BSI

Transformasi Besar BSI: Langkah Pemisahan dari Bank Mandiri Menuju Danantara Diharapkan Mendorong Pertumbuhan Keuangan Syariah Indonesia

Transformasi Besar BSI: Langkah Pemisahan dari Bank Mandiri Menuju Danantara Diharapkan Mendorong Pertumbuhan Keuangan Syariah Indonesia
Transformasi Besar BSI: Langkah Pemisahan dari Bank Mandiri Menuju Danantara Diharapkan Mendorong Pertumbuhan Keuangan Syariah Indonesia

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) tengah bersiap memasuki babak baru dalam perjalanan korporasinya. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengkaji pemisahan atau spin-off BSI dari induknya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., untuk selanjutnya berada langsung di bawah kendali Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan bahwa proses pemisahan BSI masih dalam tahap kajian dan belum mencapai tahap final. Menurutnya, BPI Danantara akan mengajukan proposal kepada Kementerian BUMN terkait langkah strategis ini. “Belum, masih proses. Kan nanti dari Danantara akan mengajukan ke kami, baru kita lihat seperti apa prospeknya,” ujar Erick saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Erick menambahkan bahwa posisi Kementerian BUMN saat ini adalah sebagai regulator, sementara kajian dan pengajuan resmi sepenuhnya menjadi domain BPI Danantara. “Iya, nanti ada kajian dari mereka. Posisi saya sekarang sebagai regulator,” tuturnya.

BSI merupakan hasil merger tiga bank syariah milik negara, yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Saat ini, Bank Mandiri menggenggam 51,47% saham BSI, disusul Bank Negara Indonesia (BNI) dengan porsi 23,24%, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 15,38%. Sisanya, 9,91% saham beredar di tangan publik.

Rencana spin-off ini diyakini sebagai bagian dari langkah besar pemerintah dalam memperkuat posisi sektor keuangan syariah nasional. Pengalihan kepemilikan dari Bank Mandiri ke Danantara dianggap strategis untuk membentuk ekosistem syariah yang lebih mandiri dan dinamis di bawah satu payung investasi.

Sebelumnya, Erick Thohir juga mengungkapkan bahwa BPI Danantara memiliki peran penting dalam percepatan investasi di Indonesia. Ia menyebut bahwa Danantara merupakan sebuah terobosan yang ingin dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto agar peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak selalu bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan dari dana yang dihasilkan dari korporasi. “Ini bisa dipakai mengintervensi percepatan investasi atau pertumbuhan ekonomi, baik tadi intervensi yang namanya hilirisasi, apakah pangan, apakah listrik, apakah energi dan lain-lainnya,” ujar Erick .

Erick juga menekankan bahwa konsolidasi operasional dan strategi investasi BPI Danantara menjadi prioritas. “Danantara ini baru lahir, di Danantara ada investasi dan operasional. Tentu kita memprioritaskan konsolidasi dari Danantara supaya mereka bisa jalan,” ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta .

Selain itu, Erick Thohir menantang BSI untuk masuk dalam jajaran 10 besar bank syariah dunia. Ia berharap BSI tidak hanya tumbuh di Indonesia, tetapi juga dapat bersaing di kancah global. “Dan saya harap juga tidak hanya tumbuh di Indonesia, saya harap kalau sekarang 12 besar di dunia, kalau bisa kedepan masuk 10 besar,” tegasnya .

Sebagai informasi, BSI baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Mei 2025. Salah satu keputusan penting dalam forum tersebut adalah pengangkatan Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan Hery Gunardi. Anggoro sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan. Adapun Hery kini didapuk menjadi orang nomor satu di Bank Rakyat Indonesia (BRI).

RUPST BSI juga menyetujui pembagian dividen senilai Rp1,05 triliun atau 15% dari laba bersih tahun buku 2024 yang tercatat sebesar Rp7,01 triliun. Setara dengan Rp22,78 per lembar saham, angka ini melonjak 22,86% dari dividen tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp18,54 per saham.

Langkah strategis ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor keuangan syariah dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Dengan adanya spin-off BSI ke BPI Danantara, diharapkan akan tercipta ekosistem keuangan syariah yang lebih mandiri, dinamis, dan mampu bersaing di tingkat global. Proses ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui sinergi antara pemerintah, BUMN, dan seluruh pemangku kepentingan.

Ke depannya, langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi BSI sebagai bank syariah terkemuka di dunia dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Dengan demikian, transformasi BSI melalui spin-off ke BPI Danantara bukan hanya langkah korporasi semata, tetapi juga bagian dari strategi besar pemerintah dalam memperkuat sektor keuangan syariah dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index