INDUSTRI

Guru Besar UNAIR Gaungkan Revitalisasi Pendidikan dan Industri Melalui Pendidikan Vokasi

Guru Besar UNAIR Gaungkan Revitalisasi Pendidikan dan Industri Melalui Pendidikan Vokasi
Guru Besar UNAIR Gaungkan Revitalisasi Pendidikan dan Industri Melalui Pendidikan Vokasi

JAKARTA – Dalam pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) yang berlangsung pada Rabu, 30 April 2025, Prof. Dr. Bambang Suharto SST MM Par, Guru Besar Bidang Industri Pariwisata dan Perhotelan Fakultas Vokasi UNAIR, menyampaikan pidato penting mengenai peran pendidikan vokasi dalam meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia. Dalam pidatonya yang bertajuk “Revitalisasi Pendidikan dan Industri,” Prof. Bambang menekankan pentingnya sinergi antara sektor pendidikan dan industri untuk menghadapi tantangan global dan memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

Menghadapi Tantangan Global dengan Fokus pada Kemandirian Ekonomi

Prof. Bambang membuka pidatonya dengan menyoroti gejolak kebijakan global yang seringkali merugikan negara berkembang, seperti kebijakan resiprokal dan efisiensi. Di tengah tantangan tersebut, Indonesia dituntut untuk fokus pada kemandirian ekonomi. Menurutnya, salah satu cara untuk meredam kegaduhan kebijakan global adalah dengan memperkuat sektor industri domestik yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia.

“Industri menjadi lokomotif kemandirian bangsa. Kita tidak bisa mengandalkan kebijakan luar negeri yang sering tidak berpihak pada negara berkembang. Fokus utama kita harus pada pembangunan industri yang mampu mandiri dan memenuhi semua kebutuhan rakyat,” jelas Prof. Bambang dalam pidatonya.

Peran Vital Pendidikan Vokasi dalam Peningkatan SDM Industri

Meskipun kemajuan dalam teknologi dan peralatan industri sangat penting, Prof. Bambang menegaskan bahwa tantangan utama Indonesia adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola dan menggerakkan sektor industri. Menurutnya, hingga saat ini, industri di Indonesia masih sering mengandalkan pekerja asing karena kurangnya tenaga lokal yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri.

“Buruknya pelayanan, rendahnya keselamatan kerja, dan degradasi moral serta lingkungan adalah bukti nyata bahwa kita perlu melakukan revitalisasi dalam sistem pendidikan kita. Pendidikan harus mampu menghasilkan SDM yang tidak hanya cakap secara teori, tetapi juga terampil dan adaptif terhadap kebutuhan dunia industri,” ungkap Prof. Bambang.

Pendidikan Vokasi Sebagai Solusi Kritis

Untuk menjawab masalah kekurangan SDM kompeten ini, Prof. Bambang mengusulkan pendidikan vokasi sebagai solusi yang dapat mencetak tenaga kerja yang siap pakai dan terampil. Namun, menurutnya, masih ada anggapan yang keliru mengenai pendidikan vokasi, yakni bahwa vokasi dianggap setara dengan pendidikan akademik, padahal keduanya memiliki orientasi yang berbeda.

“Pendidikan vokasi lebih menekankan pada praktik langsung dan pengembangan soft skill, serta keterampilan teknis yang aplikatif. Dalam dunia industri, hal-hal inilah yang jauh lebih dibutuhkan. Oleh karena itu, kita harus membangun sistem pendidikan vokasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri,” paparnya.

Mengoptimalkan Potensi Gen Z untuk Masa Depan Industri

Salah satu titik fokus utama dalam pidato Prof. Bambang adalah pentingnya peran generasi Z (Gen Z) dalam menggerakkan industri masa depan. Menurutnya, pendidikan vokasi bukan hanya bertujuan untuk mencetak pekerja, tetapi juga untuk menghasilkan pemimpin industri yang inovatif dan kreatif. Gen Z, yang saat ini tengah berada di puncak pembelajaran dan pengembangan, harus diberdayakan sebagai penggerak utama dalam sektor industri di masa depan.

“Pendidikan vokasi yang kuat akan melahirkan pengusaha muda, Gen Z yang kreatif dan tangguh. Mereka tidak hanya akan bekerja di industri, tetapi juga membangunnya. Mereka akan mendorong industri untuk tidak hanya bertahan di fase matang, tetapi terus berevolusi dan berinovasi. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan vokasi harus mengarahkan dan menciptakan generasi muda yang siap bersaing secara global,” tegas Prof. Bambang.

Pendidikan Vokasi: Motor Penggerak Industri dan Masyarakat

Prof. Bambang juga menambahkan bahwa pendidikan vokasi harus dipandang sebagai motor penggerak yang akan mendorong peradaban dunia dan mengubah masyarakat menjadi lebih inovatif dan progresif. Kampus vokasi, menurutnya, memiliki peran yang sangat strategis dalam mencetak calon-calon pemimpin industri yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan menciptakan inovasi yang membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia.

“Pendidikan vokasi tidak lagi sekadar menjadi pelengkap, tetapi merupakan pilar utama yang menggerakkan sektor industri. Kampus vokasi harus mampu mencetak pemimpin industri yang siap menghadapi tantangan global,” kata Prof. Bambang.

Menghubungkan Pendidikan dengan Dunia Industri

Sebagai penutup pidato, Prof. Bambang menekankan pentingnya menjalin kemitraan yang erat antara dunia pendidikan dan dunia industri. Menurutnya, pendidikan vokasi harus memiliki keterkaitan yang erat dengan kebutuhan riil di lapangan, sehingga lulusan pendidikan vokasi dapat langsung terjun dan berkontribusi dalam dunia industri.

“Untuk itu, penting bagi kampus vokasi untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan sektor industri. Dengan demikian, pendidikan yang diberikan dapat benar-benar mencetak tenaga kerja yang relevan dengan kebutuhan industri,” tutupnya.

Pendidikan Vokasi Sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi

Pidato Prof. Bambang menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran akan peran strategis pendidikan vokasi dalam menciptakan SDM yang berkualitas, yang mampu mendorong kemajuan industri dan kemandirian ekonomi Indonesia. Pemerintah dan dunia pendidikan diharapkan dapat merespons dengan serius dan cepat terhadap tantangan ini, guna memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap menghadapi era industri yang semakin kompetitif.

Dengan memperkuat pendidikan vokasi, Indonesia tidak hanya akan memiliki tenaga kerja terampil, tetapi juga dapat menciptakan inovator dan pemimpin industri yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih maju dan mandiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index