JAKARTA - Pasar kendaraan listrik di Indonesia sebentar lagi akan kedatangan pemain baru. Aito, sub merek mobil listrik di bawah naungan DFSK Seres, dipastikan bakal meluncurkan produknya secara resmi di Tanah Air. Menariknya, langkah perdana menuju pasar Indonesia akan dilakukan melalui tur jalan darat lintas negara, menempuh ribuan kilometer dari Chongqing, Cina, hingga Jakarta.
Nama Aito sebenarnya sudah pernah terdengar di Indonesia ketika tampil di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. Saat itu, pengunjung sempat melihat purwarupa Aito M9 di booth Seres. Namun, informasi peluncuran resmi maupun harga belum diungkap. Kini, tanda-tanda masuknya Aito ke pasar nasional semakin jelas.
Perjalanan Spesial Sambut Kerja Sama 75 Tahun RI–Tiongkok
Tur yang diberi nama “Open the Way with Aito” ini sekaligus menjadi bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok. Rombongan kendaraan akan melintasi jalur darat sejauh sekitar 5.000 kilometer, melewati beberapa negara ASEAN sebelum tiba di Jakarta.
“Akan ada penyambutan besar nanti pada 25 Agustus 2025 di Indonesia,” ujar Garibaldi ‘Boy’ Thohir, Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT).
Boy menjelaskan bahwa perjalanan ini bukan hanya sekadar promosi, tetapi juga menjadi contoh nyata konektivitas lintas negara yang mengingatkan pada konsep Silk Road modern. Ia berharap kegiatan ini dapat memicu rasa ingin tahu dan ketertarikan generasi muda terhadap industri kendaraan listrik.
Tiga Model Ikut Tur
Dalam ekspedisi ini, Aito mengikutsertakan tiga model andalan: Aito M5, Aito M7, dan Aito M9. Ketiga mobil listrik tersebut akan menempuh rute panjang dari pusat produksi di Chongqing menuju berbagai kota di Asia Tenggara, sebelum akhirnya memasuki Indonesia.
Keikutsertaan Aito M9 dalam tur ini memunculkan spekulasi kuat bahwa peluncuran resminya di pasar nasional hanya tinggal menunggu waktu. Model tersebut sebelumnya sudah diperlihatkan di Indonesia, namun detail waktu rilis dan harga masih dirahasiakan pihak Seres.
Dukungan Diplomatik dan Industri
Kehadiran Aito di Indonesia mendapat dukungan penuh dari pihak diplomatik. Djauhari Oratmangun, Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri kendaraan listrik, termasuk produksi komponen seperti baterai.
“Itu menandakan bahwa industri ini akan masuk ke Indonesia, berproduksi di Indonesia untuk pasar ASEAN. Karena itu, KBRI Beijing mendukung sepenuhnya,” kata Djauhari.
Ia juga menegaskan bahwa Tiongkok saat ini menjadi salah satu produsen utama kendaraan listrik dunia. Dengan modal sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, khususnya bahan baku baterai, kerja sama ini dinilai akan saling menguntungkan.
Strategi Aito dan DFSK Seres
Seres sendiri telah memiliki jejak di Indonesia melalui kerja sama dengan DFSK dan PT Sokonindo Automobile. Mereka menawarkan berbagai lini kendaraan, baik penumpang maupun niaga, yang sebagian besar berorientasi pada teknologi ramah lingkungan.
Di segmen kendaraan listrik, Seres sudah memasarkan beberapa model seperti Gelora E untuk kendaraan niaga, Seres E1 yang berukuran kompak, dan Seres 3 yang baru saja mengumumkan harga resminya di GIIAS 2025.
Langkah menghadirkan Aito ke pasar Indonesia diperkirakan menjadi bagian dari strategi memperluas portofolio kendaraan listrik di segmen menengah hingga premium.
Pesan di Balik Perjalanan 5.000 Kilometer
Perjalanan darat dari Chongqing ke Jakarta tidak hanya berfungsi sebagai misi pemasaran. Rute ini menjadi simbol keterhubungan antarwilayah di Asia, sekaligus unjuk kemampuan mobil listrik Aito dalam menempuh jarak jauh.
Boy Thohir menekankan bahwa acara ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih terbuka terhadap inovasi teknologi ramah lingkungan. Menurutnya, pengembangan kendaraan listrik bukan sekadar tren, melainkan bagian dari masa depan industri otomotif global.
Indonesia dan Arah Baru Kendaraan Listrik
Kedatangan Aito ke Indonesia mencerminkan arah baru pasar otomotif nasional yang semakin terbuka terhadap merek-merek luar negeri. Apalagi, dengan adanya dukungan regulasi dan infrastruktur dari pemerintah, peluang pertumbuhan pasar kendaraan listrik semakin besar.
Dari sisi industri, potensi produksi lokal menjadi faktor penting. Dengan cadangan nikel yang melimpah, Indonesia berada di posisi strategis untuk menjadi pusat manufaktur baterai di kawasan. Kehadiran pemain seperti Aito dapat memperkuat rantai pasok dan meningkatkan daya saing di pasar ASEAN.
Menanti Peluncuran Resmi
Meski tanggal peluncuran dan harga resmi Aito di Indonesia masih belum diumumkan, tur “Open the Way with Aito” menjadi isyarat kuat bahwa konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama. Jika semua berjalan sesuai rencana, Aito akan bersaing langsung dengan berbagai merek kendaraan listrik yang sudah lebih dulu eksis di pasar nasional.
Dengan tiga model yang memiliki spesifikasi beragam, Aito diharapkan dapat menjangkau berbagai segmen konsumen, mulai dari pengguna harian di perkotaan hingga mereka yang menginginkan kendaraan listrik berperforma tinggi.
Kehadiran Aito di Indonesia bukan hanya menambah pilihan kendaraan ramah lingkungan bagi konsumen, tetapi juga menjadi bagian dari cerita besar transformasi industri otomotif. Perjalanan 5.000 kilometer dari Chongqing ke Jakarta menjadi simbol bahwa masa depan mobil listrik sudah di depan mata, dan Indonesia siap menjadi salah satu panggung utamanya.