BSI

BSI Expo 2025: Dorong Ekonomi Syariah & UMKM

BSI Expo 2025: Dorong Ekonomi Syariah & UMKM
BSI Expo 2025: Dorong Ekonomi Syariah & UMKM

JAKARTA – Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali menegaskan posisinya sebagai motor penggerak ekosistem ekonomi syariah melalui penyelenggaraan BSI International Expo 2025 yang sukses mencetak transaksi senilai Rp 2,66 triliun. Angka tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat dan kuatnya peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam membangun fondasi ekonomi halal yang berkelanjutan.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang mencatatkan transaksi Rp 2,47 triliun, capaian tahun ini menjadi bukti bahwa sinergi antara berbagai sektor dan komitmen BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia mampu menghadirkan peluang bisnis yang lebih luas dan merata bagi para pelaku usaha lokal.

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan ini. Menurutnya, tingginya nilai transaksi menandakan minat masyarakat yang besar terhadap konsep Expo yang menampilkan ekosistem halal secara menyeluruh dan inovatif. Ia juga berharap agar UMKM yang bergabung dalam Expo dapat melanjutkan pengembangan bisnisnya secara berkelanjutan setelah acara selesai. “Kami berharap, UMKM yang tergabung dalam Expo dapat mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan setelah acara usai,” ujar Anggoro saat menutup BSI International Expo 2025.

Salah satu kunci keberhasilan pameran ini adalah sesi business matching yang mempertemukan langsung pelaku UMKM dengan berbagai industri. Acara tersebut bukan sekadar menjadi ajang jual beli, melainkan juga platform strategis memperluas jaringan pemasaran produk halal baik di dalam negeri maupun pasar internasional.

Anggoro menambahkan bahwa sektor retail mendominasi transaksi Expo, terutama produk fashion, kuliner, travel haji-umrah, dan emas yang memberikan kontribusi signifikan. “Transaksi retail (termasuk di dalamnya emas dan UMKM) mencapai sekitar 40 persen dari total transaksi Rp 2,66 triliun,” jelasnya.

Selain dari sisi transaksi, kesuksesan Expo juga terlihat dari lonjakan jumlah pengunjung yang mencapai 60.191 orang, meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 50 ribu pengunjung. Semakin besarnya animo masyarakat menunjukkan kepercayaan yang meningkat terhadap produk-produk halal dan keuangan syariah.

Lebih jauh, 30 nota kesepahaman (MoU) berhasil ditandatangani pada sesi business matching dengan potensi nilai transaksi sebesar 20,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 337,75 miliar. Agenda tersebut melibatkan 52 buyer internasional dari berbagai negara, membuktikan bahwa produk UMKM Indonesia tidak hanya bertumbuh di pasar domestik, tapi juga mulai menembus pasar global. “Business matching ini adalah pintu awal. Kami akan terus mendampingi UMKM agar tumbuh besar dan ekonomi syariah semakin maju,” tambah Anggoro.

Selain mendorong UMKM, BSI juga fokus pada pengembangan sektor emas dan layanan haji-umrah. Melalui program “One Family One Kilogram Emas,” BSI mengajak masyarakat mulai menabung emas sebagai investasi masa depan yang aman dan menguntungkan. Di sisi lain, potensi pasar haji-umrah sangat besar, mengingat masih ada sekitar 8,9 juta orang yang memenuhi syarat namun belum mendaftar untuk ibadah haji. Ini membuka peluang pengembangan produk dan layanan yang semakin terintegrasi dalam ekosistem ekonomi syariah.

Dalam sambutannya, Anggoro menegaskan bahwa Expo ini adalah wujud nyata dari misi BSI dalam membangun Islamic Ecosystem yang menyentuh berbagai aspek ekonomi. Dengan semangat inovasi dan adaptasi cepat, BSI mendorong kolaborasi lintas sektor dan pemangku kepentingan untuk memperkuat fondasi ekonomi syariah di Indonesia. “Dengan semangat agile dan innovative, BSI mendorong pengembangan Islamic Ecosystem di Tanah Air, melalui kolaborasi dan sinergi dengan seluruh stakeholder,” jelasnya.

Wakil Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, memberikan perspektif terkait keberhasilan Expo kali ini, terutama terkait keterlibatan 52 buyer mancanegara dan penandatanganan 30 MoU. Menurut Bob, capaian ini memperlihatkan daya saing produk UMKM Indonesia di pasar global sekaligus menandai kemajuan ekonomi syariah secara menyeluruh. “Acara ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat ekonomi syariah Indonesia dan memperluas pasar global produk halal,” ujarnya.

Dua komoditas utama yang menjadi sorotan adalah cengkeh dan kopi. Produk cengkeh Indonesia berhasil mencapai kesepakatan senilai Rp 42,3 miliar (2,6 juta dolar AS) dengan pembeli dari Australia, sementara kopi mendapatkan kesepakatan sebesar Rp 38,9 miliar (2,4 juta dolar AS) dengan mitra dari Azerbaijan. Tahun lalu, produk cabe juga menjadi primadona dengan kenaikan volume ekspor yang signifikan, dari 2 ton menjadi 8 ton ke Malaysia.

Selain itu, Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, memberikan penilaian penting terkait peran perbankan, khususnya perbankan syariah, dalam mengembangkan UMKM. Menurutnya, dukungan tidak hanya berupa pembiayaan, tetapi juga sarana seperti pameran dan fasilitas logistik sangat krusial dalam memperluas jangkauan pasar UMKM. “Apalagi pembiayaan syariah saat ini banyak diminati dan dibutuhkan oleh UMKM,” katanya.

Tauhid juga menekankan pentingnya kerja sama antara perbankan dan pemerintah untuk menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian. “Seluruh pihak perlu memberikan ruang agar belanja negara dan daya beli masyarakat bisa terus ada, mendukung pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” tambahnya.

Secara keseluruhan, BSI International Expo 2025 menjadi bukti kuat bahwa pengembangan ekonomi syariah dengan basis UMKM dan produk halal bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Ke depan, kolaborasi antara perbankan, pemerintah, dan pelaku usaha perlu terus diperkuat untuk mengakselerasi potensi besar yang dimiliki Indonesia di sektor ekonomi syariah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index