JAKARTA – Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali membawa nama Indonesia ke panggung internasional dengan tampil dalam forum Side Event dari 2025 United Nations ECOSOC Forum on Financing for Development (FFD) yang diselenggarakan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat. Dalam forum tersebut, BSI mempresentasikan peran strategis keuangan syariah sebagai solusi inovatif dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan target Net Zero Emission 2060.
Indonesia Perkenalkan Keuangan Syariah dalam Forum Global
Kehadiran BSI dalam acara prestisius ini menjadi simbol bagi Indonesia yang siap menjadi pemain utama dalam peta keuangan global, khususnya dalam mendukung pembiayaan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip syariah. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyampaikan bahwa keuangan syariah memiliki potensi besar dalam menciptakan inklusivitas dan keadilan sosial yang lebih tinggi.
“Prinsip syariah tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi riil, tetapi juga menjunjung tinggi transparansi, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Ade Cahyo Nugroho. Pernyataan ini mencerminkan keyakinan BSI bahwa sektor keuangan syariah mampu memberikan kontribusi besar bagi pencapaian SDGs dengan memfokuskan pada pengurangan kesenjangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan sosial.
Keuangan Syariah dan SDGs: Solusi untuk Masyarakat yang Belum Terlayani
BSI menggarisbawahi pentingnya peran keuangan syariah dalam menjangkau segmen masyarakat yang selama ini belum terlayani dengan baik oleh sistem keuangan konvensional, yakni kelompok underbanked dan unbanked. Hal ini menjadikan keuangan syariah sangat relevan dengan tujuan SDGs, terutama dalam hal pengurangan kemiskinan dan pemerataan ekonomi.
Lebih lanjut, Ade Cahyo Nugroho menambahkan, “Keuangan syariah bukan hanya sekadar alat pembiayaan, tetapi juga alat untuk membangun kesejahteraan sosial secara berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, kami dapat berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan yang lebih inklusif.”
Langkah Konkrit BSI untuk Mendukung Net Zero Emission
Tidak hanya berbicara teori, BSI juga telah melangkah nyata dalam mendukung target Net Zero Emission Indonesia pada 2060. Sebagai bagian dari upaya tersebut, BSI meluncurkan inisiatif Green Business Culture dan memanfaatkan platform Digital Carbon Tracking untuk mengukur dan memitigasi jejak karbon perusahaan. BSI juga mendorong pembiayaan yang ramah lingkungan, terutama di sektor UMKM, energi bersih, serta produk hijau.
Melalui berbagai langkah tersebut, BSI menunjukkan komitmennya untuk berperan aktif dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mendorong terciptanya dunia yang lebih hijau. “BSI percaya bahwa melalui pembiayaan yang berkelanjutan, kita tidak hanya mendukung ekonomi hijau, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujar Ade Cahyo Nugroho.
Pilar ESG BSI: Implementasi yang Melampaui Perbankan
Dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance), BSI mengusung tiga pilar utama yang menjadi landasan bagi operasional dan kebijakan bank. Ketiga pilar tersebut adalah:
-Sustainable Banking – Fokus pada tata kelola yang baik, produk keuangan inovatif, dan pembiayaan berkelanjutan yang mendukung tujuan sosial dan lingkungan.
-Sustainable Operation – Transformasi digital, pengurangan emisi karbon, dan keamanan data yang memastikan operasional yang ramah lingkungan.
-Sustainable Beyond Banking – Optimalisasi zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) sebagai bagian dari kontribusi sosial untuk kesejahteraan masyarakat.
BSI juga memperkuat komitmennya dalam upaya mendukung ekosistem keuangan global dengan bergabung dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI) dan menandatangani Principles for Responsible Banking. Ini menegaskan posisi BSI sebagai bank syariah yang tidak hanya berfokus pada pasar lokal, tetapi juga siap berkompetisi di tingkat global.
Sukuk Keberlanjutan: Inovasi Investasi Ramah Lingkungan
Tidak hanya aktif di bidang pembiayaan, BSI juga meluncurkan produk investasi ramah lingkungan melalui Sustainability Sukuk. Produk ini menjadi terobosan besar, dengan menargetkan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan dan Sosial, yang memberikan dampak positif baik secara ekonomi maupun terhadap lingkungan.
BSI mencatatkan sejarah sebagai penerbit pertama Sukuk Keberlanjutan di Indonesia dengan nilai nominal mencapai Rp3 triliun. Produk ini telah terbukti memberikan dampak sosial dan lingkungan yang terukur, serta memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan keberlanjutan planet.
Membawa Indonesia Tampil di Panggung Dunia
Keikutsertaan BSI dalam forum PBB ini bukan hanya membawa nama baik Indonesia di kancah internasional, tetapi juga menjadi bukti bahwa perbankan syariah Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan target emisi nol bersih. BSI tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada pencapaian tujuan sosial dan lingkungan yang lebih luas.
“Dengan berbagai inisiatif yang telah kami jalankan, BSI berkomitmen untuk memperkuat peran Indonesia dalam agenda global yang lebih hijau, adil, dan inklusif,” ujar Ade Cahyo Nugroho. Pencapaian ini mengukuhkan BSI sebagai lembaga keuangan yang visioner dan mampu memainkan peran strategis dalam dunia keuangan global.
Melalui kehadirannya di forum PBB ini, BSI menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk terus berkembang sebagai negara dengan sektor perbankan syariah yang kuat dan berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Sebagai bank yang mengusung prinsip syariah, BSI bertekad untuk menjadi pemimpin dalam menciptakan dunia yang lebih berkeadilan dan ramah lingkungan