Transportasi

Transformasi Transportasi Digital Lewat QRIS Tap

Transformasi Transportasi Digital Lewat QRIS Tap
Transformasi Transportasi Digital Lewat QRIS Tap

JAKARTA - Transformasi digital di sektor keuangan kembali mencatat babak penting dengan hadirnya QRIS Tap, inovasi terbaru dari Bank Indonesia (BI) yang secara khusus ditujukan untuk mendukung efisiensi transaksi di transportasi umum. Namun, peluncuran teknologi ini tak sekadar soal kemudahan transaksi. Di Yogyakarta, tempat peresmian QRIS Tap, narasi teknologi bertemu dengan nilai-nilai budaya yang mengakar kuat, menjadikannya lebih dari sekadar inovasi digital.

Dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Bank Indonesia secara resmi memperkenalkan fitur QRIS Tap sebagai bagian dari pembukaan rangkaian program QRIS Jelajah Indonesia 2025. Acara tersebut turut dihadiri oleh perwakilan dari 46 Kantor Perwakilan BI se-Indonesia, mencerminkan skala nasional dan keseriusan dalam mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran di tanah air.

Fitur QRIS Tap menghadirkan pengalaman pembayaran yang lebih ringkas dan cepat. Berbeda dengan metode QRIS konvensional yang memerlukan pemindaian kode, pengguna kini cukup menempelkan (tap) kartu atau perangkat yang kompatibel. Teknologi ini diharapkan menjadi solusi praktis dalam transaksi harian, terutama di sektor transportasi umum.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengungkapkan bahwa QRIS Tap sudah mulai diimplementasikan di sejumlah moda transportasi, seperti Teman Bus, Damri, dan Royaltrans. Bahkan, fitur tap-in dan tap-out direncanakan akan diterapkan di MRT Jakarta pada September mendatang.

“Yogyakarta adalah pusat budaya yang senantiasa memancarkan keistimewaan. Ini selaras dengan slogan kita hari ini: QRIS Istimewa, seperti halnya Yogyakarta Istimewa,” jelas Filianingsih dalam sambutannya. Pernyataan ini menegaskan alasan pemilihan Yogyakarta sebagai kota peluncuran karena dinilai mewakili semangat pelestarian budaya yang dapat bersanding dengan inovasi teknologi.

Di tengah semangat digitalisasi yang diusung BI, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, memberikan pandangan yang lebih mendalam. Bagi Sri Sultan, kehadiran QRIS bukan sekadar alat teknologi, melainkan cerminan dari “laku budaya baru” yang mencerminkan kesiapan masyarakat dalam beradaptasi tanpa harus mengorbankan identitas budaya.

“Yogyakarta memiliki kecerdasan budaya, kearifan dalam mengelola perubahan tanpa kehilangan jati diri,” tutur Sri Sultan, memberikan perspektif filosofis tentang bagaimana teknologi seharusnya menyatu dengan kearifan lokal.

Lebih lanjut, Sri Sultan menekankan bahwa QRIS harus menjadi bagian dari nilai-nilai budaya, bukan hanya sebagai alat pembayaran praktis. Dalam pandangannya, QRIS dapat menjadi “simpul peradaban baru” yang menghubungkan berbagai elemen sosial, ekonomi, dan budaya dalam satu sistem pembayaran digital yang inklusif.

Filosofi Jawa pun turut disinggung dalam sambutan Sri Sultan. Ia mengaitkan QRIS dengan nilai Hamemayu Hayuning Bawana—upaya menjaga dan memperindah kehidupan dunia. Menurutnya, teknologi seperti QRIS semestinya digunakan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk pemerataan dan manfaat kolektif.

“Semoga hari ini menjadi langkah panjang menuju Yogyakarta yang tangguh secara ekonomi, adaptif secara teknologi, dan bijak secara budaya,” imbuh Sri Sultan, menutup sambutannya dengan harapan yang mencerminkan semangat kolaborasi antara modernitas dan tradisi.

QRIS sendiri telah menunjukkan perkembangan pesat sejak pertama kali diluncurkan. Saat ini, sistem pembayaran ini telah digunakan oleh lebih dari 57 juta pengguna dan mencakup 39,3 juta merchant. Yang menarik, lebih dari 93 persen merchant tersebut berasal dari kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menandakan bahwa digitalisasi pembayaran telah merambah ke akar perekonomian rakyat.

Bank Indonesia menargetkan kenaikan angka pengguna dan merchant hingga akhir tahun ini, masing-masing menjadi 58 juta pengguna dan 40 juta merchant. Dengan inovasi seperti QRIS Tap, target tersebut diyakini bisa tercapai, terlebih dengan strategi promosi melalui program QRIS Jelajah Indonesia 2025.

Setelah peluncuran resmi, rangkaian acara dilanjutkan dengan dimulainya QRIS Jelajah Indonesia 2025 sebuah kampanye edukasi dan promosi penggunaan QRIS di berbagai daerah. Kegiatan ini akan mengusung kearifan lokal sebagai tema utama, sejalan dengan semangat Sri Sultan bahwa teknologi seharusnya kontekstual dan relevan dengan nilai-nilai lokal.

Kehadiran QRIS Tap dan program Jelajah Indonesia bukan hanya menunjukkan kemajuan teknologi dalam sistem keuangan, tetapi juga menggambarkan bagaimana inovasi dapat bersanding dengan budaya lokal. Yogyakarta, dengan warisan budayanya yang kaya, kembali menjadi panggung utama untuk menyuarakan pesan bahwa kemajuan teknologi akan lebih bermakna jika tidak melupakan akar identitas.

Sebagaimana ditekankan oleh Sri Sultan, transformasi digital idealnya tidak sekadar bertujuan pada efisiensi, tetapi juga pada keberlanjutan nilai-nilai budaya dan kesejahteraan kolektif. Dengan demikian, langkah Bank Indonesia dalam menghadirkan QRIS Tap di Yogyakarta tidak hanya menandai peluncuran teknologi baru, tetapi juga upaya menjalin harmoni antara teknologi dan budaya sebagai fondasi masa depan bangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index