Erick Thohir

Erick Thohir Tegaskan Naturalisasi Harus Sesuai Aturan

Erick Thohir Tegaskan Naturalisasi Harus Sesuai Aturan
Erick Thohir Tegaskan Naturalisasi Harus Sesuai Aturan

JAKARTA - Rencana PSSI untuk memperkuat lini depan Timnas Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kembali menjadi sorotan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa proses naturalisasi dua penyerang keturunan masih berada dalam tahap awal, dan belum bisa dipastikan karena terbentur kelengkapan dokumen.

Timnas Indonesia akan menghadapi tantangan besar dalam grup B, bersama tuan rumah Arab Saudi dan Irak, pada pertandingan yang dijadwalkan berlangsung antara 8 hingga 14 Oktober 2025. Dalam persiapan menuju laga penting tersebut, PSSI tengah mempertimbangkan untuk menambah amunisi di sektor serangan, terutama setelah Ole Romeny terancam absen akibat cedera patah tulang kaki.

“Tambahan 1-2 pemain ke Timnas Indonesia untuk Oktober 2025, sabar. Kalau suratnya sudah masuk, baru saya bisa kasih tahu,” kata Erick Thohir ketika ditanya perkembangan proses naturalisasi pemain.

Ketua PSSI itu menegaskan bahwa semua proses harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai aturan. Menurut Erick, FIFA sangat ketat dalam hal naturalisasi, sehingga PSSI tidak bisa sembarangan dalam memproses pemain berdarah Indonesia yang berkarier di luar negeri.

Salah satu pertimbangannya adalah apakah para pemain dan keluarganya benar-benar memiliki niat tulus untuk membela Indonesia. Hal ini penting agar naturalisasi tidak hanya menjadi langkah instan untuk mengejar prestasi, tetapi bagian dari pembangunan sepak bola nasional yang lebih berkelanjutan.

"Orang tuanya dan pemainnya benar rela membela Merah Putih gitu kan? Kalau belum ada black and white, salah saya," ujar Erick.

Ia menambahkan, “Kita harus proper karena FIFA sangat ketat dalam naturalisasi. Kita tidak mau menjadi negara yang nanti disorot sekadar mempercepat prestasi Timnas Indonesia.”

Erick Thohir mengakui bahwa prestasi memang penting dan menjadi sebuah quick win, apalagi dengan momentum yang baru saja diraih oleh tim nasional. Namun, ia mengingatkan bahwa pengembangan sepak bola Indonesia harus tetap dimulai dari akar rumput (grassroot), agar keberhasilan tim nasional tidak hanya sesaat.

“Prestasi timnas memang quick win karena memang momentumnya ada kemarin, tetapi pengembangan sepak bola Indonesia tetap harus mulai dari grassroot. Kami lagi usahakan,” jelasnya.

Dalam berbagai pernyataannya, Erick berulang kali menekankan bahwa penguatan tim nasional tidak boleh hanya dilihat dari sudut pandang jangka pendek. Ia ingin memastikan bahwa setiap pemain yang bergabung melalui jalur naturalisasi benar-benar memiliki komitmen dan rasa kebangsaan.

Sementara itu, salah satu pemain yang dikaitkan dengan proses naturalisasi tersebut adalah Miliano Jonathans. Winger muda ini memiliki darah keturunan Indonesia dari Depok, Jawa Barat, dan kini bermain untuk FC Utrecht di Liga Belanda (Eredivisie).

Miliano memulai musim 2024/2025 dengan catatan impresif bersama Vitesse Arnhem di kasta kedua Liga Belanda. Dalam 20 pertandingan, ia mencetak sebelas gol dan mencatatkan empat assist. Catatan ini menunjukkan potensinya sebagai salah satu penyerang sayap yang bisa memberi warna baru di skuad Garuda.

Namun, setelah pindah ke FC Utrecht pada Januari lalu, performanya belum terlalu menonjol. Ia baru tampil sebanyak delapan kali di Eredivisie dengan total waktu bermain 271 menit, tanpa mencetak gol maupun assist. Meski begitu, usianya yang masih muda dan rekam jejaknya di liga Belanda tetap menjadikan Miliano sebagai salah satu kandidat potensial untuk memperkuat lini depan Timnas Indonesia.

PSSI hingga saat ini belum memberikan konfirmasi resmi apakah Miliano Jonathans menjadi salah satu dari dua pemain yang sedang dalam proses naturalisasi. Namun, nama pemain ini kerap muncul dalam berbagai spekulasi publik dan media, mengingat latar belakangnya yang sesuai dengan kebutuhan tim nasional saat ini.

Di sisi lain, PSSI tidak hanya fokus pada Timnas senior. Erick Thohir juga memastikan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas Timnas Indonesia U-23 tetap menjadi prioritas. Dalam pernyataan terpisah, ia menegaskan bahwa Gerald Vanenburg masih akan melatih Timnas Indonesia U-23 pada ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2025, meski partisipasi dalam SEA Games 2025 belum bisa dipastikan.

Semua langkah ini merupakan bagian dari strategi besar PSSI untuk meningkatkan performa dan daya saing Timnas Indonesia di level Asia maupun dunia. Namun, Erick Thohir mengingatkan bahwa prosesnya harus tetap sesuai dengan regulasi, dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.

Langkah PSSI untuk menggaet talenta diaspora menunjukkan keseriusan federasi dalam memperbaiki performa tim nasional, tetapi proses naturalisasi bukan hanya soal kecepatan. Komitmen dan identitas nasional para pemain tetap menjadi hal yang tidak bisa ditawar.

Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, Erick juga mengajak publik untuk bersabar menanti informasi resmi. “Kalau suratnya sudah masuk, baru saya bisa kasih tahu,” ujarnya lagi.

Dengan ketatnya proses administrasi dan tingginya standar dari FIFA, proses naturalisasi dua penyerang ini bisa menjadi kunci untuk memperkuat Timnas Indonesia di putaran penting Kualifikasi Piala Dunia. Namun, seperti ditegaskan Erick Thohir, semuanya harus melalui proses yang benar, demi menjaga integritas dan kredibilitas sepak bola Indonesia di mata dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index