JAKARTA - Kegiatan penyeberangan di jalur Sabang–Banda Aceh terbukti tetap berjalan normal meski salah satu kapal utama, KMP BRR, sedang menjalani masa doking tahunan. Kondisi ini menunjukkan kesiapan pengelola pelabuhan dalam memastikan layanan transportasi laut tidak terganggu, mengingat jalur tersebut menjadi salah satu urat nadi mobilitas masyarakat dan wisatawan di Aceh.
Koordinator Pelabuhan Balohan, Kota Sabang, Ir. Fauzi Daud, menyampaikan bahwa penumpang tidak mengalami hambatan berarti selama masa perawatan kapal BRR. Seluruh aktivitas tetap dilayani oleh KMP Aceh Hebat yang beroperasi rutin setiap hari. Menurutnya, kapal tersebut mampu menanggung beban tambahan dan menjaga jadwal pelayaran tetap konsisten.
“Sejauh pantauan kita, selama BRR doking tidak ada persoalan. Aceh Hebat bisa melayari lima kali, dan tidak ada keluhan penumpang yang tidak terangkut,” ujar Fauzi.
Operasional Didukung Kapal Aceh Hebat
KMP Aceh Hebat menjalankan sekitar lima kali pelayaran per hari hingga malam, dengan layanan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB. Jadwal tersebut cukup untuk menampung kebutuhan masyarakat yang melakukan perjalanan, baik untuk urusan pribadi, bisnis, maupun pariwisata.
Demi memastikan layanan tetap optimal, pihak pelabuhan melakukan sejumlah penyesuaian teknis. Salah satunya adalah memperpanjang jam kerja petugas hingga malam hari dengan sistem bergantian. Penugasan ekstra ini diterapkan baik di Pelabuhan Balohan (Sabang) maupun di Pelabuhan Ulee Lheue (Banda Aceh).
Saat ini, operasional Pelabuhan Balohan didukung 16 personel inti dan 9 petugas keamanan. Jumlah itu dinilai memadai untuk mengatur arus penumpang dan memastikan keamanan pelabuhan tetap terjaga.
Jadwal Kembalinya KMP BRR
Meski layanan sudah berjalan lancar, Fauzi mengakui belum ada kepastian mengenai jadwal KMP BRR kembali beroperasi. Ia menyebut hingga batas waktu terakhir yang diumumkan, seluruh pelayanan masih akan ditangani Aceh Hebat. “Dari jadwal yang sudah dikeluarkan sampai 28 Agustus, belum ada aktivitas BRR, masih ditangani Aceh Hebat,” jelasnya.
KMP BRR diketahui sedang menjalani masa doking tahunan di Galangan PT Cahaya Baru Shipyard, Nias, Sumatera Utara. Proses ini penting dilakukan untuk memastikan kapal tetap layak laut dan aman bagi penumpang. Selama masa doking, berbagai aspek teknis kapal diperiksa, diperbaiki, atau diganti agar kualitas pelayaran tetap terjaga.
Antisipasi Lonjakan Penumpang
Fauzi menambahkan, pihaknya tengah mempersiapkan peningkatan layanan jelang libur panjang, terutama momentum libur Malaysia yang biasanya mendatangkan lonjakan wisatawan. Sabang memang menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan asal negeri jiran, sehingga arus penumpang diperkirakan meningkat signifikan.
Selain menghadapi lonjakan wisatawan, Pelabuhan Balohan juga sedang bersiap menyambut kedatangan tim penilai Adipura dari pemerintah pusat. Hal ini membuat pengelola pelabuhan semakin fokus menjaga kebersihan, ketertiban, dan pelayanan agar sesuai standar penilaian.
“Persoalan lain di pelabuhan sejauh ini tidak ada. Hanya memang terkendala soal keuangan sehingga belum banyak hal yang bisa kita lakukan,” tambah Fauzi.
Peran Strategis Jalur Sabang–Banda Aceh
Jalur penyeberangan antara Sabang dan Banda Aceh memegang peran penting dalam menunjang aktivitas ekonomi, sosial, maupun pariwisata. Sabang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Aceh, dengan daya tarik utama seperti keindahan laut, budaya, dan kuliner. Keberadaan layanan kapal penyeberangan yang lancar menjadi faktor krusial dalam mendukung mobilitas masyarakat setempat serta arus wisatawan domestik dan mancanegara.
Tanpa layanan yang stabil, kunjungan wisatawan bisa terhambat dan berdampak pada roda perekonomian lokal. Karena itu, meski KMP BRR tidak beroperasi sementara, upaya menjaga keberlangsungan pelayaran melalui kapal Aceh Hebat menjadi langkah penting.
Komitmen Jaga Kualitas Layanan
Keberhasilan menjaga kelancaran penyeberangan di tengah absennya KMP BRR menjadi bukti komitmen pihak pelabuhan. Penumpang tetap terlayani dengan baik, tidak ada keluhan berarti, dan perjalanan berjalan sesuai jadwal. Meski petugas pelabuhan harus bekerja ekstra hingga malam hari, hal ini menunjukkan dedikasi mereka dalam memastikan mobilitas masyarakat tidak terganggu.
Di sisi lain, proses doking kapal BRR juga menegaskan komitmen untuk menjaga keselamatan pelayaran. Perawatan tahunan ini memang memerlukan waktu, tetapi hasilnya diharapkan mampu memperpanjang usia operasional kapal sekaligus menjaga kenyamanan penumpang.
Situasi di Pelabuhan Balohan memberikan gambaran bahwa pengelolaan transportasi laut dapat berjalan adaptif meski menghadapi kendala teknis. Dengan adanya kapal pengganti seperti Aceh Hebat, penyeberangan tetap bisa berlangsung lancar. Persiapan menghadapi libur panjang serta penilaian Adipura semakin memperlihatkan keseriusan pihak pelabuhan menjaga layanan.
KMP BRR sendiri masih menunggu penyelesaian masa doking di Nias. Hingga kembali beroperasi, semua pihak berharap pelayanan Aceh Hebat mampu terus menjaga stabilitas arus penyeberangan Sabang–Banda Aceh. Pada akhirnya, kelancaran transportasi laut ini bukan hanya soal perjalanan, melainkan juga menjaga denyut nadi pariwisata dan perekonomian daerah.