JAKARTA - Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap krisis iklim dan target ambisius menuju net-zero emissions, sektor properti memiliki tanggung jawab besar untuk ikut ambil bagian dalam transformasi hijau. Di Indonesia, salah satu pengembang yang konsisten mengusung praktik berkelanjutan adalah Farpoint Realty Indonesia, bagian dari Gunung Sewu Group.
Sebagai pengembang properti yang telah berkiprah selama dua dekade, Farpoint tidak sekadar membangun hunian dan gedung perkantoran—perusahaan ini menjadikan keberlanjutan sebagai inti strategi bisnisnya. Mulai dari bangunan tinggi mewah di pusat Jakarta hingga hunian terjangkau di kawasan penyangga ibu kota, semua dirancang dengan memperhatikan efisiensi energi, lingkungan yang sehat, serta dampak jangka panjang terhadap bumi.
Komitmen terhadap keberlanjutan ini tidak datang tanpa alasan. Dunia menghadapi krisis iklim yang semakin nyata, dan sektor properti serta konstruksi merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar. Maka, langkah berani Farpoint dalam menghadirkan properti ramah lingkungan merupakan kontribusi penting untuk mendukung transisi menuju pembangunan rendah karbon di Indonesia.
- Baca Juga Sembako Jatim Alami Perubahan
Salah satu wujud nyata komitmen tersebut terlihat pada proyek Verde Two, sebuah apartemen premium di Jakarta Selatan. Proyek ini menjadi apartemen pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi EDGE Zero Carbon, sebuah standar bangunan hijau yang dikembangkan oleh International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group.
“Verde Two berhasil meraih sertifikasi EDGE Zero Carbon dengan peringkat tertinggi, yang menunjukkan komitmen kami terhadap pengembangan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Sertifikasi ini menandai keberhasilan proyek dalam mencapai efisiensi energi hingga 50%, menjadikannya tolok ukur baru bagi hunian ramah lingkungan di perkotaan,” jelas Heru Sucahyo, Direktur Investasi Farpoint Realty.
Tak hanya unggul dari sisi teknis bangunan, Verde Two juga memperhatikan aspek kesehatan dan kenyamanan penghuninya. Di masa pandemi, proyek ini tetap menjaga standar kebersihan yang tinggi dan berhasil mendapatkan SafeGuard Hygiene Excellence and Safety Label dari Bureau Veritas, lembaga sertifikasi global yang sudah berdiri selama hampir dua abad.
“Pencapaian ini bukan hanya prestasi teknis tetapi juga bentuk nyata dari penerapan konsep green di seluruh lini bisnis Farpoint,” ujar CEO Farpoint Tatang Widjaja.
Di luar segmen hunian mewah, Farpoint juga menunjukkan komitmen keberlanjutannya pada proyek hunian untuk segmen menengah, seperti Samanea Hill di Parung Panjang, Bogor. Kawasan hunian ini dirancang dengan konsep sustainable community living dan sukses meraih sertifikasi EDGE berkat efisiensi penggunaan energi, air, dan material bangunan.
Dengan masterplan yang dirancang oleh arsitek kenamaan Andra Matin, kawasan Samanea Hill menghadirkan lingkungan hidup yang sehat dan terencana. Ruang terbuka hijau seluas 45.000 meter persegi dilengkapi dengan jalur pedestrian ramah pejalan kaki dan pohon trembesi peneduh, yang mampu menyerap hingga 28,5 ton karbon per tahun serta menurunkan suhu mikro lingkungan hingga 4°C.
Farpoint memadukan desain arsitektur modern yang bersih dengan pendekatan ramah lingkungan yang kuat. Hal ini dibuktikan lewat desain hemat listrik, penggunaan jendela berdaya pantul tinggi, sistem pendingin efisien, dan pencahayaan LED di seluruh area.
Tak heran, Samanea Hill berhasil meraih dua penghargaan penting: Best Affordable Housing Development dan Best Compact Housing Architectural Design. Kedua penghargaan tersebut menjadi bukti bahwa kualitas arsitektur dan efisiensi energi dapat berjalan seiring dengan keterjangkauan harga.
“Melalui Samanea Hill, kami ingin menunjukkan komitmen kami dalam mendefinisikan ulang perumahan terjangkau melalui masterplan yang matang, ramah pejalan kaki, dan memberikan akses luas ke transportasi publik. Pendekatan kami tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tapi juga menciptakan komunitas inklusif dan berkelanjutan,” tambah Heru.
Lebih dari sekadar membangun gedung, Farpoint juga menjadi bagian dari ekosistem global yang mempromosikan kota dan arsitektur masa depan. Perusahaan ini aktif berkolaborasi dengan berbagai institusi seperti Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) dan Jakarta Property Institute (JPI). Melalui kerja sama ini, Farpoint berupaya menempatkan Jakarta dalam peta kota-kota dunia yang memiliki gedung tinggi dengan standar keberlanjutan internasional.
Komitmen ini terlihat pula pada proyek Sequis Tower, gedung perkantoran di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta, yang telah meraih sertifikasi LEED Platinum dari U.S. Green Building Council. Sertifikasi ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi perusahaan multinasional yang kini menjadikan keberlanjutan sebagai faktor penting dalam memilih tempat kerja.
“Sertifikasi seperti LEED atau EDGE bukan hanya simbol, tetapi bukti bahwa bangunan-bangunan kami dirancang untuk masa depan. Kami ingin menjadi mitra bagi organisasi yang mengutamakan nilai jangka panjang, efisiensi energi, dan kesejahteraan karyawan,” kata Tatang Widjaja.
Lewat rangkaian proyek yang menyentuh beragam segmen pasar, dari hunian mewah hingga perumahan terjangkau, Farpoint terus mendorong batas praktik keberlanjutan di industri properti Indonesia. Visi yang dibawa Farpoint bukan hanya tentang profitabilitas, tetapi bagaimana pembangunan bisa menjadi solusi, bukan bagian dari masalah lingkungan.
Sebagai pelaku industri yang sadar akan tanggung jawab ekologis dan sosialnya, Farpoint mengajak pemangku kepentingan lain—pengembang, pemerintah, investor, dan masyarakat—untuk bergerak bersama menciptakan kota yang lebih layak huni, ramah lingkungan, dan tangguh menghadapi tantangan masa depan.
“Lewat berbagai proyek yang dikembangkan, Farpoint tidak hanya mengubah lanskap properti di Indonesia, tetapi juga mengajak pelaku industri lain untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih hijau,” pungkas Tatang.