JAKARTA - Dalam era globalisasi yang kian berkembang, kebutuhan akan produk makanan berkualitas tinggi yang tahan lama terus meningkat, termasuk produk perikanan beku. Indonesia, sebagai negara maritim dengan hasil laut melimpah, telah menyaksikan lonjakan permintaan ekspor produk perikanan beku secara signifikan. Untuk memenuhi ekspektasi pasar internasional sekaligus menjaga kualitas produk, perhatian besar kini tertuju pada pengembangan sistem logistik, terutama rantai dingin (cold chain).
Kenaikan volume ekspor produk perikanan beku menjadi bukti nyata bagaimana Indonesia mulai mengambil peran strategis di panggung global. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperlihatkan bahwa volume pengiriman produk ikan beku mencapai 14.300 pengiriman, meningkat sekitar 65 persen dibandingkan periode sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan adanya dorongan kuat dari berbagai faktor, mulai dari perubahan gaya hidup konsumen yang mengutamakan kemudahan, hingga peningkatan standar keamanan pangan di berbagai negara tujuan ekspor.
Tidak hanya Amerika Serikat dan Jepang yang menjadi pasar utama, produk perikanan beku Indonesia juga merambah ke Tiongkok, Malaysia, dan negara berkembang lainnya, menunjukkan bahwa produk ini mendapat tempat di pasar global yang semakin kompetitif.
Mengantisipasi tren tersebut, sektor logistik Indonesia khususnya yang berkaitan dengan produk makanan beku turut melakukan berbagai inovasi. Salah satu perusahaan yang mengambil langkah konkret adalah PT Sanjaya Internasional Fishery (SIF), yang menggandeng MGM Bosco Logistics dalam pengembangan fasilitas cold storage modern di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur rantai dingin yang menjadi tulang punggung pengiriman produk perikanan berkualitas.
Fasilitas baru tersebut didesain dengan kapasitas penyimpanan bersuhu yang fleksibel, mulai dari -25°C hingga +5°C, sehingga dapat menjaga kesegaran berbagai jenis produk, mulai dari ikan segar hingga produk laut beku dan olahan. Keunggulan fasilitas ini tidak hanya untuk kebutuhan distribusi domestik, tetapi juga sebagai pusat distribusi utama produk ekspor yang menuntut standar pengelolaan dan penyimpanan ketat.
Presiden Direktur SIF, Hong Peng, menegaskan pentingnya sistem rantai dingin dalam mempertahankan kualitas produk dan menangkap peluang pasar global. “Permintaan produk beku, khususnya hasil perikanan Indonesia, terus tumbuh baik dari dalam maupun luar negeri. Tanpa sistem cold chain yang andal, kita bisa kehilangan banyak peluang,” ujarnya.
Produk perikanan beku kini tidak hanya menjadi pilihan restoran atau hotel besar, tetapi juga mulai menjadi favorit konsumen rumahan yang menginginkan kemudahan dan keamanan pangan. Dalam hal ekspor, negara-negara tujuan seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menerapkan standar pengawasan yang sangat ketat selama pengiriman, sehingga keberadaan sistem rantai dingin yang terpercaya menjadi hal mutlak.
Kegagalan menjaga suhu penyimpanan atau gangguan dalam distribusi suhu dingin dapat merusak produk, menurunkan kualitas, dan mengakibatkan kerugian besar. Oleh karena itu, pengelolaan rantai dingin bukan sekadar menyediakan gudang berpendingin, melainkan juga pengelolaan operasional secara menyeluruh.
Direktur Komersial dan Operasional MGM Bosco Logistics, M. Shah Durani, menjelaskan bahwa layanan yang mereka tawarkan lebih dari sekadar ruang penyimpanan. “Yang kami tawarkan bukan hanya gudang, tapi sistem dan keahlian. Kami tangani seluruh alur logistik agar partner bisa fokus pada bisnis intinya,” katanya.
Dalam rangka menjaga kualitas, MGM Bosco menerapkan standar kesehatan, keselamatan, dan lingkungan (HSE) yang ketat, serta melibatkan tenaga ahli untuk memastikan proses pengelolaan berjalan optimal dan higienis. Salah satu fitur unggulan fasilitas ini adalah adanya layanan packing production yang terintegrasi, memungkinkan proses pengemasan produk dilakukan bersamaan dengan penyimpanan. Hal ini meningkatkan efisiensi sekaligus menjaga konsistensi kualitas produk.
Lokasi strategis di Cikarang memungkinkan distribusi cepat ke pelabuhan dan pusat logistik utama di Pulau Jawa, memperlancar arus produk baik ke pasar domestik maupun ekspor. Fasilitas ini pun menjadi titik tumpu baru bagi pengembangan sektor perikanan Indonesia dalam memperkuat daya saing produk di kancah internasional.
Kondisi ini mencerminkan bahwa sektor logistik perikanan Indonesia sedang bertransformasi secara signifikan, sejalan dengan tren peningkatan permintaan produk makanan beku. Modernisasi infrastruktur rantai dingin dan kolaborasi antara pelaku industri menjadi kunci utama untuk meningkatkan kapasitas ekspor sekaligus menjamin kualitas produk sampai ke tangan konsumen.
Dengan dukungan teknologi dan inovasi, sektor perikanan Indonesia semakin siap menjawab tantangan global, tidak hanya dalam kuantitas, tapi juga mutu. Penguatan rantai dingin menjadi fondasi penting dalam menjaga reputasi produk Indonesia di pasar internasional yang semakin kompetitif dan menuntut standar tinggi.
Melihat perkembangan ini, industri perikanan dan logistik di Indonesia menunjukkan bahwa sinergi yang solid antara produsen dan penyedia jasa logistik mampu membuka peluang besar dalam memperluas pangsa pasar dan meningkatkan nilai tambah produk. Ke depan, pengembangan fasilitas serupa dan peningkatan kualitas manajemen rantai dingin akan menjadi agenda strategis dalam mendukung keberlanjutan dan daya saing produk perikanan Indonesia.