Wellness Ubah Wajah Industri Perhotelan

Kamis, 24 Juli 2025 | 09:33:48 WIB
Wellness Ubah Wajah Industri Perhotelan

JAKARTA - Industri perhotelan tengah memasuki fase transformasi besar-besaran. Kini, konsep kenyamanan tidak lagi sebatas kamar yang bersih, layanan ramah, dan menu sarapan lezat. Fokus mulai bergeser ke arah yang lebih dalam dan personal yakni menyentuh aspek kesehatan dan kesejahteraan menyeluruh dari para tamu. Wellness, bukan lagi pelengkap layanan, melainkan telah menjadi elemen fundamental dalam operasional hotel modern.

Perubahan ini dipicu oleh meningkatnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya menjaga fisik, mental, dan emosional dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat bepergian. Bagi industri perhotelan, ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan pergeseran paradigma yang menuntut inovasi berkelanjutan.

Sebagai bagian dari respons atas kebutuhan tersebut, konsep baru bertajuk "Healthness is Born" diperkenalkan ke publik melalui gelaran Food & Hospitality Indonesia (FHI) Expo. Pendekatan ini mengusung layanan wellness yang tidak hanya canggih dan personal, tetapi juga elegan dalam desain sesuai dengan estetika hotel bintang lima sekalipun.

Kampanye ini tidak hanya menyentuh segmen leisure, tetapi juga menyasar sektor korporat. Banyak perusahaan kini semakin memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Solusi yang ditawarkan dalam pendekatan wellness hotel ini memungkinkan dunia kerja menjalin kolaborasi dengan penyedia layanan kebugaran untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan tim secara menyeluruh.

Dalam keterangannya, CEO Prasetia Qube Wellness, Ardi Setiadharma, menegaskan bahwa tamu hotel masa kini sudah jauh berbeda. Mereka tidak cukup hanya ditawari treadmill atau spa standar. Mereka ingin pengalaman menyeluruh, mendalam, dan mudah diakses.

“Tamu saat ini tidak lagi hanya mencari treadmill. Mereka ingin memahami diri mereka lebih dalam, fasilitas wellness yang mudah dijangkau, dan pengalaman bermakna di mana pun mereka berada,” jelas Ardi.

Di pameran tersebut, diperkenalkan teknologi evaluasi kebugaran yang sepenuhnya berbasis data. Berbagai alat mampu mengukur wellness age, sebuah parameter yang mencerminkan usia biologis berdasarkan kondisi fisik dan kognitif. Aspek yang dianalisis mencakup keseimbangan tubuh, kekuatan otot, daya tahan kardiovaskular, fleksibilitas, hingga konsentrasi mental. Pengukuran ini tidak memerlukan waktu lama, tetapi hasilnya mendalam dan sangat personal.

Selain alat evaluasi, tersedia pula perangkat digital pendukung. Aplikasi dan panduan latihan mandiri dirancang untuk memberi pengalaman yang tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan. Semuanya dapat dipersonalisasi, terintegrasi dengan akun pribadi pengguna, serta disinkronisasi untuk digunakan baik di hotel maupun di rumah.

Inisiatif ini membuka jalan bagi hotel-hotel yang memiliki keterbatasan ruang untuk tetap menghadirkan fasilitas kebugaran tanpa mengorbankan estetika ruangan. Misalnya, melalui Technogym Bench atau peralatan yang dapat disimpan secara efisien namun tetap memiliki fitur premium. Spa pribadi, vila eksklusif, dan gym dengan atmosfer mewah menjadi target ideal bagi solusi ini.

Sales Director B2B Technogym Indonesia, Pramudya Bevan Tanudjaja, mengungkapkan keunggulan dari teknologi baru yang dikenalkan.

“Technogym Check Up membuat wellness menjadi lebih reflektif, bukan hanya fisik, melainkan tamu dapat memahami kondisi tubuh mereka hanya dalam hitungan menit,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa lewat program Technogym Corporate Club, perusahaan-perusahaan kini dapat memberikan layanan wellness proaktif kepada karyawannya. Melalui model langganan yang sederhana, perusahaan dapat memastikan peningkatan kesehatan, kebahagiaan, dan produktivitas tim.

Minat terhadap fasilitas kebugaran dan wellness dalam industri perhotelan kian tumbuh, baik di Indonesia maupun secara global. Survei menunjukkan bahwa 78% wisatawan kini mempertimbangkan ketersediaan fasilitas wellness saat memilih hotel. Tak heran jika hotel-hotel mewah seperti Bvlgari dan St. Regis telah mengadopsi standar baru ini untuk mempertahankan eksklusivitas dan kualitas layanan mereka.

Di Indonesia, pertumbuhan minat ini tercermin dari makin banyaknya hotel yang meluncurkan wellness suite, menyajikan pengalaman digital kebugaran, hingga menghadirkan pelatih pribadi virtual. Semua hal ini menandai pergeseran dari layanan kebugaran konvensional menuju ekosistem wellness yang menyatu dengan kehidupan tamu, bahkan usai mereka meninggalkan hotel.

Konsep healthness tak hanya mengedepankan kecanggihan alat, tetapi menciptakan integrasi antara manusia, data, dan teknologi. Pendekatan ini membuat tamu dapat melanjutkan perjalanan kebugaran mereka bahkan setelah check-out. Mulai dari akun personal, riwayat data yang terekam, hingga aplikasi pelatihan terintegrasi yang siap digunakan di rumah atau kantor.

Tak pelak lagi, transformasi ini menandai babak baru dalam dunia hospitality. Wellness kini tidak lagi dilihat sebagai nilai tambah eksklusif, tetapi sebagai penentu utama kualitas pengalaman tamu.

“Wellness bukan lagi pelengkap, ini adalah fondasi dari hospitality modern,” tegas Ardi dalam pernyataan penutupnya.

Dengan arah baru ini, para pelaku industri perhotelan tidak hanya menjual kamar dan fasilitas, melainkan menawarkan gaya hidup sehat yang terkurasi, terintegrasi, dan berkelanjutan. Sebuah nilai yang kini semakin dicari, dihargai, dan dijadikan pertimbangan utama oleh para pelancong masa kini.

Terkini