JAKARTA - Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) akan menggelar Forum Industri Hijau Nasional (FIH) 2025 di Bandung. Forum ini menjadi bagian dari rangkaian acara menuju The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang dijadwalkan pada 20-22 Agustus mendatang di Jakarta International Convention Center (JICC). Forum ini diharapkan dapat memperkuat komitmen Indonesia dalam mendorong perkembangan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyampaikan bahwa Forum Industri Hijau ini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mempercepat transformasi sektor industri Indonesia menuju industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Forum ini menjadi momentum awal dalam membangun konsolidasi, menyampaikan inovasi, dan memperkuat komitmen menuju AIGIS 2025,” kata Faisol saat konferensi pers yang berlangsung pada Jumat.
Meningkatkan Peran Industri dalam Menghadapi Krisis Iklim
Faisol menjelaskan, di tengah krisis iklim global yang terus berkembang, Indonesia harus mempercepat langkah-langkahnya dalam mengimplementasikan transformasi industri hijau, terutama dengan memperhatikan efisiensi sumber daya dan tren pasar global berbasis keberlanjutan. Pemerintah, lanjut Faisol, memiliki target ambisius dalam pencapaian Net Zero Emission (NZE) di sektor industri pada tahun 2050. "Dengan roadmap Net Zero Emission (NZE) sektor industri, kita menargetkan penurunan emisi sebesar 31% hingga 43% pada 2030 dan mencapai NZE sektor industri di tahun 2050," jelasnya.
Pemerintah juga sedang melakukan revisi terhadap Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) untuk memperkuat kebijakan terkait pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Selain itu, Kemenperin tengah menyusun regulasi yang akan mengatur pengendalian emisi polutan udara, mekanisme perdagangan karbon, serta penetapan harga karbon yang wajib diterapkan di sektor industri.
Mendorong Implementasi Teknologi Hijau di Indonesia
Forum Industri Hijau Nasional 2025 kali ini mengusung tema "Mendorong Implementasi Industri Hijau di Indonesia" dengan fokus pada percepatan adopsi teknologi rendah karbon, efisiensi energi, serta penerapan prinsip ekonomi sirkular. Faisol menekankan pentingnya peran industri kecil dan menengah (IKM) dalam ekosistem industri hijau nasional. "Salah satu tujuan besar dari forum ini adalah memperkuat peran IKM dalam ekosistem industri hijau, karena mereka juga memiliki potensi besar untuk bertransformasi dan berkontribusi pada pengurangan emisi," ujar Faisol.
Forum ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri besar dan IKM, pengelola kawasan industri, akademisi, serta lembaga internasional seperti WRI Indonesia dan IESR. Para peserta forum akan membahas berbagai pendekatan strategis dalam pengurangan emisi industri, serta penguatan ekosistem industri hijau.
Praktik Terbaik dari Pelaku Industri Hijau
Sebagai bagian dari agenda FIH, para pelaku industri yang sudah terlebih dahulu mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan akan berbagi pengalaman dan praktik terbaik mereka. Beberapa perusahaan yang akan hadir sebagai pembicara utama diantaranya adalah Kawasan Industri Jababeka, PT Gunung Raja Paksi, dan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Para pelaku industri ini telah membuktikan bahwa penerapan prinsip industri hijau tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga mendongkrak daya saing dan efisiensi operasional perusahaan.
Salah satu sesi penting dalam forum ini adalah mengenai strategi dekarbonisasi di sektor IKM. Forum ini akan secara khusus membahas topik "Ekosistem Industri Hijau untuk Mendorong Daya Saing IKM Berkelanjutan," dengan menghadirkan narasumber dari pelaku IKM yang telah berhasil mengimplementasikan prinsip industri hijau. Beberapa di antaranya adalah CV Akasia (IKM tersertifikasi industri hijau), PT Azaki Food Internasional (IKM pangan berorientasi ekspor), serta Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia.
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Transisi Menuju Industri Hijau
Forum ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencapai transisi yang sukses menuju industri hijau. Pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri besar dan kecil, serta lembaga pendukung harus bekerja sama untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan perubahan dinamika pasar global yang semakin berfokus pada keberlanjutan. "Keberhasilan transisi menuju industri hijau sangat bergantung pada kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, serta masyarakat," kata Faisol menegaskan.
FIH 2025 tidak hanya berfokus pada diskusi kebijakan, tetapi juga memberikan ruang bagi pertemuan dan diskusi antara berbagai pihak yang terlibat, termasuk akademisi, lembaga internasional, serta calon mitra industri. Forum ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi inovasi dan solusi bagi industri di Indonesia untuk beradaptasi dengan tuntutan pasar global yang semakin memperhatikan keberlanjutan dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan.
Harapan dan Agenda di Masa Depan
FIH 2025 juga diharapkan dapat menjadi agenda rutin untuk mengukur kemajuan dan memperbarui strategi bersama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan dinamika pasar global. Melalui forum ini, Kemenperin berharap bisa terus mempercepat transformasi industri Indonesia menuju industri hijau yang lebih berkelanjutan.