JAKARTA - Pekanbaru kian serius menapaki jalan menuju kota yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menunjukkan keseriusan tersebut melalui pembahasan draf perjanjian kerja sama pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan, yang kini tengah memasuki tahap penting. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi kota sebagai salah satu pelopor transformasi energi hijau di tingkat daerah.
Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar ST MARch, memimpin langsung rapat pembahasan draf kerja sama tersebut bersama pihak investor, yakni PT ICE Victory Riau, sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang akan menjadi mitra dalam proyek strategis ini. Pertemuan ini berlangsung di Gedung Utama Kompleks Perkantoran Tenayan Raya, dan menjadi momen penting dalam perjalanan Pekanbaru mengatasi persoalan pengelolaan sampah kota yang kompleks sekaligus menciptakan solusi energi alternatif.
Alih-alih sekadar memandang sampah sebagai masalah klasik perkotaan, Pemko Pekanbaru memilih mengubah paradigma dengan melihatnya sebagai peluang. Pengelolaan sampah berbasis teknologi dan berorientasi energi kini menjadi pendekatan baru yang ditawarkan dalam kerja sama ini. Fokusnya bukan hanya mengurangi timbunan sampah di TPA, melainkan menjadikan sampah sebagai bahan baku produksi energi terbarukan yang bernilai tinggi.
“Dengan pengelolaan sampah menjadi energi, kami tidak hanya bisa mengurangi volume sampah. Tetapi, kami juga menciptakan sumber energi alternatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Markarius Anwar dalam pernyataan usai rapat.
Ia menjelaskan bahwa teknologi yang ditawarkan oleh PT ICE Victory Riau akan dirancang agar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan wilayah Pekanbaru. Penyesuaian teknologi ini penting agar hasilnya maksimal dan tidak mengganggu sistem tata kelola lingkungan yang sudah berjalan di daerah.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemko Pekanbaru untuk menjawab dua tantangan besar sekaligus: pengelolaan sampah dan kebutuhan energi. Dengan integrasi teknologi yang tepat, kota ini berpeluang besar menjadikan limbah padat sebagai sumber daya energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga berpotensi mendorong kemandirian energi masyarakat.
Menurut Markarius, implementasi kerja sama ini diharapkan tidak hanya menyasar output teknis seperti pengolahan tonase sampah harian, tetapi juga memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi warga. Hal ini bisa terwujud, misalnya, melalui penciptaan lapangan kerja, edukasi lingkungan, hingga penyediaan energi terbarukan dengan harga yang terjangkau bagi komunitas.
“Kami berharap perjanjian ini dapat segera difinalisasi dan diimplementasikan. Supaya, manfaatnya segera dirasakan,” ujar Markarius optimistis.
Rapat pembahasan draf perjanjian ini juga menjadi indikator keseriusan Pemko Pekanbaru dalam membuka diri terhadap investasi hijau. Kolaborasi dengan investor asing seperti PT ICE Victory Riau menunjukkan bahwa kota ini tidak hanya memikirkan penyelesaian masalah jangka pendek, tetapi juga membangun pondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Salah satu yang menarik dari kerja sama ini adalah pendekatan yang berbasis pada kebutuhan lokal. Teknologi pengelolaan sampah menjadi energi tidak diadopsi secara mentah dari luar, tetapi akan dikaji secara menyeluruh untuk memastikan keberlanjutan dan kesesuaiannya dengan konteks Pekanbaru.
Selain menjadi solusi teknis, proyek ini juga memiliki makna strategis dalam mendukung target nasional terkait pemanfaatan energi terbarukan. Pemerintah pusat telah mencanangkan target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada 2025, dan inisiatif seperti yang dilakukan oleh Pekanbaru merupakan kontribusi nyata dari pemerintah daerah dalam mencapai sasaran tersebut.
Di sisi lain, kerja sama ini juga membuka ruang inovasi bagi sektor swasta untuk turut berkontribusi dalam penanganan isu lingkungan. Diharapkan, model kolaborasi seperti ini bisa direplikasi di kota-kota lain yang mengalami tantangan serupa dalam pengelolaan limbah dan krisis energi lokal.
Selain itu, Pemko juga berencana untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi proyek serta menilai kesiapan teknis pelaksanaan sebelum perjanjian difinalisasi. Langkah ini penting untuk memastikan semua aspek, mulai dari legalitas hingga dampak lingkungan, benar-benar sesuai dengan standar yang berlaku.
Sebagai kota yang terus tumbuh dan berkembang, Pekanbaru dihadapkan pada tantangan urbanisasi yang cepat, yang berdampak langsung pada peningkatan volume sampah harian. Tanpa strategi pengelolaan yang progresif, masalah ini bisa berkembang menjadi krisis lingkungan. Oleh karena itu, inovasi seperti pengolahan sampah menjadi energi merupakan langkah adaptif sekaligus transformatif.
Ke depan, jika proyek ini berhasil diimplementasikan, bukan tidak mungkin Pekanbaru akan menjadi contoh sukses pengelolaan sampah modern berbasis energi terbarukan. Kota ini berpotensi menjadi pionir di tingkat regional, bahkan nasional, dalam hal integrasi solusi lingkungan dan teknologi energi.
Dengan langkah yang sudah diambil sejauh ini, Pemko Pekanbaru mengirimkan pesan kuat bahwa mereka siap bertransformasi. Bukan hanya untuk menjawab tantangan hari ini, tetapi juga membangun warisan lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.