Liga Indonesia

PT Liga Indonesia Baru Berencana Izinkan Suporter Tim Tamu Hadir di Pertandingan Liga 1 Musim Depan, Namun Menuai Pro dan Kontra

PT Liga Indonesia Baru Berencana Izinkan Suporter Tim Tamu Hadir di Pertandingan Liga 1 Musim Depan, Namun Menuai Pro dan Kontra
PT Liga Indonesia Baru Berencana Izinkan Suporter Tim Tamu Hadir di Pertandingan Liga 1 Musim Depan, Namun Menuai Pro dan Kontra

JAKARTA - Seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia, PT Liga Indonesia Baru (LIB) berencana untuk kembali mengizinkan suporter tim tamu hadir di stadion pada musim Liga 1 yang akan datang. Keputusan ini menjadi bagian dari rencana PT LIB untuk melakukan transformasi dalam tata kelola sepak bola Indonesia, meski langkah tersebut bertentangan dengan kebijakan yang telah diberlakukan selama dua musim terakhir. Kebijakan tersebut mengatur larangan bagi suporter tim tamu untuk hadir ke stadion, sebagai bentuk antisipasi agar tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 135 korban jiwa tidak terulang kembali.

Keputusan PT LIB untuk membuka pintu bagi suporter tim tamu kembali menjadi perhatian publik, terutama terkait dengan potensi risiko kerusuhan yang dapat terjadi. Regulasi yang sebelumnya dikeluarkan oleh PSSI dan FIFA untuk melarang kehadiran suporter tim tamu selama dua musim bertujuan untuk menjaga keselamatan dan keamanan di stadion. Namun, rencana untuk mengubah kebijakan ini memunculkan berbagai reaksi, baik dari kalangan suporter, klub, maupun pengamat sepak bola.
 

Rencana PT LIB: Suporter Tim Tamu Kembali ke Stadion
 

PT Liga Indonesia Baru berencana untuk mengizinkan suporter tim tamu hadir pada pertandingan-pertandingan Liga 1 musim depan, setelah dua musim sebelumnya memberlakukan larangan tersebut. Kebijakan ini diambil dengan harapan dapat mengembalikan atmosfir pertandingan yang lebih meriah dan memperbaiki pengalaman menonton bagi penggemar sepak bola di tanah air.

Namun, kebijakan ini tidak serta merta diterima dengan tangan terbuka. Terutama karena tragedi Kanjuruhan, yang terjadi pada 1 Oktober 2022, yang menjadi peringatan pahit bagi sepak bola Indonesia. Tragedi tersebut menewaskan 135 orang dan memicu kerusuhan besar yang melibatkan suporter. Banyak pihak menganggap bahwa larangan suporter tim tamu adalah langkah yang tepat untuk mengurangi potensi kekerasan dan kerusuhan di stadion.

Keputusan untuk kembali membuka akses bagi suporter tim tamu memunculkan beragam tanggapan di kalangan penggemar sepak bola. Beberapa netizen dan pihak yang pro dengan kebijakan FIFA dan PSSI menganggap bahwa keputusan tersebut terlalu cepat diambil, mengingat faktor keselamatan masih menjadi perhatian utama dalam sepak bola Indonesia.
 

Pro dan Kontra di Kalangan Suporter dan Pengamat
 

Keputusan PT LIB ini mendapat respons yang beragam dari netizen dan kalangan penggemar sepak bola Indonesia. Beberapa pihak mendukung kebijakan ini dengan alasan bahwa kehadiran suporter tim tamu bisa menambah atmosfer pertandingan yang lebih hidup dan menyemarakkan liga. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan bahwa hal tersebut justru bisa memicu kerusuhan dan kekerasan di stadion.

Seorang netizen menyatakan, "Saya setuju dengan keputusan FIFA untuk masalah ini karena memang SDM (Sumber Daya Manusia) kita masih belum layak." Pendapat ini menunjukkan kekhawatiran bahwa potensi kerusuhan dapat terjadi karena adanya ketidaksiapan dalam mengelola kerumunan suporter. Kejadian seperti tragedi Kanjuruhan, menurutnya, bukan hanya disebabkan oleh suporter tim tamu, tetapi juga oleh pihak keamanan yang kurang sigap dalam mengendalikan situasi di lapangan.

Beberapa netizen juga mengingatkan bahwa insiden yang terjadi di Kanjuruhan bukan disebabkan oleh kedatangan suporter tim tamu. Salah satu komentar menyebutkan, "Kanjuruhan itu bukan antar pihak suporter pak, tapi pihak keamanan dan suporter tuan rumah!" Ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan mengenai penyebab kerusuhan yang lebih kompleks dan bukan semata-mata terkait dengan kehadiran suporter tim tamu.

Selain itu, ada juga usulan dari netizen untuk menggunakan teknologi dalam pengawasan suporter. "Mending bikin aplikasi macam Garuda ID khusus klub, kalau ada rusuh, permanen nggak bisa masuk (stadion) lagi. Kalau ada rusuh sampai taruhan nyawa, dipidanakan," tulis salah satu netizen. Saran ini berfokus pada penggunaan teknologi untuk memantau dan mengidentifikasi suporter, guna mencegah terjadinya insiden kerusuhan yang merugikan.
 

Upaya PT LIB dan PSSI untuk Meningkatkan Keamanan
 

Meskipun PT LIB berencana mengizinkan suporter tim tamu kembali ke stadion, mereka juga memahami betul pentingnya aspek keamanan dalam pertandingan. Untuk itu, mereka sedang mengembangkan aplikasi "Sobat Liga" yang dilengkapi dengan fitur rekam wajah, yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap suporter yang hadir di stadion dapat terdata dengan baik. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu mengelola kerumunan suporter secara lebih efektif dan memberikan rasa aman baik bagi suporter tim tuan rumah maupun tim tamu.

PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia turut memberikan perhatian serius terhadap rencana ini. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa keputusan terkait kehadiran suporter tim tamu harus melibatkan pertimbangan matang mengenai faktor keamanan. Menurutnya, jika ada peristiwa kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa, maka liga dan klub yang terlibat akan bertanggung jawab sepenuhnya.

"Artinya, kalau ada peristiwa kerusuhan-kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa, Liga dan klub bertanggung jawab sepenuhnya. Kami sebagai PSSI dan FIFA menjaga dan menilai bahwa konteks home and away supporter ini masih rawan," ujar Erick Thohir dalam sebuah kesempatan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa PSSI dan FIFA masih merasa bahwa kehadiran suporter tim tamu berpotensi menambah risiko kerusuhan yang bisa merugikan semua pihak.
 

Keputusan yang Menunggu Evaluasi Lebih Lanjut
 

Rencana PT LIB untuk mengizinkan suporter tim tamu hadir di stadion pada musim depan masih akan melalui berbagai evaluasi dan pertimbangan matang. Keamanan, kenyamanan, serta potensi dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan ini harus dipertimbangkan dengan cermat. Meski banyak suara yang menentang, ada pula harapan bahwa perubahan ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia, terutama dalam menciptakan atmosfer pertandingan yang lebih semarak dan dinamis.

Namun, banyak yang berpendapat bahwa faktor keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama. Penerapan teknologi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap suporter dapat menjadi langkah yang baik untuk mengurangi potensi kerusuhan, tetapi kesiapan infrastruktur dan sistem keamanan yang lebih baik juga harus dipastikan sebelum keputusan ini diimplementasikan secara penuh.

Seiring berjalannya waktu, kita akan melihat apakah kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik ataukah masih ada tantangan besar yang harus dihadapi oleh seluruh pihak yang terlibat dalam sepak bola Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index