Garuda indonesia

Restrukturisasi Manajemen Baru Garuda Indonesia

Restrukturisasi Manajemen Baru Garuda Indonesia
Restrukturisasi Manajemen Baru Garuda Indonesia

JAKARTA - RUPSLB PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang digelar pada pekan lalu menandai babak baru dalam restrukturisasi maskapai nasional. Rapat telah menyetujui perombakan besar-besaran dalam jajaran direksi dan dewan komisaris, menegaskan fokus perusahaan pada pemulihan kinerja dan peningkatan tata kelola. Langkah ini juga menjadi wujud nyata sinergi pemegang saham dalam menjaga fondasi strategis Garuda di masa depan.

1. Restrukturisasi sebagai Momentum Pemulihan

Direktur Utama Garuda, Wamildan Tsani Panjaitan, menyampaikan bahwa perombakan ini bukan semata bentuk reshuffle, namun titik landasan fundamental restrukturisasi. “Bapak dan Ibu sekalian telah meletakkan landasan yang kokoh bagi proses restrukturisasi Garuda Indonesia dan pemulihan kinerja perusahaan yang kita jalani bersama,” tegasnya dalam rilis resmi pada 30 Juni .

Ditegaskan dalam RUPSLB tersebut, pengangkatan posisi strategis bertujuan memperkuat fungsi-fungsi vital seperti operasional, keuangan, teknik, dan sumber daya manusia—area yang sempat teruji selama restrukturisasi sebelumnya. Dokumen RUPSLB juga menegaskan komitmen pemegang saham mendukung arah strategis baru ini.

2. Jubel Direksi Baru: Penguatan Fungsi Kunci 

Perombakan di jajaran direksi mencakup:

Eksitarino Irianto, diangkat sebagai Direktur Human Capital and Corporate Service menggantikan Enny Kristiani. Peran ini penting dalam menyelaraskan budaya, mentalitas, dan SDM Garuda pasca restrukturisasi.

Reza Aulia Hakim dipercaya sebagai Direktur Niaga, mengambil alih dari Ade R. Suardi. Guna memperkuat model bisnis dan pemulihan pendapatan.

Dani Haikal Irawan menjadi Direktur Operasi menggantikan Tumpal Hutapea, memegang tugas penting menjaga efisiensi dan safety operasional.

Mukhtaris diplot sebagai Direktur Teknik untuk menggantikan Rahmat Hanafi, fokus pada maintenance dan reliability armada.

Prasetio diberhentikan dari Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, tidak sedikit menimbulkan pertanyaan soal arah kebijakan keuangan dan mitigasi risiko setelah restrukturisasi.

Struktur baru ini diharapkan mempersingkat rantai komunikasi antar fungsi, memperkuat respons Garuda dalam menghadapi tantangan industri yang dinamis.

3. Revitalisasi Dewan Komisaris

Restrukturisasi tak hanya di level manajemen eksekutif. Di dewan komisaris:

Mawardi Yahya diangkat sebagai Komisaris Independen menggantikan Timur Sukirno. Kehadirannya diharapkan memperkuat fungsi pengawasan dari pemegang saham, mendorong tata kelola (governance) yang lebih transparan.

Susunan lengkap dewan saat ini terdiri dari Komisaris Utama merangkap Independen Fadjar Prasetyo, Glenny Kairupan, Chairal Tanjung, dan Mawardi Yahya.

Dengan campuran figur profesional dan independen, dewan komisaris kini memiliki keseimbangan yang sehat antara kontrol eksekusi dan perlindungan investor.

4. Implikasi terhadap Kinerja & Target Strategis

Perubahan struktur ini memberikan sinyal positif:

Pemulihan pasca-restrukturisasi: Penunjukan direktur untuk posisi yang krusial (operasional, teknik, niaga, SDM) diharapkan memperkuat pemulihan operasional secara menyeluruh.

Fokus finansial & manajemen risiko baru: Dengan keluarnya Prasetio dan peluang penunjukan baru, Garuda punya kesempatan merumuskan ulang strategi keuangan dan pengelolaan risiko sesuai kondisi baru.

Penguatan tata kelola: Masuknya Mawardi Yahya sebagai komisaris independen memperkuat oversight, yang penting di tengah pengawasan publik dan tuntutan akuntabilitas dari pemegang saham BUMN.

Sinergi antar fungsi: Susunan direksi baru akan memfasilitasi kolaborasi lebih baik lintas divisi—SDM, teknik, operasional, komersial—yang kritis untuk kapabilitas Garuda menghadapi persaingan industri penerbangan global.

5. Tantangan dan Tugas Prioritas Direksi Baru

Direksi dan dewan komisaris Baruda menghadapi tugas berat, antara lain:

Meningkatkan load factor dan pendapatan non-ticketing melalui strategi niaga yang efektif.

Memperkuat reliability armada, menurunkan delayed/cancelled flights, dan meningkatkan reputasi layanan.

Meningkatkan produktivitas SDM—training karyawan, memupuk budaya perusahaan positif dengan arah yang jelas.

Memulihkan dan menjaga likuiditas keuangan, termasuk menyusun laporan transparan bagi pemegang saham dan publik demi stabilitas rating serta akses pendanaan.

6. Sudut Pandang Pemegang Saham & Regulator

Restrukturisasi ini didorong pemegang saham utama, termasuk Kementerian BUMN, OJK, dan stakeholder lain. Mereka ingin melihat:

Kinerja Garuda tidak hanya aman dari sisi operasional, tapi juga sehat secara finansial.

Sistem pemerintahan korporasi memenuhi standar BUMN yang profesional dan akuntabel.

Peluang untuk kembali memantapkan Garuda sebagai maskapai flagship nasional yang mampu bersaing.

7.  Awal Perjalanan Baru Garuda

RUPSLB ini adalah momentum penting bagi Garuda Indonesia. Struktur kepemimpinan baru merupakan bentuk respons cepat pengelola terhadap tantangan industri dan aspirasi pemegang saham. Kini, semua sorotan tertuju pada akselerasi strategi yang telah disusun.

Jika direksi dan komisaris baru berhasil menerjemahkan restrukturisasi menjadi peningkatan kinerja signifikan—baik dalam layanan, keuangan, maupun tata kelola—maka Garuda tak hanya melangkah pulih, tapi juga membuka babak baru sebagai maskapai nasional yang diperhitungkan.

Dengan angle yang menggali makna strategis di balik perubahan top-level ini, artikel 800 kata berikutnya akan membedah secara mendalam tiap fungsi direktur dan komisaris baru, tantangan teknis yang mereka hadapi, serta bagaimana hal ini sejalan dengan roadmap restrukturisasi Garuda menuju kemandirian dan keunggulan bersaing.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index