JAKARTA - Pemanfaatan Pelabuhan Tanjung Moco di Dompak, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, sebagai pelabuhan baru bagi kapal perintis Sabuk Nusantara terus bergulir. Namun, realisasi penuh dari rencana ini masih harus menunggu kesiapan sejumlah fasilitas pendukung penting yang belum rampung dibangun. PT Pelni Cabang Tanjungpinang menyampaikan bahwa hingga saat ini, mereka masih menunggu tindak lanjut penyelesaian infrastruktur dari pihak pengelola pelabuhan.
Fasilitas utama seperti ruang tunggu penumpang, toilet umum, serta akses transportasi dari dermaga ke ruang tunggu masih dalam proses koordinasi antara pihak-pihak terkait. Hal ini menjadi perhatian serius PT Pelni yang menilai kenyamanan dan aksesibilitas penumpang adalah faktor krusial sebelum Pelabuhan Tanjung Moco resmi dioperasikan untuk layanan Sabuk Nusantara.
Kepala PT Pelni Cabang Tanjungpinang, Putra Kencana, menegaskan bahwa meskipun kesiapan teknis pelabuhan dari sisi dermaga dinilai sudah cukup memadai, namun fasilitas penunjang untuk pengguna jasa pelayaran masih menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai.
“Fasilitas ini sangat penting untuk menunjang kenyamanan penumpang. Kami masih terus berkoordinasi agar semua dapat segera terealisasi,” ujar Putra.
Koordinasi intensif saat ini tengah dilakukan antara PT Pelni, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, dan Badan Pengusahaan (BP) Tanjungpinang, serta PT Pelabuhan Kepri yang merupakan pihak bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur pelabuhan. Fokus utama adalah memastikan bahwa sarana dasar penunjang pelabuhan tersedia dan bisa digunakan secara optimal begitu kapal mulai beroperasi di pelabuhan tersebut.
Dalam perencanaan jangka pendek, Kapal Sabuk Nusantara 48 yang selama ini melayani penumpang dari Pelabuhan Sri Bintan Pura akan dipindahkan ke Pelabuhan Tanjung Moco. Pemindahan ini merupakan bagian dari strategi perluasan titik layanan kapal perintis untuk menjangkau wilayah-wilayah yang lebih luas di kawasan Kepulauan Riau.
“Nanti akan disediakan juga mobil mini bus untuk mengantar penumpang dari ujung dermaga ke ruang tunggu agar lebih nyaman,” tambah Putra, menjelaskan rencana penyediaan transportasi internal yang akan mendukung kenyamanan mobilitas di area pelabuhan.
Selain kenyamanan dan ketersediaan fasilitas darat, keunggulan teknis Pelabuhan Tanjung Moco juga menjadi pertimbangan utama dalam pemindahan pelabuhan sandar. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, kedalaman laut di sekitar pelabuhan tersebut mencapai sekitar 4 meter, yang dinilai cukup untuk sandar kapal tanpa ketergantungan terhadap kondisi pasang surut.
“Ini menjadi keunggulan tersendiri karena operasional kapal tidak akan terganggu oleh kondisi pasang surut,” terang Putra lagi.
Dengan kondisi perairan yang memadai, pelabuhan ini diyakini bisa menunjang operasional pelayaran secara lebih fleksibel dan efisien. Tidak adanya hambatan dari pasang surut air laut memberikan peluang jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal yang lebih teratur dan tidak mudah terganggu cuaca.
Lebih dari itu, keberadaan Pelabuhan Tanjung Moco juga diharapkan akan membuka peluang baru dalam peningkatan konektivitas antarpulau di wilayah Kepulauan Riau. Layanan kapal perintis seperti Sabuk Nusantara selama ini telah berperan penting sebagai sarana transportasi yang menjangkau wilayah terpencil, termasuk pulau-pulau kecil yang tidak dilayani kapal komersial besar.
Pelabuhan ini juga dirancang untuk menjadi titik alternatif yang strategis bagi pengembangan jaringan logistik dan mobilitas masyarakat. Dengan letak geografis yang relatif dekat dari pusat Kota Tanjungpinang, Pelabuhan Tanjung Moco memiliki potensi besar untuk menjadi simpul pelayaran perintis yang baru dan efisien.
Namun demikian, kesiapan seluruh fasilitas menjadi kunci utama agar pemanfaatan pelabuhan ini tidak sekadar simbolik, tetapi benar-benar mampu meningkatkan kualitas layanan publik. Karena itu, PT Pelni menekankan pentingnya percepatan dari pihak-pihak terkait agar proyek ini bisa segera terealisasi secara menyeluruh.
Pemerintah Provinsi Kepri dan BP Tanjungpinang diminta untuk lebih aktif mendorong penyelesaian sarana pendukung tersebut agar masyarakat dapat segera menikmati layanan kapal Sabuk Nusantara di pelabuhan baru. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat terhadap transportasi laut perintis semakin meningkat, seiring dengan pertumbuhan wilayah-wilayah pulau yang semakin berkembang.
Layanan perintis sendiri merupakan bagian dari program subsidi pemerintah yang ditujukan untuk menjamin akses transportasi laut ke daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kapal Sabuk Nusantara menjadi ujung tombak program tersebut dan membutuhkan pelabuhan yang siap secara fasilitas dan operasional.
Pemindahan ke Tanjung Moco juga diharapkan mampu mengurangi kepadatan di Pelabuhan Sri Bintan Pura yang selama ini menjadi pelabuhan utama bagi berbagai jenis kapal, baik perintis maupun komersial. Dengan adanya pelabuhan khusus untuk kapal perintis, efisiensi layanan dan manajemen lalu lintas pelabuhan bisa ditingkatkan.
Secara keseluruhan, upaya PT Pelni Cabang Tanjungpinang dalam mendorong penggunaan Pelabuhan Tanjung Moco bukan hanya bagian dari perluasan jaringan layanan, tetapi juga bentuk komitmen untuk memberikan pelayanan transportasi laut yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat di wilayah Kepulauan Riau.