Optimisme Penyaluran KPR di Pasar Properti

Selasa, 12 Agustus 2025 | 08:24:09 WIB
Optimisme Penyaluran KPR di Pasar Properti

JAKARTA - Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 mencapai 5,12 persen, sektor properti residensial belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang signifikan. Data dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengungkapkan bahwa harga properti primer mengalami pertumbuhan yang terbatas, sementara penjualan unit residensial justru mengalami kontraksi. Situasi ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi para bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang harus tetap mempertahankan laju penyaluran pembiayaan dalam kondisi pasar yang kurang kondusif.

Perlambatan Harga dan Kontraksi Penjualan Properti Residensial

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang dikeluarkan Bank Indonesia pada triwulan II-2025 menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,90 persen secara year on year (yoy). Angka ini menurun dibandingkan dengan pertumbuhan IHPR pada triwulan I yang mencapai 1,07 persen (yoy). Salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika ini adalah perlambatan penjualan unit properti residensial tipe kecil di pasar primer, sementara segmen rumah tipe menengah dan besar justru mengalami kontraksi penjualan.

Dampak dari kondisi tersebut tercermin dalam penjualan unit residensial yang secara keseluruhan turun sebesar 3,80 persen (yoy) pada triwulan II-2025, setelah pada triwulan I mencatat pertumbuhan 0,73 persen. Penurunan ini memperlihatkan bahwa permintaan terhadap properti primer tengah mengalami tekanan yang cukup signifikan, menuntut respons yang tepat dari para pelaku industri pembiayaan perumahan.

Komitmen BTN dalam Memperluas Akses Pembiayaan

Sebagai salah satu kontributor utama penyaluran KPR di Indonesia, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menegaskan komitmennya untuk terus mendukung masyarakat memiliki rumah melalui program pembiayaan yang kompetitif. Sekretaris Perusahaan BTN, Ramon Armando, menuturkan bahwa meskipun pasar properti menunjukkan perlambatan, BTN berupaya memperluas akses pembiayaan dengan menawarkan program suku bunga promo yang menarik.

“BTN terus berkomitmen memperluas akses pembiayaan perumahan dengan menghadirkan program suku bunga promo yang kompetitif, sehingga semakin banyak masyarakat dapat memiliki rumah,” jelas Ramon.

BTN juga mencatat pertumbuhan penyaluran KPR sebesar 7,8 persen year on year pada kuartal I-2025, mencapai Rp 286,5 triliun. Pertumbuhan tersebut berasal dari kenaikan KPR Subsidi sebesar 7,6 persen menjadi Rp 179,7 triliun dan KPR Non Subsidi yang tumbuh 8,1 persen menjadi Rp 106,8 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa meski penjualan properti melambat, permintaan pembiayaan rumah tetap ada dan menjadi fokus utama BTN.

Fleksibilitas Suku Bunga untuk Menjaga Daya Beli

Menyinggung potensi penyesuaian suku bunga KPR, Ramon menyampaikan bahwa penyesuaian akan mengikuti dinamika pasar dan biaya dana. Namun, saat ini fokus BTN adalah memberikan skema KPR yang tetap terjangkau dan menarik, termasuk opsi fixed rate yang membantu menjaga daya beli masyarakat.

BTN menawarkan suku bunga promo KPR mulai dari 2,65 persen fixed selama tiga tahun. Setelah periode tersebut, suku bunga mengikuti skema floating yang berlaku. Menurut Ramon, penyesuaian selanjutnya akan mempertimbangkan kondisi pasar dan keberlanjutan bisnis BTN, sehingga tetap seimbang antara keterjangkauan bagi konsumen dan profitabilitas bank.

Upaya BCA dalam Mengoptimalkan Penyaluran KPR

Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai pemegang pangsa pasar KPR terbesar kedua juga menghadapi tantangan pasar properti yang lesu. EVP Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, mengungkapkan komitmen bank untuk terus meningkatkan layanan KPR dengan memperkuat kerja sama dengan developer dan broker terpercaya serta mengoptimalkan jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia.

Meski penyaluran KPR BCA sepanjang semester I-2025 turun 8,04 persen menjadi Rp 18,3 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu, pencairan KPR secara kuartalan menunjukkan tren positif. Pada kuartal II, pencairan meningkat menjadi Rp 10,5 triliun dari Rp 7,8 triliun pada kuartal I.

Welly juga menyebutkan bahwa di Agustus 2025, BCA masih menawarkan berbagai suku bunga KPR yang kompetitif. Contohnya, suku bunga fixed 3 tahun mulai dari 3,68 persen dan fixed 5 tahun mulai dari 4,68 persen. Sementara suku bunga floating masih stabil di kisaran 11 persen.

Dinamika Pasar Properti dan Prospek Pembiayaan

Kondisi pasar properti residensial yang mengalami kontraksi dan pertumbuhan harga yang terbatas menuntut para bank penyalur KPR untuk lebih kreatif dalam menawarkan produk dan skema pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan masyarakat. Keberhasilan menjaga laju penyaluran KPR di tengah kondisi pasar yang tidak stabil merupakan bukti nyata kemampuan adaptasi perbankan dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Dengan adanya berbagai program suku bunga promo dan pilihan produk pembiayaan yang fleksibel, diharapkan permintaan akan KPR dapat tetap terjaga dan berkontribusi pada pertumbuhan sektor properti ke depannya. Masyarakat pun mendapat peluang lebih besar untuk mewujudkan kepemilikan rumah meskipun kondisi pasar sedang lesu.

Terkini