JAKARTA - Di tengah gejolak dan perlambatan pasar otomotif nasional, sejumlah merek mulai melakukan reposisi demi mempertahankan pangsa pasar. Namun, Mazda justru memilih untuk tidak terjebak dalam perlombaan volume. Strategi yang diambil merek asal Jepang ini tidak mengikuti arus, melainkan menegaskan identitas sebagai merek eksklusif yang mengedepankan kualitas dan pengalaman pelanggan.
COO PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio, tidak menampik bahwa secara umum, performa Mazda mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun demikian, tren tersebut dinilai wajar dan mencerminkan kondisi pasar otomotif secara keseluruhan. Dalam situasi demikian, Mazda tidak menanggapi dengan strategi agresif, melainkan dengan pendekatan yang lebih strategis dan berorientasi pada konsumen.
Alih-alih terjebak dalam kompetisi harga dan volume penjualan, Mazda memilih untuk mendekatkan diri kepada pelanggan. Bagi Ricky, pendekatan yang berfokus pada relasi personal adalah kekuatan utama Mazda di Indonesia. "Kami lebih memilih mendekat ke orangnya, ke customer-nya langsung. Mazda itu bukan brand yang berlomba-lomba soal volume," tegasnya.
Keunikan Mazda juga tercermin dalam komunitas pengguna yang solid, yakni Mazda Lovers. Komunitas ini dihuni oleh pengguna aktif yang benar-benar merasakan manfaat dan kenyamanan mobil Mazda, bukan hanya pembeli yang tertarik karena promo atau diskon semata. Hubungan jangka panjang antara merek dan konsumennya inilah yang menjadi kekuatan tersendiri dalam menghadapi dinamika pasar.
Di sisi lain, pasar otomotif Indonesia sedang dipenuhi oleh merek-merek baru, terutama dari Tiongkok, yang menawarkan mobil dengan fitur melimpah dan harga kompetitif. Banyak dari brand tersebut mencoba menguasai segmen pasar volume atau “mobil sejuta umat”. Mazda, dengan pendekatan eksklusifnya, memilih untuk tidak masuk ke ranah tersebut.
"Kalau kami ikut-ikutan main di segmen itu, bisa mengecewakan loyalis kami. Mereka beli karena percaya pada value dan desain Mazda," jelas Ricky. Keputusan ini menjadi penegasan bahwa Mazda bukan sekadar pemain pasar, melainkan pembawa filosofi desain dan pengalaman berkendara yang berbeda.
Salah satu kekuatan utama Mazda yang menjadi daya tarik adalah desainnya yang timeless. Meskipun perusahaan tidak sering meluncurkan model baru, kendaraan yang sudah ada tetap relevan dan diminati pasar. Tidak sedikit konsumen yang tetap tertarik pada model lama karena estetika dan kualitasnya tetap terasa mewah dan modern.
Selain desain, Mazda juga memperkuat layanan purna jual untuk menjaga loyalitas konsumen. Melalui program garansi lima tahun dan servis gratis yang mencakup suku cadang dan tenaga kerja, perusahaan berupaya memberikan rasa aman dan kepuasan berkelanjutan bagi pemilik Mazda. Menariknya, Ricky menyebut dirinya masih rutin memantau laporan dari call center untuk memastikan bahwa kualitas layanan tetap terjaga.
Langkah-langkah tersebut mencerminkan bahwa Mazda bukan hanya menjual kendaraan, tetapi juga membangun kepercayaan jangka panjang dengan konsumennya. Bahkan dalam menghadapi ekspansi merek baru yang agresif, Mazda bersikap tenang namun tidak pasif.
“Kami bukan reaktif, tapi responsif. Ada tim marketing intelligence yang menganalisis langkah kompetitor setiap hari,” ujar Ricky. Dengan pemetaan pasar yang akurat, Mazda tidak serta-merta ikut tren, melainkan merespons dengan strategi matang dan jangka panjang.
Ke depan, Mazda tetap akan menghadirkan produk-produk baru sebagai bagian dari strategi penyegaran. Namun, ekspansi ini tidak dilakukan secara masif. Ricky menjelaskan bahwa pengembangan jaringan dealer akan dilakukan secara selektif. “Kami lebih memilih sedikit tapi kuat, daripada banyak tapi saling tumpang tindih dan tidak maksimal,” ujarnya.
Dalam menghadapi dinamika industri otomotif nasional yang semakin kompleks, Mazda tampaknya tidak goyah dengan strategi jangka pendek seperti potongan harga besar-besaran atau peluncuran produk massal. Sebaliknya, pendekatan yang lebih personal, eksklusif, dan berkarakter menjadi nilai pembeda yang tetap dijaga.
Strategi ini mungkin tidak langsung membuahkan lonjakan penjualan dalam waktu singkat, namun di sisi lain membangun fondasi loyalitas yang kuat dan konsisten. Dalam lanskap industri yang dipenuhi persaingan harga dan fitur, Mazda hadir sebagai pemain yang menawarkan alternatif: kualitas, kepercayaan, dan hubungan yang erat dengan pengguna.
Dengan fondasi filosofi desain, layanan premium, dan pemahaman yang mendalam terhadap konsumennya, Mazda tetap percaya diri menjawab tantangan pasar otomotif Indonesia yang penuh gejolak. Di tengah gempuran perubahan dan persaingan yang ketat, Mazda memilih untuk tetap menjadi dirinya sendiri — eksklusif, konsisten, dan dekat dengan konsumennya.