sekolah memahami secara menyeluruh kondisi fisik peserta didik selama menjalani pendidikan.

Dengan pemahaman tersebut, diharapkan tumbuh kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sejak usia sekolah, yang nantinya membentuk sumber daya manusia yang lebih unggul dan produktif.

“Dengan program seperti ini, akan melahirkan anak-anak Indonesia yang sehat dan membangun bangsa kita lebih baik di masa mendatang,” lanjut Asnawi.

Sejalan dengan Program Cek Kesehatan Gratis

Ide tentang rapor kesehatan ini dinilai selaras dengan pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah. Program tersebut menjadi instrumen awal dalam pemetaan kondisi fisik siswa secara nasional, yang cakupannya direncanakan berlangsung hingga Desember 2025.

Pelaksanaan CKG di sekolah-sekolah bukan hanya menjadi sarana untuk mendeteksi dini potensi masalah kesehatan, tapi juga akan menjadi bagian penting dari transformasi sistem pelayanan kesehatan berbasis data di Indonesia.

Fondasi Rekam Medis Nasional

Dalam kesempatan yang sama, Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), menekankan bahwa CKG tidak hanya sebatas pemeriksaan rutin. Lebih dari itu, inisiatif ini diharapkan menjadi fondasi terbentuknya sistem rekam medis digital nasional yang terintegrasi dari generasi ke generasi.

“Sehingga, kita punya data yang lebih komprehensif, lebih mudah penanganannya, lebih mudah untuk dilacak juga. Asal-usul penyakit juga lebih mudah dilacak,” ujarnya.

Data dari pemeriksaan para siswa akan diinput ke sistem nasional yang memungkinkan pelacakan riwayat kesehatan individu dan keluarga secara menyeluruh. Dengan basis data yang kuat, strategi pencegahan penyakit bisa lebih terarah dan efisien. Hal ini juga membantu pelayanan kesehatan untuk bertindak lebih cepat dan tepat berdasarkan riwayat kesehatan pasien yang terdokumentasi secara digital.

Dukungan dari Berbagai Pihak

Gagasan dan pelaksanaan program CKG mendapat sambutan positif, termasuk dari kalangan legislatif. DPR RI, melalui beberapa anggotanya, turut menyatakan dukungan terhadap peluncuran CKG di berbagai sekolah, termasuk 12 sekolah yang telah menjadi pilot project pada awal pelaksanaan.

Langkah ini dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang dalam sektor kesehatan masyarakat, yang manfaatnya akan sangat dirasakan di masa depan.

Mengadopsi Praktik Terbaik Dunia

Swedia dan Norwegia telah menjadi panutan dalam hal integrasi data akademik dan kesehatan siswa. Di negara-negara tersebut, rapor kesehatan siswa mencerminkan perkembangan fisik, mental, hingga gaya hidup sehat selama masa sekolah. Integrasi seperti ini memungkinkan pemerintah dan sekolah mengambil keputusan berbasis data yang lebih akurat dalam merancang kebijakan pendidikan dan kesehatan.

Indonesia, dengan sistem pendidikan dan kesehatan yang terus berkembang, dinilai siap untuk mulai mengadopsi praktik serupa, meski tentu disesuaikan dengan kondisi dan tantangan lokal. Salah satu prasyaratnya adalah kesiapan infrastruktur digital dan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk sekolah, tenaga kesehatan, serta orang tua siswa.

Tantangan dan Peluang

Meski wacana ini mendapat banyak dukungan, penerapannya tentu tidak tanpa tantangan. Di antaranya adalah keterbatasan fasilitas kesehatan di beberapa daerah, kesiapan SDM, serta perlindungan data siswa. Namun, jika rencana ini dijalankan secara bertahap dan terintegrasi dengan sistem digital nasional, manfaatnya akan sangat besar, terutama dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sehat secara fisik dan mental.

Sebagaimana disampaikan Asnawi, visi jangka panjang dari kebijakan ini adalah memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan hak untuk mengetahui dan menjaga kesehatannya sejak dini, sekaligus menjadi bagian dari sistem kesehatan nasional yang kuat dan berkelanjutan.

Terkini

OPPO Pad SE: Pilihan Cerdas untuk Anak dan Orang Tua

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:37:48 WIB

Xiaomi Redmi Turbo 5 Usung Chipset Baru dan Baterai Jumbo

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:40:56 WIB

Samsung Galaxy A17 5G Siap Meluncur di Indonesia

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:43:35 WIB

iPhone di Bawah 10 Juta yang Masih Worth It 2025

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:07:34 WIB

Saham Asia Menguat di Tengah Ketegangan AS-India

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:00:32 WIB