JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2025, PT United Tractors Tbk (UT) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan kegiatan edukatif bertajuk “Simulasi Siaga Bencana Serentak”. Kegiatan yang digelar serempak di seluruh Indonesia ini sukses menggandeng 6.620 sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dan mencetak sejarah baru di bidang edukasi kebencanaan nasional.
Kegiatan simulasi tersebut bukan hanya berhasil menciptakan kesadaran kolektif mengenai pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, tetapi juga menorehkan prestasi membanggakan dengan mencetak dua rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Kedua rekor tersebut adalah “Simulasi Siaga Bencana Serentak oleh Jumlah Sekolah Terbanyak” dan “Simulasi Siaga Bencana Serentak oleh Jumlah Peserta Terbanyak”.
Edukasi Kebencanaan Lewat Aksi Nyata
Simulasi siaga bencana ini diadakan secara nasional, melibatkan ratusan ribu peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan dari seluruh Indonesia. Dengan mengusung pendekatan edukasi partisipatif, kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat, terutama kalangan pelajar, dalam menghadapi potensi bencana alam yang kerap melanda wilayah Indonesia.
“Simulasi ini adalah bentuk kontribusi nyata kami dalam membangun budaya sadar bencana di lingkungan pendidikan,” ujar Sara K. Loebis, Corporate Governance and Sustainability Division Head PT United Tractors.
Sara menambahkan bahwa pelibatan sekolah dalam simulasi merupakan langkah strategis untuk menyasar generasi muda sebagai agen perubahan dalam penguatan literasi kebencanaan. Menurutnya, semakin dini edukasi diberikan, semakin besar potensi keberhasilan mitigasi risiko bencana di masa mendatang.
Kolaborasi Strategis United Tractors dan BNPB
Kegiatan ini merupakan hasil dari sinergi strategis antara dunia usaha dan lembaga pemerintah. PT United Tractors Tbk sebagai salah satu anak usaha Astra International dikenal aktif dalam bidang keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk dalam hal penanggulangan bencana dan peningkatan ketangguhan masyarakat.
Di sisi lain, BNPB sebagai lembaga negara yang bertugas mengoordinasikan penanggulangan bencana secara nasional, memandang kolaborasi ini sebagai langkah progresif dalam memperluas cakupan edukasi kebencanaan secara massif.
“Simulasi ini merupakan salah satu wujud nyata dari kampanye kesiapsiagaan bencana yang selama ini kami dorong. Kesiapsiagaan tidak cukup hanya dari pemerintah, tetapi harus menjadi gerakan bersama,” kata Perwakilan BNPB, saat memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan.
Lebih lanjut, BNPB mengapresiasi komitmen sektor swasta seperti United Tractors yang tak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, namun juga pada pembangunan kapasitas masyarakat dalam menghadapi risiko bencana.
Dua Rekor MURI yang Membanggakan
Kesuksesan pelaksanaan simulasi siaga bencana ini mendapat pengakuan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Dalam dokumentasi resmi, MURI mencatat dua rekor sekaligus yang diraih dalam kegiatan ini, yakni:
Simulasi Siaga Bencana Serentak dengan Jumlah Sekolah Terbanyak, melibatkan 6.620 sekolah dari berbagai daerah di Indonesia.
Simulasi Siaga Bencana Serentak dengan Jumlah Peserta Terbanyak, yang tercatat melibatkan ratusan ribu pelajar, guru, dan staf pendidikan.
Penyerahan piagam rekor dilakukan secara simbolis dan menjadi bukti bahwa upaya mitigasi bencana melalui edukasi bisa dilakukan secara masif dan kolaboratif. MURI menyampaikan bahwa pencapaian ini patut diapresiasi karena tidak hanya memecahkan rekor nasional, tetapi juga menciptakan dampak sosial positif yang luas.
Metode Simulasi Disesuaikan dengan Potensi Bencana Daerah
Dalam pelaksanaannya, simulasi siaga bencana dilakukan secara serentak namun tetap memperhatikan karakteristik geografis dan jenis potensi bencana di masing-masing daerah. Sekolah-sekolah yang berada di wilayah rawan gempa, misalnya, menyimulasikan evakuasi gempa bumi. Sementara di wilayah pesisir, simulasi difokuskan pada kesiapsiagaan menghadapi tsunami.
Kegiatan ini disusun dengan pendekatan aplikatif, mulai dari pemutaran video edukatif, pelatihan jalur evakuasi, hingga simulasi langsung saat sirene bencana dibunyikan. Para siswa diajak mengikuti tahapan-tahapan evakuasi sesuai dengan standar prosedur keselamatan yang telah ditetapkan oleh BNPB dan Dinas Pendidikan setempat.
“Kami menyusun panduan simulasi yang aplikatif dan mudah diterapkan oleh sekolah, agar semua peserta bisa memahami langkah-langkah penyelamatan diri dengan benar,” kata Sara K. Loebis, mewakili tim penyelenggara dari United Tractors.
Menggugah Kesadaran Kolektif Nasional
Kegiatan simulasi ini juga bertujuan untuk mengubah paradigma masyarakat dari “respon terhadap bencana” menjadi “kesiapsiagaan sebelum bencana”. Upaya ini sejalan dengan visi besar BNPB dan arahan pemerintah untuk menjadikan pendidikan kebencanaan sebagai bagian penting dari kurikulum dan budaya sekolah.
“Kesiapsiagaan adalah kunci untuk meminimalisir korban saat bencana terjadi. Kami berharap kegiatan ini bisa ditiru dan dilanjutkan oleh seluruh elemen masyarakat,” ucap Perwakilan BNPB.
Pelaksanaan simulasi ini juga mencerminkan bahwa upaya mitigasi bencana bukan lagi tanggung jawab satu pihak, melainkan hasil kerja bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil.
Rencana Ke Depan: Perluasan dan Digitalisasi Simulasi
Setelah keberhasilan ini, United Tractors berencana memperluas jangkauan program hingga ke komunitas-komunitas masyarakat dan lembaga pendidikan informal. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan platform digital edukasi kebencanaan berbasis aplikasi dan video interaktif yang bisa diakses oleh sekolah-sekolah di pelosok negeri.
Dalam jangka panjang, inisiatif ini diharapkan bisa menjadi bagian dari gerakan nasional membangun budaya sadar bencana sejak dini, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Kegiatan Simulasi Siaga Bencana Serentak yang diselenggarakan oleh PT United Tractors Tbk bersama BNPB dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2025 telah menjadi bukti nyata bahwa edukasi kebencanaan bisa dilakukan secara inklusif, massif, dan berdampak luas. Dengan menggandeng 6.620 sekolah dan mencetak dua rekor MURI, kegiatan ini menandai tonggak penting dalam sejarah penanggulangan bencana di Indonesia, serta menjadi teladan kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam membangun masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana.