Batu Bara

Batu Bara Didorong Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

Batu Bara Didorong Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi
Batu Bara Didorong Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA - Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen per tahun, pemerintah menjadikan sektor mineral dan batu bara (minerba) sebagai salah satu tumpuan utama. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai bahwa besarnya cadangan dan potensi komoditas ini memberikan kontribusi strategis terhadap perekonomian nasional.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan bahwa subsektor minerba memiliki kekuatan besar, tidak hanya dalam hal pendapatan negara, tetapi juga sebagai komponen vital untuk mendukung ketahanan energi. Hal tersebut disampaikan Dadan saat memberikan sambutan pada acara Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) di Jakarta, Kamis.

"Jadi, ini diharapkan bisa mendorong perekonomian yang baik, mendukung, berkontribusi, dan menurut Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), ini salah satu yang memang akan berkontribusi utama untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi delapan persen itu bisa tercapai dengan hilirisasi," ujarnya.

Pernyataan ini mengacu pada arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo yang memasukkan ketahanan energi sebagai bagian dari Astacita atau delapan cita-cita strategis. Dalam kerangka tersebut, hilirisasi komoditas minerba dipandang sebagai motor penggerak utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Dari sisi kontribusi terhadap penerimaan negara, subsektor minerba telah menunjukkan performa yang signifikan sejak tahun 2022. Pada tahun 2024, sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ini mencapai Rp140,5 triliun. Angka tersebut mewakili lebih dari separuh total PNBP Kementerian ESDM yang mencapai Rp269,6 triliun.

Tak hanya dari sisi ekonomi, subsektor minerba juga terdepan dalam penerapan teknologi. Menurut Dadan, sektor ini telah mengadopsi berbagai teknologi canggih mulai dari tahap eksplorasi hingga pelaporan. Penggunaan teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memastikan validitas data yang digunakan dalam pengambilan kebijakan.

"Sudah disebut di dalam undang-undang kita yang terkait dengan minerba, bahwa pemanfaatan teknologi, pemanfaatan sistem informasi, ini yang menjadi salah satu driver utama untuk mendorong, baik itu secara ekonomi lebih baik, maupun juga untuk memastikan bahwa datanya itu data yang benar, data yang dipercaya," ungkap Dadan.

Untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas, Kementerian ESDM telah menerapkan sistem informasi terintegrasi dalam proses perencanaan dan pelaporan. Beberapa sistem yang digunakan antara lain Sistem Informasi Mineral dan Batubara Antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA), Minerba One Data Indonesia (MODI), dan e-RKAB. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menjamin penerimaan negara dari sektor minerba, serta memastikan bahwa seluruh aktivitas pertambangan berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam konteks yang lebih luas, Dadan juga menegaskan bahwa posisi sektor ESDM sangat strategis dalam menopang perekonomian Indonesia. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan energi berbasis sumber daya sendiri sebagai penggerak ekonomi nasional.

Digitalisasi, menurut Dadan, menjadi elemen penting dalam mengoptimalkan peran sektor ini. Oleh karena itu, keterbukaan terhadap pemanfaatan teknologi informasi menjadi prioritas Kementerian ESDM.

Pernyataan Dadan disampaikan dalam acara DTI-CX, sebuah ajang bergengsi yang mempertemukan para profesional dan pemangku kepentingan di sektor teknologi informasi. Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dan Indonesia Data Center Provider (IDPRO).

DTI-CX menjadi ruang kolaboratif yang menghadirkan solusi teknologi inovatif serta menjembatani kebutuhan digital di 13 sektor industri utama di Indonesia. Sektor-sektor tersebut mencakup pemerintahan, infrastruktur, keuangan, barang konsumsi cepat saji (FMCG), telekomunikasi, pertanian, logistik dan transportasi, manufaktur, pariwisata dan perhotelan, pertambangan serta minyak dan gas, e-commerce, pendidikan, hingga kesehatan.

Melalui forum ini, kolaborasi lintas sektor diharapkan mampu mempercepat transformasi digital nasional, termasuk dalam sektor minerba yang strategis bagi masa depan energi dan ekonomi Indonesia.

Seiring dengan upaya hilirisasi dan digitalisasi, Kementerian ESDM optimistis bahwa kontribusi sektor minerba terhadap perekonomian Indonesia akan terus meningkat. Dengan fondasi regulasi yang kuat, dukungan teknologi yang memadai, dan pengelolaan yang transparan, sektor ini akan tetap menjadi salah satu tumpuan utama untuk mencapai target ambisius pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen per tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index