JAKARTA - Pendekatan inovatif berbasis teknologi digital menjadi penopang utama keberhasilan PT Hutama Karya (Persero) dalam mencetak rekor nasional pada proyek pembangunan infrastruktur strategis. Melalui penerapan sistem konstruksi digital yang efisien dan akurat, perusahaan berhasil menyelesaikan Tol Bayung Lencir - Tempino Seksi 3 sepanjang 15,47 kilometer hanya dalam waktu 473 hari, jauh lebih cepat dari target kontraktual 600 hari.
Prestasi ini mendapatkan pengakuan resmi dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI), yang menganugerahi penghargaan untuk kategori “Pengerjaan Proyek Jalan Bebas Hambatan dengan Tingkat Efisiensi Waktu Tertinggi.” Proyek ini dikerjakan oleh kerja sama operasi (KSO) antara Hutama Karya, Wijaya Karya, dan Brantas Abipraya, dengan capaian efisiensi waktu sebesar 21,7 persen menjadikannya rekor tertinggi untuk kategori pembangunan jalan tol di Indonesia.
Penghargaan diserahkan oleh Wakil Direktur Utama MURI, Osmar Semesta Susilo, kepada Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung Saputra, dalam sebuah acara di Auditorium Ki Narto Sabdo, Jakarta.
“Raihan rekor MURI ini adalah bentuk komitmen Hutama Karya dalam menghadirkan infrastruktur berkualitas dengan efisiensi waktu yang optimal. Proyek ini tidak hanya selesai lebih cepat, tetapi juga mempertahankan standar kualitas dan keselamatan kerja yang tinggi,” ujar EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, dalam keterangannya.
Digitalisasi Konstruksi: Menjawab Tantangan Proyek Skala Besar
Kecepatan penyelesaian proyek bukan sekadar hasil kerja keras konvensional, tetapi juga buah dari transformasi digital yang dijalankan secara menyeluruh dalam proses konstruksi. Teknologi pemetaan laser, sistem navigasi satelit, dan sistem pengukuran kualitas tanah secara instan menjadi perangkat utama dalam efisiensi ini. Selain itu, penggunaan kamera pengawas di seluruh lokasi proyek turut memastikan pengendalian kualitas dan keselamatan kerja secara real-time dan berkelanjutan.
Tidak hanya itu, sistem pemindai otomatis untuk kontrol penggunaan material, serta teknologi perencanaan digital yang memungkinkan koordinasi kerja lebih efektif turut mempercepat eksekusi proyek. Dengan sistem ini, setiap proses pembangunan dilakukan berdasarkan data presisi tinggi yang memungkinkan pengambilan keputusan cepat dan tepat.
Fokus pada Keselamatan dan Mutu
Meski target waktu menjadi perhatian utama, aspek keselamatan kerja tidak diabaikan. Justru, proyek ini mendapatkan penghargaan dari Kementerian Ketenagakerjaan atas pencapaian 2.935.573 jam kerja aman tanpa kecelakaan. Hal ini mencerminkan penerapan prinsip zero accident sebagai bagian dari budaya kerja perusahaan.
Untuk menjaga kualitas konstruksi, proyek ini juga didampingi oleh laboratorium independen yang melakukan pengujian mutu secara berkala. Standar kualitas ini menegaskan bahwa efisiensi waktu tidak dilakukan dengan mengorbankan kualitas maupun keamanan infrastruktur yang dibangun.
Kontribusi pada Pembangunan dan Konektivitas Sumatera
Proyek Tol Bayung Lencir–Tempino Seksi 3 merupakan bagian penting dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungkan Provinsi Jambi dengan Sumatera Selatan. Jalan tol ini merupakan tol pertama di Jambi dan menjadi bagian dari ruas Betung – Jambi, serta telah mulai beroperasi.
Nilai investasi proyek ini mencapai Rp2,729 triliun dan didukung penuh oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jalan tol ini dilengkapi dengan akses jalan sepanjang 1,8 kilometer dan struktur pendukung lainnya seperti jembatan overpass, underpass, serta interchange.
Kehadiran tol ini sangat krusial dalam memangkas waktu tempuh antara Palembang dan Jambi, mempercepat distribusi barang dan jasa, serta membuka peluang investasi dan perekonomian baru di wilayah Sumatera bagian tengah. Bahkan, sektor pariwisata di Jambi seperti Taman Nasional Bukit Duabelas dan Candi Muaro Jambi diproyeksikan ikut terdorong pertumbuhannya berkat aksesibilitas yang semakin baik.
Validasi Resmi dan Dukungan Institusional
Pengakuan terhadap keberhasilan proyek ini tidak hanya datang dari MURI, tetapi juga telah mendapatkan validasi resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum. Validasi tersebut ditandatangani oleh Kepala BPJT, Wilan Oktavian. Hadir pula dalam seremoni penyerahan penghargaan, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jambi, Ibnu Kurniawan, serta Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Provinsi Jambi, Benny Widya Christiawan.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.093 kilometer, dengan 952 kilometer ruas yang telah beroperasi. Dengan catatan prestasi ini, Hutama Karya mengukuhkan diri sebagai pionir dalam efisiensi pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia.
EVP Adjib Al Hakim menegaskan bahwa capaian ini merupakan refleksi dari nilai-nilai AKHLAK serta budaya kerja unggul yang dianut di lingkungan Hutama Karya. “Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi dalam setiap proyek infrastruktur demi kemajuan bangsa dengan mengedepankan prinsip zero accident, zero unconformity, dan zero waste,” tutup Adjib.