JAKARTA - Menjaga ketajaman otak ternyata tidak hanya bergantung pada latihan mental atau tidur cukup, tetapi juga pada apa yang kita makan setiap hari.
Banyak orang fokus pada cara meningkatkan konsentrasi, padahal jawabannya bisa sesederhana memperhatikan isi piring. Menurut Uma Naidoo, psikiater nutrisi sekaligus dosen di Harvard Medical School, makanan yang dikonsumsi berpengaruh langsung terhadap kesehatan otak.
Ia menjelaskan bahwa makanan tertentu dapat memengaruhi bakteri usus yang kemudian berdampak pada metabolisme dan peradangan otak. “Bakteri usus dapat memicu proses metabolisme dan peradangan otak yang berpengaruh terhadap daya ingat,” ujarnya.
Karena itu, menjaga keseimbangan pola makan menjadi langkah penting dalam mencegah penurunan fungsi kognitif dan risiko demensia di masa depan.
Pengaruh Makanan terhadap Fungsi Otak
Pilihan makanan ternyata dapat menentukan seberapa tajam ingatan dan fokus seseorang. Pola makan tinggi lemak jenuh, gula, dan bahan olahan diketahui dapat memicu peradangan yang berdampak pada fungsi otak.
Sebaliknya, makanan alami seperti buah, sayuran, dan biji utuh dapat membantu menjaga aliran darah dan melindungi sel saraf. Studi menunjukkan bahwa beberapa jenis makanan dapat mempercepat penyusutan otak jika dikonsumsi berlebihan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali jenis makanan yang sebaiknya dibatasi agar fungsi otak tetap optimal. Berikut tujuh makanan yang disarankan untuk dihindari menurut para ahli.
Tujuh Makanan yang Perlu Dihindari
1. Gorengan
Meskipun rasanya gurih dan menggugah selera, gorengan mengandung lemak jenuh dan trans yang tinggi. Penelitian terhadap lebih dari 18 ribu orang menunjukkan bahwa pola makan tinggi gorengan berkaitan dengan rendahnya skor memori.
Cara memasak seperti menumis, mengukus, memanggang, atau membuat sup bisa menjadi alternatif yang lebih sehat.
2. Margarin
Margarin dan camilan kemasan kerap mengandung lemak trans dalam jumlah besar yang dapat merusak sel otak serta mempercepat penurunan daya ingat.
Penelitian dalam jurnal Neurology menemukan bahwa orang dengan kadar lemak trans tinggi memiliki risiko lebih besar terkena demensia. Minyak zaitun atau minyak kelapa dapat menjadi pengganti yang lebih aman bagi tubuh.
3. Donat
Donat merupakan kombinasi berbahaya dari makanan yang digoreng dan tinggi gula. Kandungan tersebut dapat menimbulkan peradangan ganda di otak dan menurunkan fungsi memori. Selain itu, lemak trans dan gula tinggi yang ada di dalamnya turut meningkatkan risiko penyakit demensia.
4. Mi instan dan makanan olahan
Mi instan, keripik, permen, dan saus kemasan termasuk makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan lemak tidak sehat.
Selain rendah nutrisi, jenis makanan ini dapat mengganggu kinerja otak dan menyebabkan peningkatan berat badan. Sebaiknya perbanyak konsumsi makanan segar seperti buah, sayuran, serta biji-bijian utuh yang lebih bernutrisi.
5. Roti dan nasi putih
Karbohidrat olahan seperti roti putih dan nasi putih menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti penurunan energi mendadak. Konsumsi berlebihan karbohidrat olahan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer. Sebagai gantinya, pilih roti gandum, nasi merah, atau pasta dari biji-bijian utuh yang lebih kaya serat dan baik untuk otak.
6. Permen dengan pemanis buatan
Produk bebas gula sering menggunakan pemanis buatan seperti aspartam. Walau aman dalam jumlah kecil, konsumsi berlebihan dapat berdampak buruk pada fungsi kognitif dan meningkatkan risiko depresi.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pemanis buatan juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena stroke dan demensia jika dikonsumsi terus-menerus.
7. Daging olahan
Sosis, ham, dan bacon merupakan contoh daging olahan yang tinggi natrium serta bahan kimia. Kandungan ini dapat merusak sel otak, memicu peradangan, dan mengganggu aliran darah ke otak.
Menggantinya dengan sumber protein sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau kacang-kacangan bisa membantu menjaga fungsi otak lebih optimal.
Langkah Kecil untuk Masa Depan Otak yang Sehat
Menjaga kesehatan otak tidak hanya berarti belajar atau melatih ingatan, tetapi juga tentang kebiasaan makan yang bijak. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan bahan kimia olahan merupakan cara sederhana namun efektif untuk melindungi memori jangka panjang.
Kebiasaan kecil seperti memilih makanan segar, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, serta mengurangi makanan cepat saji dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan otak di masa depan.
Seiring waktu, pola makan yang sehat akan membantu menjaga pikiran tetap fokus, daya ingat tajam, serta memperlambat proses penuaan otak. Mulailah menerapkan pola makan seimbang sejak sekarang.
Dengan memperhatikan setiap pilihan makanan, kita tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga melindungi pusat kendali terpenting yakni otak agar tetap berfungsi optimal hingga usia lanjut.