JAKARTA — Pasar modal Indonesia mencatatkan pencapaian luar biasa dengan jumlah investor yang melampaui angka 16 juta Single Investor Identification (SID). Pada Selasa, jumlah investor tercatat sebesar 16.021.179 SID, dan hanya dalam waktu satu minggu, angka tersebut meningkat menjadi 16.216.944 SID pada 29 April 2025. Ini berarti ada tambahan 1.345.305 SID sepanjang tahun 2025, yang menunjukkan pertumbuhan pesat pasar modal Indonesia.
Pencapaian ini semakin menarik karena lebih dari 79% dari total investor yang terdaftar berusia di bawah 40 tahun. Angka tersebut mencerminkan semakin besarnya minat kalangan muda untuk berinvestasi dan memahami dinamika pasar modal.
Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan
Keberhasilan ini tercapai berkat kolaborasi erat antara berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem pasar modal Indonesia. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta perusahaan-perusahaan terkait, telah bekerja sama untuk meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari sinergi yang terjalin antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk BEI, perguruan tinggi, sekolah, instansi, akademisi, Duta Pasar Modal, dan lain-lain. Kolaborasi ini membuktikan bahwa pasar modal Indonesia semakin inklusif dan terbuka bagi masyarakat luas,” ujar Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI.
Inovasi Edukasi dan Akses Digital
Salah satu kunci keberhasilan pencapaian jumlah investor yang terus meningkat adalah inovasi dalam edukasi dan digitalisasi akses informasi pasar modal. BEI mengakui pentingnya kesiapan digital dalam menyampaikan edukasi yang relevan dan mudah diakses oleh masyarakat di seluruh Indonesia, kapan pun dan di mana pun.
Untuk itu, BEI melalui berbagai saluran media, seperti Kantor Perwakilan (KP) BEI, Galeri Investasi (GI) BEI, serta Duta Pasar Modal, telah aktif menyediakan informasi terkini seputar pasar modal. Program-program edukasi ini dipadukan dengan pemanfaatan teknologi digital untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Salah satu langkah konkret adalah melalui aplikasi IDX Mobile, yang telah digunakan oleh lebih dari 285 ribu pengguna.
“Digitalisasi ini bukan hanya solusi saat krisis, tapi juga menjadi strategi jangka panjang yang efektif dalam menjangkau masyarakat secara lebih luas dan inklusif. Kami terus mengembangkan kanal-kanal digital yang bisa mempermudah masyarakat mengakses informasi dan edukasi tentang pasar modal,” tambah Jeffrey.
Pentingnya Kolaborasi dengan Influencer dan Media Sosial
Untuk memperluas literasi pasar modal, BEI juga menggandeng influencer dan pemanfaatan media sosial. Melalui kolaborasi ini, BEI berharap pesan tentang pentingnya investasi dan keuntungan pasar modal dapat menjangkau kalangan muda yang semakin terbiasa dengan penggunaan platform digital.
“Kolaborasi dengan influencer dan pemanfaatan media sosial kami anggap sangat penting, karena ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengenal pasar modal dan berinvestasi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami,” ujar Jeffrey Hendrik.
Ekspansi Galeri Investasi dan Duta Pasar Modal
Salah satu pencapaian yang patut dicatat adalah hampir tercapainya jumlah 1.000 Galeri Investasi BEI yang tersebar di perguruan tinggi, sekolah, dan instansi di seluruh Indonesia. Selain itu, jumlah Duta Pasar Modal yang kini mencapai 6.000 orang juga berperan penting sebagai jembatan antara dunia akademis dan pasar modal. Kehadiran Duta Pasar Modal di berbagai daerah memungkinkan edukasi tentang pasar modal sampai ke pelosok-pelosok Indonesia.
“Galeri Investasi BEI dan Duta Pasar Modal telah hadir di hampir semua wilayah Indonesia. Dengan demikian, edukasi pasar modal kini bisa dijangkau oleh masyarakat di berbagai daerah, baik di kota besar maupun daerah terpencil,” tambah Jeffrey Hendrik.
Arah Baru untuk Masa Depan Pasar Modal Indonesia
Dalam rangka memajukan sektor pasar modal, BEI terus berkomitmen untuk memperluas akses edukasi dan inklusi pasar modal ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam pasar modal secara aman dan berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 yang diselenggarakan sejak Maret 2025 menjadi salah satu contoh nyata dari kolaborasi yang melibatkan pelaku industri, perguruan tinggi, komunitas, dan media massa. Dengan menggunakan pendekatan digital yang adaptif dan kolaboratif, BEI berhasil mengkomunikasikan pentingnya investasi dalam kemajuan bangsa kepada masyarakat luas.
“Kami akan terus mengembangkan jangkauan edukasi, mengoptimalkan program-program inovatif, dan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kami yakin dengan langkah ini, lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang akan menjadi investor di pasar modal,” tutup Jeffrey Hendrik.