JAKARTA - Di era serba digital seperti sekarang, mahasiswa semakin akrab dengan berbagai aplikasi finansial. Tidak sekadar mempermudah transaksi harian, aplikasi ini kini hadir dengan fitur pengelolaan keuangan yang membuat penggunanya lebih bijak dalam mengatur uang saku maupun pendapatan bulanan. Dengan bantuan aplikasi finansial, mencatat pemasukan dan pengeluaran bisa dilakukan secara otomatis, sehingga mahasiswa dapat lebih mudah memantau arus kas pribadi.
Kebiasaan boros yang sering menjadi tantangan bagi banyak mahasiswa dapat diminimalkan dengan memanfaatkan teknologi ini. Catatan keuangan yang rapi dan terstruktur membantu menumbuhkan kesadaran untuk menabung sejak dini. Setiap rupiah yang keluar dari kantong bisa terlacak, sehingga pengguna dapat mengetahui ke mana sebagian besar uangnya digunakan.
Selain mencatat pengeluaran, aplikasi finansial memungkinkan pengguna untuk membedakan nominal pengeluaran mulai dari yang kecil hingga besar. Informasi ini penting untuk mengevaluasi prioritas pengeluaran dan menyesuaikannya dengan kebutuhan sehari-hari. Dengan begitu, mahasiswa dapat lebih mudah mengambil keputusan finansial yang tepat tanpa harus merasa kebingungan saat uang mulai menipis di pertengahan bulan.
Berbagai aplikasi finansial kini populer di kalangan mahasiswa, baik karena fitur yang lengkap maupun kemudahan pengoperasiannya (user experience). Beberapa di antaranya adalah:
Money Tracker – Expense & Budget
Catatan Keuangan
Smart Budget
Budgetin (Pencatat Anggaran)
Money+ Cute Expense Tracker
Aplikasi-aplikasi ini bisa diunduh melalui Google Play Store bagi pengguna Android dan App Store bagi pengguna Apple, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikannya dengan perangkat yang mereka gunakan.
Untuk mahasiswa yang masih bingung bagaimana cara memaksimalkan penggunaan aplikasi finansial, metode 50:20:20:10 bisa diterapkan sebagai panduan praktis dalam mengelola keuangan pribadi. Dilansir dari akun TikTok @iznadiarazkiani, metode ini merupakan cara sederhana agar pemasukan lebih terstruktur dan pemakaian uang lebih bijak.
Prinsipnya adalah membagi setiap pemasukan, seperti uang saku, gaji, atau pendapatan tambahan, ke dalam empat pos dengan persentase tertentu:
50% untuk kebutuhan pokok
Setengah dari pendapatan dialokasikan untuk kebutuhan utama, misalnya makan sehari-hari, transportasi, kos atau kontrakan, pulsa atau kuota internet, dan kebutuhan rutin lain yang menjadi prioritas. Dengan membatasi pengeluaran pokok pada persentase tertentu, mahasiswa dapat menjaga stabilitas finansial tanpa harus mengorbankan hal penting lainnya.
20% untuk tabungan atau dana darurat
Sebagian pendapatan disisihkan untuk menabung atau membangun dana darurat. Dana ini bisa dimasukkan ke tabungan biasa atau rekening khusus, yang berguna saat menghadapi pengeluaran tak terduga. Memiliki cadangan keuangan membuat mahasiswa lebih tenang dan meminimalkan stres ketika harus membayar kebutuhan mendesak.
20% untuk memenuhi keinginan pribadi
Selain kebutuhan, mahasiswa juga berhak untuk memenuhi keinginan, seperti membeli pakaian, sepatu, atau berlibur. Alokasi ini penting untuk menjaga kebahagiaan dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya porsi khusus untuk keinginan, mahasiswa tetap bisa menikmati hidup tanpa harus merasa bersalah atau mengganggu alokasi penting lainnya.
10% untuk investasi atau pengembangan diri
Sisa 10% dari pendapatan dapat digunakan untuk investasi atau peningkatan kemampuan diri. Bagi mahasiswa, investasi tidak hanya berbentuk emas atau saham, tetapi juga bisa berupa kursus atau pelatihan untuk menambah keterampilan yang akan berguna di masa depan. Investasi dalam bentuk pengembangan diri ini penting untuk membangun peluang karier dan kompetensi yang lebih baik.
Dengan disiplin menerapkan metode 50:20:20:10 melalui aplikasi finansial, mahasiswa dapat melatih diri mengatur keuangan secara lebih sehat dan terencana. Catatan pengeluaran yang rapi dan pembagian pos keuangan yang jelas membuat pengelolaan uang menjadi lebih mudah dan efisien.
Selain itu, penggunaan aplikasi finansial juga membantu mahasiswa mengembangkan kesadaran finansial yang berkelanjutan. Kemampuan untuk mencatat pengeluaran, menabung, hingga berinvestasi sejak dini akan menjadi modal penting untuk menghadapi kehidupan setelah lulus, ketika tanggung jawab finansial semakin kompleks.
Seiring semakin berkembangnya teknologi finansial, mahasiswa kini memiliki sarana praktis yang mendukung pengelolaan keuangan. Tidak lagi bergantung pada catatan manual atau perkiraan kasar, setiap transaksi dapat terlacak dengan tepat. Dengan pemahaman dan disiplin, pengelolaan keuangan bukan lagi hal yang menakutkan, melainkan kemampuan penting yang dapat membentuk kebiasaan positif dan pola hidup lebih teratur.
Akhirnya, aplikasi finansial dan metode pengelolaan sederhana seperti 50:20:20:10 membuka jalan bagi mahasiswa untuk mencapai kemandirian finansial. Dengan catatan yang sistematis, alokasi pendapatan yang terencana, serta investasi pada diri sendiri, mahasiswa dapat memaksimalkan potensi keuangan mereka dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan.