PENERBANGAN

Penerbangan Umrah Makin Mudah Lewat Banjarbaru

Penerbangan Umrah Makin Mudah Lewat Banjarbaru
Penerbangan Umrah Makin Mudah Lewat Banjarbaru

JAKARTA - Kebutuhan akan akses perjalanan ibadah yang lebih mudah dan efisien kini semakin terpenuhi bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Rencana pembukaan rute penerbangan langsung dari Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarbaru menuju Jeddah, Arab Saudi, menjadi angin segar bagi calon jemaah umrah dari wilayah ini.

Inisiatif tersebut dijadwalkan mulai berjalan pada Oktober 2025. Dengan dibukanya jalur ini, para jemaah tidak lagi perlu menempuh rute berputar melalui pulau Jawa hanya untuk bisa terbang ke Tanah Suci. Rute ini juga dikabarkan akan tersedia dua kali dalam seminggu, memberikan fleksibilitas lebih besar bagi agen perjalanan haji dan umrah dalam menjadwalkan keberangkatan para jemaah.

Dampaknya tidak hanya pada kenyamanan, tetapi juga efisiensi dari sisi biaya dan waktu. Hal ini disampaikan oleh H Muhammad Arifudin, selaku Manager Umrah & Haji PT Kaltrabu. Ia menilai bahwa penerbangan langsung tentu menjadi pilihan ideal karena mampu memangkas durasi perjalanan secara signifikan dan mengurangi biaya tambahan yang selama ini timbul akibat keharusan transit.

"Idealnya dari sisi waktu perjalanan lebih singkat, karena tidak perlu melakukan transit di Jakarta, artinya hal ini bisa mengurangi cost handling selama di Jakarta," jelas Arifudin.

Menurutnya, efisiensi ini tidak bisa dianggap sepele. Biaya tambahan yang biasa muncul saat transit seperti akomodasi hotel, layanan ground handling di bandara, hingga kebutuhan konsumsi untuk jemaah bisa ditekan jika rute langsung ke Jeddah tersedia dari Banjarbaru.

"Tentu hal ini akan berdampak terhadap pengurangan biaya selama transit di Jakarta, seperti biaya hotel transit, airport handling dan meal (makanan)," tambahnya.

Meski begitu, Kaltrabu masih bersikap hati-hati dalam menanggapi rencana tersebut. Pihaknya memilih untuk menunggu perkembangan lebih lanjut dari PT Garuda Indonesia, khususnya dari perwakilan Banjarmasin, sebelum mengambil langkah konkrit.

“Saat ini kami dari Kaltrabu untuk tiket Garuda Indonesia sudah kami mapping selama satu musim umrah dengan rute Banjarmasin - Jakarta - Madinah dan rata-rata sudah dalam status confirm dan sudah dilakukan deposit tiket,” ujar Arifudin.

Ia juga menyebut bahwa pihaknya belum merancang program umrah dengan titik awal dari Banjarbaru atau Banjarmasin untuk rute langsung ke Jeddah, mengingat belum ada kepastian resmi dari pihak maskapai. Meski demikian, potensi pasar di Kalsel dinilai cukup besar dan bisa menjadi fokus mereka ke depan.

“Sebab rute Banjarbaru - Jeddah maka Kaltrabu belum ada mengeluarkan program umrah starting Banjarmasin, tapi tidak menutup kemungkinan ke depannya akan mereka lirik pangsa pasar ini,” tuturnya.

Sebagai penyedia layanan perjalanan ibadah, Kaltrabu memahami pentingnya fleksibilitas dalam rencana penerbangan. Oleh karena itu, sejumlah alternatif telah dipertimbangkan bila rute langsung dari Banjarbaru belum dapat terlaksana.

"Tentu dan alternatif pertama adalah merubah rute penerbangan. Bila tidak tersedia Banjarmasin ke Jeddah, mungkin bisa alternatif Banjarmasin-Jakarta-Madinah, yg mana program Landing Madinah lebih diunggulkan. Atau alternatif lainnya adalah mencoba mencari maskapai lain yang menawarkan harga kompetitif," tandas Arifudin.

Rencana pengoperasian rute Banjarbaru–Jeddah ini bukan langkah tunggal. Sebelumnya, Bandara Syamsudin Noor juga telah mengumumkan akan membuka rute internasional lain ke Guangzhou, Tiongkok, serta memperkuat hubungan penerbangan dengan Malaysia. Hal ini menunjukkan komitmen untuk menjadikan bandara tersebut sebagai pintu gerbang udara utama di wilayah Kalimantan.

Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, terutama calon jemaah umrah, langkah ini tentu dinilai sebagai terobosan strategis. Selama ini, banyak dari mereka harus berangkat ke Jakarta atau Surabaya untuk mengejar penerbangan internasional ke Arab Saudi. Tidak hanya menyita waktu dan tenaga, proses transit ini juga menambah beban biaya yang tidak sedikit, terutama untuk layanan akomodasi dan logistik selama singgah.

Dengan hadirnya penerbangan langsung, masyarakat di wilayah ini kini memiliki pilihan baru yang lebih efisien dan ekonomis. Hal ini juga diharapkan berdampak positif pada pertumbuhan sektor pariwisata religi dan industri perjalanan umrah di Kalimantan Selatan.

Dari sisi infrastruktur, Bandara Syamsudin Noor yang kini berstatus internasional memiliki kapasitas dan fasilitas untuk mendukung penerbangan langsung ke luar negeri. Bandara ini dilengkapi terminal modern yang memadai, runway panjang untuk pesawat berbadan lebar, serta layanan imigrasi dan keamanan yang memenuhi standar internasional.

Adapun bagi penyelenggara ibadah umrah dan haji seperti Kaltrabu, perkembangan ini membuka peluang untuk menyusun program keberangkatan yang lebih kompetitif. Selain mengurangi beban logistik, efisiensi waktu perjalanan juga akan meningkatkan kenyamanan jemaah, khususnya lansia atau mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

Ke depan, jika realisasi rute Banjarbaru–Jeddah berjalan lancar, bukan tidak mungkin program-program umrah dengan titik awal dari Kalimantan akan berkembang pesat. Hal ini sekaligus membuka kesempatan lebih luas bagi jemaah di luar pulau Jawa untuk menjalankan ibadah dengan lebih mudah dan terjangkau.

Dengan rencana ini, Kalimantan Selatan berpeluang menjadi salah satu pusat pemberangkatan umrah penting di Indonesia bagian timur. Tentu masyarakat berharap agar rencana ini benar-benar bisa diwujudkan sesuai jadwal, demi kemudahan dan kelancaran ibadah ke Tanah Suci.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index