JAKARTA - Perubahan kondisi cuaca yang dinamis terus menjadi perhatian serius Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Baru-baru ini, lembaga tersebut kembali mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia dalam waktu dekat.
Melalui laporan terbaru, BMKG menginformasikan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang laut tinggi yang dapat berdampak langsung terhadap aktivitas harian dan keselamatan.
Fenomena Atmosfer yang Perlu Diwaspadai
- Baca Juga Harga Sembako Jogja Turun
Kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang bukanlah hal baru di berbagai wilayah Indonesia, khususnya saat terjadi peralihan musim. Meski begitu, intensitas dan cakupan wilayah terdampak dapat meningkat seiring dengan perubahan pola cuaca global. Oleh karena itu, BMKG terus melakukan pemantauan dan menyampaikan informasi terkini guna meminimalisasi risiko bencana yang mungkin ditimbulkan.
Dalam keterangan resminya, BMKG menyampaikan bahwa potensi cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di beberapa daerah, mulai dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Cuaca yang berubah secara cepat ini dinilai dapat memicu terjadinya gangguan seperti genangan air, banjir lokal, hingga tumbangnya pepohonan.
Angin Kencang di Tiga Provinsi
Terdapat tiga wilayah yang perlu bersiaga terhadap potensi angin kencang. Menurut prediksi BMKG, daerah-daerah tersebut meliputi:
Aceh
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Sulawesi Utara
Angin kencang di wilayah-wilayah ini bisa mengganggu aktivitas warga, terutama yang berada di wilayah pesisir, pertanian, serta pengguna kendaraan roda dua yang rawan terhadap hembusan angin kuat.
Potensi Hujan Sedang hingga Lebat
Selain angin kencang, sejumlah wilayah juga diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Daerah-daerah tersebut antara lain:
Kalimantan Selatan
Papua Barat
Papua Pegunungan
Papua Tengah
Sulawesi Selatan
Sumatera Selatan
BMKG mengingatkan bahwa curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan genangan air, banjir, bahkan longsor, terutama di daerah-daerah dengan topografi rawan seperti lereng pegunungan dan bantaran sungai.
Tinggi Gelombang Laut: Potensi Bahaya di Perairan
Tak hanya di daratan, potensi gangguan juga datang dari wilayah perairan. BMKG mengumumkan prakiraan tinggi gelombang laut yang berpotensi terjadi dalam periode 23 hingga 26 Juli 2025.
Menurut data, terdapat dua kategori tinggi gelombang yang diperkirakan:
Gelombang 1,25 – 2,5 meter, berpeluang terjadi di:
Laut Natuna Utara
Laut Jawa bagian barat, tengah, dan timur
Laut Bali
Laut Sulawesi bagian timur
Selat Makassar bagian selatan
Samudra Hindia selatan NTT
Laut Maluku
Samudra Pasifik utara Papua dan Papua Barat
Laut Arafuru bagian barat, tengah, dan timur
Gelombang 2,5 – 4,0 meter, berpeluang terjadi di:
Selat Malaka bagian utara
Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Bengkulu, Aceh, Lampung, dan Kepulauan Mentawai
Samudra Hindia selatan Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan NTB
Kondisi laut dengan gelombang tinggi bisa membahayakan pelayaran kapal-kapal nelayan, kapal penyeberangan, maupun kapal kargo. Oleh karena itu, BMKG menghimbau agar aktivitas pelayaran lebih waspada dan mematuhi peringatan yang telah dikeluarkan.
Masyarakat Diimbau Aktif Memantau Informasi Cuaca
Penting bagi masyarakat, khususnya yang berada di wilayah terdampak, untuk rutin memantau pembaruan informasi cuaca. BMKG telah menyediakan berbagai kanal informasi resmi yang bisa diakses publik, baik melalui situs web, aplikasi seluler, maupun media sosial.
Peringatan cuaca ini bukan sekadar pengumuman formal, melainkan langkah konkret dalam upaya mitigasi risiko. Masyarakat diharapkan untuk tidak menganggap remeh perubahan cuaca yang terkesan mendadak, karena dalam beberapa kasus, perubahan tersebut bisa menimbulkan dampak yang signifikan.
Peran Aktif Semua Pihak Diperlukan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem, dibutuhkan kesiapsiagaan dari semua pihak. Pemerintah daerah dapat berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk memastikan langkah-langkah mitigasi bencana berjalan optimal. Sementara itu, warga juga bisa mengambil langkah-langkah sederhana seperti:
Menjaga saluran drainase agar tidak tersumbat
Memangkas ranting pohon yang berpotensi tumbang
Menunda aktivitas laut saat gelombang tinggi
Menghindari genangan atau aliran air deras
Langkah preventif ini penting guna menghindari kerugian yang lebih besar akibat bencana alam yang dipicu oleh cuaca ekstrem.