JAKARTA - Mengenal budaya Indonesia tidak selalu harus lewat buku atau film dokumenter. Pengalaman langsung di negeri ini bisa meninggalkan kesan yang jauh lebih dalam. Itulah yang dirasakan puluhan mahasiswa asing saat mengikuti Program Global Summer Week (GSW) 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Melalui rangkaian kegiatan budaya yang dikemas interaktif dan menyenangkan, program ini menjadi ajang pertukaran budaya sekaligus sarana membangun keakraban lintas bangsa.
Salah satu peserta, Sebastian Dittmer Isbye dari Copenhagen Business School, Denmark, tak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya. Bukan hanya karena ia berkesempatan menjelajahi kebudayaan baru, tetapi juga karena bisa merasakan langsung pengalaman yang belum pernah ia alami sebelumnya—memanah. “Hmm senang bisa melakukan ini. Ini pengalaman pertamaku memegang panah,” ucap Sebastian sambil tersenyum.
Bagi Sebastian, pengalaman memegang busur dan mencoba memanah bukanlah sekadar aktivitas biasa. Kegiatan ini membuka cakrawala baru baginya dalam memahami budaya lokal. Di balik permainan itu, ia menemukan cara unik masyarakat Indonesia memperkenalkan tradisi dan sejarah mereka kepada dunia luar.
Meski sempat mengalami sedikit gegar budaya saat pertama kali datang, Sebastian merasa cepat beradaptasi berkat kehangatan peserta lain. Ia pun mengaku senang bisa menjadi bagian dari GSW dan mengenal Indonesia dari sisi yang tak didapatkan di bangku kuliah. “Saya bersyukur tak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri setelah membaur bersama peserta GSW lainnya. Sangat senang dapat mengenal budaya Indonesia,” tambahnya.
Program Global Summer Week bukan sekadar seminar atau diskusi kelas. Justru kekuatan utama program ini terletak pada pendekatan langsung terhadap budaya. Salah satu agenda paling dinantikan adalah kegiatan Cultural and Outbound Activities yang dilaksanakan di kawasan Candi Prambanan. Kegiatan ini bukan hanya mempertemukan 56 mahasiswa dari delapan universitas di sembilan negara, tetapi juga mendorong interaksi dan keakraban yang mendalam.
Candi Prambanan, sebagai situs warisan dunia, menjadi lokasi yang sarat nilai historis dan spiritual. Para peserta diajak mengeksplorasi kawasan candi, mengenal sejarah dan maknanya, serta merasakan atmosfer budaya Jawa yang kental. Momen ini menjadi kesempatan istimewa untuk belajar lintas budaya secara langsung, dalam suasana penuh kebersamaan.
Megat Raimi bin Hezree Azwan, mahasiswa asal Malaysia yang sedang menempuh pendidikan di University of Canterbury, New Zealand, turut mengungkapkan kekagumannya terhadap keunikan budaya Indonesia. Ia merasa program ini membuka ruang besar untuk memahami kehidupan masyarakat lokal secara lebih nyata. “Awalnya, motivasi mengikuti kegiatan ini karena ingin mendapat kredit kuliah dengan mudah. Luar biasa yang saya peroleh lebih dari itu. Pengalaman-pengalaman ini jauh lebih berharga seperti belajar budaya baru dan menjalin pertemanan lintas negara,” ujarnya.
Menurut Megat Raimi, salah satu yang membuat Indonesia istimewa adalah sifat terbuka dan keramahan masyarakatnya. Karakter ini mempermudahnya dalam beradaptasi dan menjalin hubungan dengan sesama peserta. GSW bukan hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga tempat menciptakan koneksi emosional yang tak terlupakan.
Hal senada diungkapkan oleh Nurul Natasha binti Ismayudin, mahasiswa University of Canterbury. Meski baru pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, ia merasa program GSW berhasil memberinya pengalaman yang jauh lebih mendalam ketimbang ekspektasinya. Baginya, eksplorasi Candi Prambanan menjadi salah satu puncak kegiatan.
Nurul menyampaikan rasa takjubnya saat mengetahui bahwa Candi Prambanan, candi Hindu terbesar di Indonesia, masih aktif digunakan untuk kegiatan ibadah hingga saat ini. Kekagumannya bertambah ketika mendengar kisah candi ini yang pernah terdampak gempa bumi tahun 2006. “Ketika mengetahui sejarahnya, saya tidak menyangka bahwa bangunan secantik ini pernah terkena dampak dari gempa bumi dan sempat mengalami kerusakan. Walaupun begitu, seni yang ada di dalam candi tersebut sangat luar biasa dan memiliki filosofi yang menarik,” tuturnya penuh semangat.
Kegiatan-kegiatan dalam program GSW UGM dirancang untuk membangun pemahaman mendalam mengenai budaya Indonesia dalam bingkai kolaboratif. Interaksi yang terjadi tidak hanya sebatas memperkenalkan budaya Indonesia kepada peserta asing, tetapi juga menjadi cermin bagi mahasiswa lokal untuk lebih mencintai warisan budayanya.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara. Tidak hanya mengikuti setiap sesi dengan penuh semangat, mereka juga menunjukkan rasa ingin tahu tinggi terhadap sejarah, seni, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif berbasis pengalaman lapangan memiliki daya tarik besar, terutama bagi generasi muda global yang haus akan pengalaman autentik.
Global Summer Week tidak hanya memperkaya wawasan akademik peserta, tetapi juga memperluas perspektif mereka terhadap keberagaman budaya. UGM melalui program ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan internasional bisa berjalan seiring dengan diplomasi budaya.
Melalui interaksi dan pengalaman langsung, para peserta membawa pulang bukan hanya kenangan, tapi juga pemahaman mendalam tentang Indonesia sebuah jembatan penting menuju pemahaman antarbangsa di masa depan.