JAKARTA - Optimisme terhadap pasar saham Indonesia kembali mengemuka. BNI Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki peluang besar untuk melanjutkan tren kenaikannya dan menembus level 7.650 dalam waktu dekat.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menjelaskan bahwa momentum penguatan indeks masih cukup terbuka. “IHSG masih potensi rebound kembali hari ini,” ujarnya dalam riset harian. Menurutnya, pergerakan indeks diproyeksikan berada di kisaran batas bawah 7.430–7.470 dan batas atas 7.600–7.650.
Optimisme ini tidak datang tanpa alasan. Data dari bursa global menunjukkan adanya dukungan sentimen positif yang dapat menjadi katalis bagi IHSG.
Pengaruh Bursa Global
Pasar saham Amerika Serikat (Wall Street) mencatat kinerja positif pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Indeks Nasdaq menguat 0,98 persen, S&P 500 naik 0,78 persen, dan Dow Jones Industrial Average bertambah 0,47 persen. Kenaikan ini didorong oleh sejumlah data ekonomi dan kinerja korporasi yang lebih baik dari perkiraan, sehingga memberikan keyakinan bahwa ekonomi AS masih cukup tangguh di tengah ketidakpastian global.
Sementara itu, pasar Asia bergerak bervariasi. Jepang menjadi salah satu bursa yang menunjukkan penguatan signifikan. Indeks Nikkei 225 melonjak 1,85 persen, diikuti penguatan indeks Topix sebesar 1,21 persen. Kondisi serupa terjadi pada indeks Kosdaq di Korea Selatan yang naik 0,43 persen.
Namun, tidak semua bursa mengalami kenaikan. Indeks Kospi Korea Selatan justru terkoreksi 0,55 persen. Di Australia, S&P/ASX 200 melemah 0,27 persen. Bursa Hong Kong pun turut tergelincir, dengan indeks Hang Seng turun 0,94 persen. Pergerakan campuran ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat sentimen positif, dinamika regional tetap dipengaruhi oleh faktor domestik di masing-masing negara.
Saham Pilihan BNI Sekuritas
Dengan mempertimbangkan kondisi global dan domestik, BNI Sekuritas merekomendasikan enam saham yang layak dipantau investor. Fanny Suherman memaparkan analisis teknikal dan area pembelian potensial untuk setiap saham, lengkap dengan target harga jangka pendek.
INET (Indonet Tbk.)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 278–288
Cut loss: di bawah 272
Target harga dekat: 296–308
BBCA (Bank Central Asia Tbk.)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 8.225–8.300
Cut loss: di bawah 8.200
Target harga dekat: 8.425–8.500
BRMS (Bumi Resources Minerals Tbk.)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 444–450
Cut loss: di bawah 438
Target harga dekat: 458–462
DOOH (Paramount Enterprise International Tbk.)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 152–156
Cut loss: di bawah 150
Target harga dekat: 159–167
TOBA (TBS Energi Utama Tbk.)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 1.035–1.045
Cut loss: di bawah 1.030
Target harga dekat: 1.060–1.080
PGEO (Pertamina Geothermal Energy Tbk.)
Rekomendasi: Spec Buy
Area beli: 1.615–1.625
Cut loss: di bawah 1.600
Target harga dekat: 1.645–1.660
Mengapa Level 7.650 Penting?
Level 7.650 dinilai penting karena berada di kisaran resistance psikologis IHSG. Jika indeks mampu menembusnya dengan volume perdagangan yang kuat, peluang untuk melanjutkan tren naik akan semakin besar. Hal ini akan menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar, baik investor ritel maupun institusi.
Kondisi ini juga menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tetap tangguh meski dihadapkan pada ketidakpastian global, seperti fluktuasi harga komoditas, ketegangan geopolitik, hingga kebijakan suku bunga bank sentral di berbagai negara.
Strategi Investor
Menghadapi potensi penguatan IHSG, investor disarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham. Saham-saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan positif menjadi pilihan utama. Selain itu, memperhatikan level support dan resistance teknikal sangat penting untuk meminimalkan risiko kerugian.
BNI Sekuritas menekankan bahwa rekomendasi “Spec Buy” bukan berarti tanpa risiko. Investor tetap harus disiplin menetapkan batas cut loss sesuai yang dianjurkan. Pendekatan ini akan membantu melindungi modal dari fluktuasi harga yang tidak diinginkan.
Sentimen Lain yang Perlu Dipantau
Selain faktor global, pelaku pasar juga perlu memantau perkembangan dalam negeri, seperti rilis data ekonomi bulanan, kebijakan pemerintah terkait investasi, dan pergerakan nilai tukar rupiah. Stabilitas ekonomi domestik dapat menjadi katalis tambahan bagi penguatan IHSG.
Sektor perbankan, energi, dan teknologi menjadi sorotan, mengingat kontribusi besar sektor-sektor tersebut terhadap pergerakan indeks. Rekomendasi saham dari BNI Sekuritas juga mencerminkan keyakinan bahwa sektor-sektor ini memiliki potensi pertumbuhan di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Dengan kombinasi analisis teknikal, dukungan sentimen global, dan strategi perdagangan yang tepat, peluang IHSG mencapai level 7.650 bukan sekadar optimisme, melainkan target realistis yang dapat dicapai dalam waktu dekat.
BNI Sekuritas menegaskan, kunci sukses bagi investor terletak pada kedisiplinan, kesabaran, dan kemampuan membaca peluang di tengah fluktuasi pasar. Jika faktor-faktor pendukung terus berpihak, pasar modal Indonesia bisa kembali mencatatkan rekor positif, memberikan keuntungan bagi para pelaku pasar yang cermat memanfaatkan momentum.