JAKARTA - Keselamatan pasien, khususnya ibu dan bayi, menjadi fokus utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia. Momentum ini disoroti melalui peringatan World Patient Safety Day (WPSD) 2025, di mana Kemenkes menekankan bahwa keselamatan pasien harus menjadi inti dari setiap pelayanan kesehatan.
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, menyatakan bahwa tema global WPSD tahun ini, “Safe care for every newborn and every child”, sangat relevan dengan agenda nasional. “Sejak lahir, patient safety harus sudah diperhatikan demi keselamatan rakyat kita,” tegas Azhar. Pernyataan ini menekankan pentingnya perhatian sejak awal kehidupan bayi, sehingga kualitas pelayanan kesehatan dapat memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Menurut Azhar, hampir 99 persen layanan di rumah sakit memiliki keterkaitan langsung dengan keselamatan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dari upaya menekan angka kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu, peningkatan keselamatan pasien bukan sekadar prosedur administratif, tetapi juga merupakan tanggung jawab strategis untuk menyelamatkan nyawa.
Untuk memperkuat upaya ini, Kemenkes merencanakan inovasi berupa sistem kompetisi antar-rumah sakit. Sistem ini akan menilai mutu pelayanan berdasarkan luaran nyata, bukan hanya indikator administratif semata. Sebagai contoh, rumah sakit rujukan utama akan dievaluasi dari tingkat kelangsungan hidup bayi dengan berat lahir sangat rendah. “Kita akan lihat, apakah RSCM (Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta) lebih baik dari RSHS (Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin Bandung) atau Sardjito (Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta),” ujar Azhar.
Pendekatan ini diharapkan mendorong rumah sakit untuk fokus pada hasil nyata yang berdampak langsung pada pasien. Azhar menekankan, transformasi orientasi layanan kesehatan dari sekadar indikator administratif menuju pengukuran berbasis hasil nyata sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Saat ini, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan sebagian besar negara ASEAN, dan hanya lebih rendah dibanding Laos dan Myanmar.
Peningkatan keselamatan pasien juga menjadi bagian dari strategi nasional untuk membangun sistem pelayanan kesehatan yang lebih adil dan aman. Kemenkes menekankan keterlibatan seluruh pihak, mulai dari fasilitas kesehatan pemerintah hingga rumah sakit swasta, agar tata kelola mutu dan keselamatan pasien dapat terimplementasi secara merata. “Maka, kami melihat bahwa pelaksanaan World Patient Safety Day tahun 2025 ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat tata kelola mutu dan keselamatan bayi dan anak, serta untuk membangun sistem pelayanan keselamatan yang lebih adil, aman, dan berpusat pada pasien sejak dari mereka lahir,” kata Azhar Jaya.
Selain itu, Azhar menyoroti pentingnya peran inovasi dan kolaborasi dalam mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. Evaluasi berbasis hasil nyata memungkinkan rumah sakit untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan dan mengembangkan strategi penanganan yang lebih efektif. Dengan kompetisi yang sehat, rumah sakit dapat saling berbagi praktik terbaik, meningkatkan efisiensi layanan, dan mempercepat penerapan standar keselamatan pasien di seluruh negeri.
Kemenkes juga menekankan bahwa keselamatan pasien bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga melibatkan manajemen rumah sakit, pengambil kebijakan, dan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan hak-hak pasien dan pentingnya kualitas pelayanan dapat memperkuat upaya pemerintah dalam menekan angka kematian. Edukasi dan sosialisasi mengenai patient safety sejak awal kehidupan bayi diharapkan dapat membentuk budaya keselamatan yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, peringatan World Patient Safety Day 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kembali komitmen memperkuat keselamatan pasien ibu dan bayi. Inovasi sistem kompetisi antar-rumah sakit, evaluasi berbasis hasil nyata, dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan menunjukkan bahwa pemerintah serius mendorong transformasi layanan kesehatan yang berfokus pada keselamatan pasien.
Dengan langkah-langkah ini, Kemenkes berharap Indonesia dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan, sekaligus membangun sistem pelayanan kesehatan yang lebih aman, adil, dan berpusat pada pasien. Fokus pada keselamatan sejak lahir bukan hanya meningkatkan kualitas hidup bayi, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.