Garuda indonesia

Garuda Indonesia Jajaki Pembelian 75 Pesawat Boeing

Garuda Indonesia Jajaki Pembelian 75 Pesawat Boeing
Garuda Indonesia Jajaki Pembelian 75 Pesawat Boeing

JAKARTA - Dalam langkah strategis memperkuat posisi bisnis sekaligus menjadi bagian dari upaya diplomatik, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia tengah menjajaki pembelian 50 hingga 75 unit pesawat Boeing dari Amerika Serikat. Rencana ini tidak hanya menjadi bagian dari ekspansi armada pasca restrukturisasi, tetapi juga memainkan peran penting dalam upaya negosiasi dagang antara Indonesia dan AS, terutama menjelang tenggat pengenaan tarif resiprokal oleh Pemerintah AS.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menegaskan bahwa langkah penjajakan ini masih dalam tahap awal. Meski demikian, pihaknya sudah menyebutkan bahwa tipe pesawat yang tengah dipertimbangkan adalah Boeing 737 Max dan Boeing 787. Menurutnya, rencana ini akan segera ditindaklanjuti jika pembicaraan kedua belah pihak mencapai kesepakatan final.

"Iya, sama Boeing-lah. Kita masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing," ujar Wamildan kepada wartawan usai menghadiri rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Sebagai maskapai pelat merah, Garuda Indonesia menjadi simbol penting dalam representasi industri penerbangan nasional di mata internasional. Dengan penguatan armada ini, perusahaan juga menegaskan kesiapannya dalam menjawab tantangan permintaan layanan udara, sekaligus meningkatkan daya saing di tengah pasar global yang semakin kompetitif.

Rencana pembelian ini juga mencuat menjelang tenggat waktu pemberlakuan tarif resiprokal dari AS, kebijakan yang sebelumnya diberlakukan di masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Dalam konteks itu, rencana pembelian pesawat dari produsen Amerika ini dianggap sebagai sinyal positif bagi hubungan bilateral, khususnya dalam ranah perdagangan dan investasi strategis.

"Antara 50-75 pesawat. Tipe 737 Max. Ada 737, ada 787, makanya masih dalam tahap pembicaraan," lanjut Wamildan. Meski belum menyebut nominal transaksinya, ia memastikan prosesnya akan berjalan sesuai mekanisme dan disampaikan ke publik jika sudah mencapai titik final. “Ditunggu aja, ya. Nilainya nanti deh, kan masih dalam tahap pembicaraan,” pungkasnya.

Langkah ekspansi armada ini sejatinya juga merupakan kelanjutan dari komitmen perusahaan untuk bangkit dari keterpurukan pascapandemi dan menyelesaikan proses restrukturisasi. Dengan tambahan pesawat Boeing, Garuda Indonesia nantinya dapat memperluas rute internasional, meningkatkan frekuensi penerbangan, serta memperbarui pesawat lama yang dinilai sudah tidak efisien dari segi operasional.

Sebagai bentuk dukungan terhadap proses pemulihan dan transformasi Garuda Indonesia, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebelumnya juga telah mengucurkan dana pinjaman sebesar Rp6,6 triliun atau setara USD 405 juta. Dana ini akan digunakan antara lain untuk kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari rencana pendanaan menyeluruh senilai sekitar USD 1 miliar.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria menjelaskan bahwa pendanaan ini menjadi bukti pendekatan baru dalam restrukturisasi BUMN di bawah pengelolaan Danantara. Ia menambahkan, pendanaan tersebut diberikan sebagai pinjaman pemegang saham (shareholder loan) dan ditujukan untuk mendukung kebutuhan operasional strategis Garuda.

“Danantara Indonesia memberikan dukungan awal berupa pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp6.650.505.000.000 (atau setara dengan USD 405 juta),” ungkap Dony dalam keterangannya.

Dukungan ini tidak hanya menandai kepercayaan lembaga pengelola investasi negara terhadap Garuda, tetapi juga menjadi sinyal bahwa maskapai tersebut sedang dalam jalur pemulihan yang stabil. Dalam konteks lebih luas, kehadiran tambahan armada juga menjadi strategi untuk menjawab kebutuhan pasar domestik dan internasional yang kembali tumbuh, termasuk dalam mengantisipasi lonjakan penumpang di masa liburan dan acara-acara besar ke depan.

Sebagai informasi, hingga awal tahun ini, Garuda Indonesia telah mengoperasikan 73 armada yang terdiri dari 43 unit narrow body Boeing 737-800NG, 22 unit wide body Airbus A330 Series, dan 8 unit Boeing 777-300ER. Dengan tambahan pesawat baru dari Boeing, komposisi armada diperkirakan akan semakin seimbang antara pesawat jarak menengah dan jauh, yang penting untuk melayani rute-rute internasional seperti ke Timur Tengah, Eropa, maupun Asia Timur.

Dalam beberapa tahun terakhir, Garuda memang berupaya melakukan transformasi menyeluruh, termasuk perampingan armada, renegosiasi kontrak, hingga penguatan kerja sama internasional. Langkah terbaru dengan menjajaki pembelian pesawat dari Boeing menjadi langkah konkret dalam menjaga momentum pemulihan yang telah dibangun sejak keluar dari tekanan pandemi.

Dengan pemenuhan armada yang lebih modern dan efisien, Garuda Indonesia diharapkan bisa semakin memperkuat konektivitas udara nasional, menjaga citra sebagai maskapai layanan penuh yang kompeten, serta memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan industri aviasi dan pariwisata nasional.

“Penambahan armada bukan hanya soal jumlah, tapi juga tentang bagaimana Garuda bisa menjadi simbol keunggulan layanan udara Indonesia di pentas global,” tutup Wamildan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index