MINYAK

Potensi Perdagangan Minyak Sawit dan Turunannya di Negara-Negara BRICS

Potensi Perdagangan Minyak Sawit dan Turunannya di Negara-Negara BRICS
Potensi Perdagangan Minyak Sawit dan Turunannya di Negara-Negara BRICS

JAKARTA - Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas pasar ekspor minyak sawit dan produk turunannya melalui kerja sama dengan negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Keanggotaan Indonesia dalam BRICS sejak Januari 2025 membuka akses ke pasar negara berkembang yang dinamis dan berpotensi meningkatkan kontribusi sektor kelapa sawit terhadap perekonomian nasional.

Potensi Nilai Perdagangan yang Signifikan

Menurut Rini Satriani, Chief Specialist Market Intelligence & Leads Management Indonesia Eximbank (LPEI), potensi perdagangan minyak sawit dan turunannya di negara-negara BRICS mencapai USD 9,8 juta. Selain itu, ikan sarden memiliki potensi sebesar USD 23 juta, gula USD 5,4 juta, dan produk rumah tangga seperti sampo mencapai USD 32,9 juta. "Potensi perdagangan (unrealized potential) minyak sawit dan turunannya di negara-negara BRICS dan TPP mencapai USD 9,8 juta," ujar Rini Satriani di Jakarta, Kamis.

Diversifikasi Pasar Ekspor sebagai Langkah Strategis

Rini Satriani menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. "Memang tidak mudah untuk mengalihkan pasar ekspor, namun hal ini dapat dicapai jika eksportir mampu mengidentifikasi buyer yang kredibel serta memiliki akses pasar yang tepat," tambahnya. Selama kualitas produk terus dijaga, maka loyalitas buyer akan tumbuh dan mendorong terjadinya repeat order secara berkelanjutan.

Dampak Perang Dagang AS-Tiongkok terhadap Ekspor Indonesia

Perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok berpotensi memengaruhi ekspor Indonesia. Sekitar 10 persen ekspor Indonesia ke AS akan terekspos langsung oleh kebijakan tarif resiprokal AS. Sementara itu, dampak tidak langsung akan dirasakan melalui pengalihan ekspor dan rantai pasok dari Tiongkok ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Namun, Indonesia tetap optimistis menatap prospek ekspor jangka menengah dan panjang.

Pertumbuhan Positif Ekspor Indonesia

Meskipun menghadapi tantangan global, ekspor Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif. Pada periode Januari hingga Maret 2025, ekspor nasional tumbuh sebesar 6,9 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh komoditas utama seperti Crude Palm Oil (CPO), besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik. Sekitar 60,5 persen dari total ekspor Indonesia pada periode tersebut tersebar ke sejumlah komoditas utama, antara lain lemak dan minyak nabati (12,8 persen), bahan bakar mineral (12,8 persen), besi dan baja (10,3 persen), mesin dan perlengkapan elektrik (6,7 persen), serta kendaraan dan bagiannya (6,4 persen).

Peluang Pasar Baru melalui BRICS dan TPP

Keanggotaan Indonesia dalam BRICS memberikan peluang strategis untuk memperluas akses ke pasar negara-negara berkembang yang dinamis. Langkah ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang selama ini mendominasi arus perdagangan internasional Indonesia. Pemerintah dan pelaku ekspor diharapkan dapat memanfaatkan kerja sama ekonomi seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), BRICS, dan berbagai peluang dari negara-negara mitra dagang strategis lainnya untuk memperluas pasar ekspor.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index