JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Habib Syarif Muhammad Alaydrus, menegaskan dukungannya agar Erick Thohir tetap memimpin PSSI dalam jangka panjang, hingga 2045. Langkah ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan kebijakan dan kelanjutan program PSSI demi perkembangan sepak bola nasional yang berkelanjutan.
Habib menyampaikan pandangannya saat menghadiri Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kemenpora dan PSSI di Gedung DPR RI. Ia menyoroti tren positif yang ditunjukkan Timnas Indonesia, yang menurutnya “sangat spektakuler” jika dilihat dari grafik peringkatnya. Dengan pertumbuhan performa ini, Habib menilai Erick Thohir layak mendapatkan mandat panjang untuk memastikan program-program yang sudah berjalan tetap konsisten.
“Kalau dilihat, [grafik] peringkat [Timnas Indonesia] sangat spektakuler. Tentu saja kami mendukung dan jika Pak Erick tidak keberatan minimal [jadi Ketua PSSI] sampai 2030 dan maksimal sampai 2045 tentunya sampai Indonesia Emas,” kata Habib. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan politikus PKB tersebut bahwa kepemimpinan Erick akan menjadi faktor penting dalam mempertahankan tren positif sepak bola Indonesia.
Alasan utama dukungan ini adalah kekhawatiran adanya perubahan kebijakan jika kepemimpinan PSSI sering berganti. Habib menekankan bahwa konsistensi program dan strategi menjadi kunci agar sepak bola Indonesia terus meningkat. “Biasanya kalau ketua PSSI diganti ada perubahan kebijakan, minimal Pak Erick harus bisa bertahan sampai 2030, syukur-syukur bisa berkelanjutan supaya grafiknya naik,” tambahnya.
Erick Thohir, yang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, masih memiliki peluang untuk memimpin PSSI dalam dua periode berikutnya. Berdasarkan aturan yang berlaku, seseorang dapat menjabat sebagai Ketua PSSI maksimal tiga periode. Hal ini berarti Erick berpotensi melanjutkan kepemimpinannya pada periode 2027-2031 dan 2031-2034, jika kembali terpilih.
Habib menekankan bahwa dukungan fraksi PKB tidak hanya sebatas kepercayaan terhadap figur Erick, tetapi juga pada program-program yang sudah ditetapkan oleh PSSI. Program-program ini, kata Habib, dirancang untuk meningkatkan kualitas dan prestasi sepak bola nasional, mulai dari pembinaan usia dini hingga kesiapan tim nasional menghadapi kompetisi internasional.
Dalam konteks ini, durasi kepemimpinan yang panjang dianggap penting untuk menjaga kesinambungan. Perubahan kepemimpinan yang terlalu cepat berisiko menimbulkan kebijakan yang tidak konsisten, sehingga target-target jangka panjang, seperti pencapaian Indonesia Emas dalam bidang olahraga, bisa tertunda.
Terpilihnya Erick Thohir pada 2023 bukan tanpa alasan. Dalam Kongres Luar Biasa PSSI, Erick berhasil meraih 64 suara, unggul jauh dari La Nyalla Mattalitti yang memperoleh 22 suara. Dengan kemenangan ini, Erick menggantikan Iwan Bule yang sebelumnya memimpin PSSI. Keputusan ini dinilai memberikan harapan baru bagi sepak bola nasional, dengan harapan pencapaian prestasi semakin meningkat.
Habib menekankan bahwa program Erick Thohir yang dirancang hingga 2030 menunjukkan arah strategis yang jelas bagi PSSI. Ia menilai jika Erick diberi kesempatan memimpin lebih lama, program-program tersebut dapat berjalan dengan konsisten, mulai dari pembinaan pemain muda hingga penguatan liga profesional. “Tentu saja fraksi PKB sangat mendukung [program PSSI], tapi ada yang membuat khawatir. Tadi pak Erick menyampaikan program sampai 2030,” ucapnya.
Selain mempertahankan stabilitas kebijakan, dukungan jangka panjang ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa pencapaian prestasi Timnas Indonesia tidak berhenti setengah jalan. Dengan kepemimpinan Erick, seluruh pemangku kepentingan di sepak bola nasional diharapkan bisa bekerja sama lebih harmonis, sehingga target-target nasional dapat tercapai.
Dukungan politik dari DPR, khususnya anggota Komisi X, menunjukkan adanya sinergi antara pemerintah dan PSSI untuk memajukan sepak bola Indonesia. Habib menegaskan, mandat panjang bagi Erick bukan sekadar soal figur, tetapi juga soal keberlanjutan visi dan strategi yang sudah disusun.
Dengan peluang untuk memimpin hingga tiga periode, Erick Thohir memiliki kesempatan untuk mewujudkan rencana jangka panjang, termasuk pengembangan infrastruktur, pembinaan talenta muda, dan peningkatan performa tim nasional di kancah internasional. Strategi ini diharapkan dapat membawa Indonesia menuju era kejayaan olahraga, yang disebut sebagai “Indonesia Emas”.
Dengan dukungan politik yang kuat dan program yang terstruktur, kepemimpinan Erick Thohir di PSSI diyakini mampu memberikan arah yang stabil dan berkelanjutan bagi sepak bola nasional. Hal ini sekaligus menegaskan pentingnya kontinuitas dalam kepemimpinan organisasi olahraga untuk mencapai prestasi yang maksimal.