Energi

Energi dari Sampah, Solusi Jakarta Atasi Limbah

Energi dari Sampah, Solusi Jakarta Atasi Limbah
Energi dari Sampah, Solusi Jakarta Atasi Limbah

JAKARTA - Sampah yang selama ini menjadi masalah pelik bagi Jakarta, kini mulai diposisikan sebagai aset potensial untuk menjawab tantangan energi masa depan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menyiapkan pembangunan empat unit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS), dengan memanfaatkan volume limbah rumah tangga yang terus menumpuk setiap hari.

Inisiatif ini semakin kuat setelah Presiden Prabowo Subianto memberikan restu penuh untuk pengembangan energi alternatif dari sampah, sebagai bagian dari strategi nasional energi terbarukan.

"Presiden Prabowo memberikan arahan bahwa penggunaan energi ke depan di Jakarta salah satunya menggunakan energi sampah, pembangkit energi sampah,” ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota Jakarta.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat, Pemprov DKI Jakarta optimistis proyek ini dapat segera dimulai. Targetnya, keempat PLTS akan berdiri di lokasi strategis guna memproses sampah menjadi sumber listrik yang bersih dan berkelanjutan.

Salah satu sumber utama energi untuk PLTS ini berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. TPA ini telah menjadi lokasi penampungan utama limbah padat dari Ibu Kota, dengan volume mencapai sekitar 55 juta ton sampah yang menggunung.

Setiap harinya, Jakarta menghasilkan sekitar 7.700 ton sampah, menjadikan persoalan pengelolaan limbah sebagai isu besar bagi pemerintah kota. Namun, kini perspektif itu mulai bergeser. Sampah yang sebelumnya dianggap beban, kini dilihat sebagai modal besar untuk transisi energi.

“Dan kebetulan kita mempunyai cadangan sampah yang cukup besar di Bantar Gebang, jumlahnya kurang lebih 55 juta. Setiap hari sampah di Jakarta ini kurang lebih 7.700 ton. Maka ini menjadi modal yang luar biasa, yang dulunya menjadi beban bagi pemerintah Jakarta, sekarang seperti harta karun,” ucap Pramono menegaskan optimisme baru tersebut.

Langkah membangun PLTS menjadi titik balik dalam pengelolaan sampah Jakarta, yang selama ini berkutat pada pola buang-angkut tanpa pengolahan energi yang signifikan. Empat PLTS yang akan dibangun itu bukan hanya dirancang untuk mereduksi volume sampah, tetapi juga untuk menghasilkan energi listrik bagi masyarakat ibu kota.

“Ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa karena langsung nanti kami akan membangun 4 PLTS, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Jakarta dan mudah-mudahan ini akan membuat Jakarta semakin green,” ungkap Gubernur Pramono.

Langkah ini juga mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam menindaklanjuti agenda transisi energi nasional. Di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat, Jakarta mulai mencari sumber daya alternatif yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dengan visi menjadikan Jakarta sebagai kota ramah lingkungan, infrastruktur energi berbasis sampah ini menjadi bagian dari solusi terintegrasi. Tidak hanya soal listrik, tetapi juga tentang menata kembali sistem pengelolaan limbah yang selama ini cenderung bersifat reaktif dan menimbulkan beban sosial-ekologis.

Bukan kali ini saja ide pengolahan sampah menjadi energi muncul dalam wacana pembangunan ibu kota. Namun, dengan arahan langsung dari Presiden dan dukungan anggaran pusat, rencana ini berpeluang besar untuk benar-benar dieksekusi.

Pembangunan empat PLTS ini juga dipandang sebagai proyek percontohan nasional dalam pemanfaatan energi terbarukan yang berasal dari limbah. Dengan memanfaatkan potensi yang ada secara lokal, Jakarta dapat menjadi pionir dalam transformasi energi bersih berbasis sampah kota.

Adapun strategi ini dinilai sejalan dengan upaya global mengurangi emisi karbon dan mencapai target net zero emission. Jika berhasil, proyek serupa bisa direplikasi di kota-kota besar lainnya yang menghadapi persoalan serupa.

Dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa, Jakarta memerlukan inovasi pengelolaan energi dan limbah secara berkelanjutan. PLTS menjadi jembatan penting menuju solusi sistemik: mengubah sampah menjadi sumber daya.

Sebagaimana ditekankan Pramono, inisiatif ini bukan semata proyek infrastruktur, tetapi juga simbol pergeseran paradigma pemerintah dalam melihat potensi ekonomi sirkular.

Transformasi ini bisa menjadi warisan penting bagi masa depan Jakarta—sebuah kota yang mampu beradaptasi dengan tantangan zaman melalui inovasi energi, keberlanjutan, dan pemanfaatan sumber daya lokal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index