JAKARTA - Penguatan konektivitas antarwilayah di Indonesia melalui jalur laut kian menjadi fokus utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Melalui layanan penyeberangan jarak jauh atau Long Distance Ferry (LDF), ASDP membuktikan komitmennya dalam mendukung pemerataan ekonomi serta efisiensi distribusi logistik antar pulau.
Salah satu lintasan strategis yang kini menjadi andalan adalah rute Balikpapan (Kalimantan Timur) – Parepare (Sulawesi Selatan). Rute ini dijalankan oleh anak usaha ASDP, yakni PT Jembatan Nusantara (JN), yang memainkan peran penting dalam menopang mobilitas logistik dan penumpang di kawasan Indonesia tengah dan timur.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa kehadiran layanan LDF oleh JN tidak hanya mendukung operasi perusahaan, melainkan juga memberikan kontribusi nyata terhadap keberlangsungan rantai pasok nasional. “Dengan moda kapal yang mampu mengangkut kendaraan logistik sekaligus penumpang, efisiensi distribusi menjadi lebih tinggi. Ini mempercepat mobilitas barang dan orang, serta mendukung pemerataan ekonomi di wilayah yang terhubung,” ungkap Shelvy.
- Baca Juga Harga Sembako Jogja Turun
Kinerja rute Balikpapan–Parepare menunjukkan tren positif sejak 2024. Pada tahun itu, JN melayani total 38.883 penumpang dan 10.124 unit kendaraan, yang terdiri dari 1.431 unit kendaraan golongan II, 4.078 kendaraan pribadi, dan 4.615 unit truk logistik.
Tren pertumbuhan ini berlanjut pada semester I tahun 2025. Dalam periode tersebut, total 29.235 penumpang dan 7.569 kendaraan telah terlayani. Jumlah kendaraan yang diangkut mencakup 1.338 unit golongan II, 3.508 kendaraan golongan IV, serta 2.698 truk logistik. Angka-angka ini mengindikasikan bahwa kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha terhadap layanan penyeberangan jarak jauh terus meningkat.
Perjalanan laut pada rute ini menempuh jarak sekitar 250 mil laut dan memakan waktu pelayaran sekitar 22 jam dalam kondisi cuaca normal. ASDP telah menetapkan jadwal reguler untuk lintasan ini, yakni keberangkatan dari Balikpapan setiap Kamis dan Minggu pukul 22.00 WITA menggunakan KMP Swarna Bahtera, serta setiap Selasa dan Sabtu pukul 22.00 WITA dengan KM Madani Nusantara.
Sementara itu, dari Parepare, keberangkatan dilakukan setiap Rabu dan Sabtu pukul 07.00 WITA dengan KMP Swarna Bahtera, serta Senin dan Jumat pukul 07.00 WITA dengan KM Madani Nusantara. Meski demikian, jadwal ini bersifat fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan kondisi cuaca serta situasi operasional.
Tak hanya mengandalkan rute Balikpapan–Parepare, ASDP juga mengembangkan dua lintasan LDF lainnya untuk memperluas cakupan logistik nasional. Kedua rute tersebut adalah Patimban–Pontianak dan Patimban–Banjarmasin, yang saat ini dilayani oleh KMP Ferrindo V. Kapal ini dikhususkan untuk mengangkut kendaraan logistik dari Pulau Jawa ke Kalimantan, sebagai bentuk dukungan terhadap konektivitas dan ketahanan pasok antarwilayah.
KMP Ferrindo V memiliki kapasitas angkut mencapai 145 unit kendaraan campuran. Jarak tempuh ke Pontianak sekitar 420 mil laut dengan waktu pelayaran 38 jam, sementara ke Banjarmasin mencapai 444 mil laut dengan estimasi pelayaran selama 40 jam.
“Layanan LDF adalah bentuk nyata transformasi peran ASDP dalam logistik maritim. Bukan sekadar penyeberangan, tapi solusi konektivitas nasional yang efisien dan strategis untuk mendukung distribusi logistik, ketahanan pasok, serta pertumbuhan ekonomi berbasis konektivitas laut,” tegas Shelvy.
Ia menambahkan bahwa transformasi layanan ini menunjukkan bahwa ASDP kini berperan lebih dari sekadar operator penyeberangan penumpang, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam sistem logistik nasional yang modern.
Ke depan, ASDP bersama PT Jembatan Nusantara akan terus mengembangkan kualitas layanan LDF baik dari sisi sarana kapal, infrastruktur pelabuhan, maupun dukungan sistem digitalisasi. Selain itu, sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta sektor swasta akan terus diperkuat untuk memastikan layanan LDF dapat berperan sebagai penggerak roda ekonomi daerah.
Shelvy juga menekankan pentingnya konsistensi pelayanan dan perluasan rute sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan. “Kami ingin layanan LDF menjadi bagian integral dari sistem transportasi nasional. Dengan memperkuat rute-rute yang sudah ada dan membuka akses baru, kami berharap dapat menghadirkan dampak ekonomi yang semakin besar di wilayah-wilayah yang terlayani,” ujarnya.
Sebagai BUMN yang mengelola lebih dari 30 pelabuhan dan ratusan lintasan, ASDP kini mengambil peran strategis dalam mendukung Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kebutuhan tinggi akan transportasi laut yang efisien dan andal.
Langkah-langkah penguatan layanan LDF yang dilakukan ASDP menjadi bagian dari visi besar untuk mewujudkan konektivitas maritim nasional yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan.