Energi Baru Papua: TSE Bangun PLTBg Pertama

Senin, 04 Agustus 2025 | 11:10:00 WIB
Energi Baru Papua: TSE Bangun PLTBg Pertama

JAKARTA - Pemanfaatan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit kini tak lagi menjadi wacana, melainkan telah diimplementasikan secara nyata di wilayah paling timur Indonesia. Tuna Sawa Erma (TSE) Group melalui unit usahanya, PT Berkat Cipta Abadi (BCA), resmi memperkenalkan inovasi hijau berupa Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan fasilitas Compressed Biometan Gas (CBG) pertama di Papua.

Langkah ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi energi di kawasan tersebut, tetapi juga mencerminkan keseriusan sektor swasta dalam mewujudkan industri berkelanjutan yang efisien, ramah lingkungan, serta berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

Dengan tema "Green Power Born From Waste", peresmian fasilitas ini dihadiri oleh jajaran pejabat penting, termasuk Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, serta Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze. Dukungan pemerintah daerah memperkuat sinergi antara sektor publik dan swasta dalam mempercepat transisi energi bersih di wilayah yang selama ini dikenal dengan keterbatasan infrastruktur energi.

Secara teknis, fasilitas PLTBg dan CBG yang dikembangkan TSE Group mampu mengolah sekitar 1.000 meter kubik limbah cair dari pengolahan kelapa sawit setiap harinya. Melalui proses fermentasi anaerobik, limbah ini menghasilkan gas metana yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Sebagian besar gas tersebut digunakan untuk mendukung kebutuhan listrik internal, termasuk operasional pabrik dan kantor perusahaan.

Presiden Komisaris TSE Group, Robert Seung, menegaskan bahwa pembangunan fasilitas ini bukan hanya bentuk pengelolaan limbah, melainkan bagian dari strategi perusahaan untuk berkontribusi terhadap pencapaian target emisi global.

"Inovasi ini juga menjadi momen penting dalam perjalanan TSE Grup mewujudkan visi sekaligus untuk mencapai target global net zero emission. Melalui fasilitas ini, kami tidak hanya mengelola limbah, tapi mengubahnya menjadi solusi energi yang konkret," tuturnya dalam keterangan yang disampaikan kepada media.

Robert menambahkan bahwa keberadaan fasilitas ini memiliki dampak langsung yang cukup signifikan. Setidaknya ada tiga manfaat utama yang dapat segera dirasakan. Pertama, pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 60.708 ton karbon dioksida (CO₂) per tahun. Kedua, kapasitas pembangkit listrik mencapai 2 Megawatt (MW), cukup untuk menyuplai kebutuhan Kernel Crushing Plant (KCP) dengan kapasitas 150 ton per hari. Ketiga, efisiensi energi ini juga berdampak pada pengurangan penggunaan bahan bakar solar hingga 4 juta liter per tahun.

Bagi pemerintah daerah, kehadiran pembangkit ini memberikan harapan baru terhadap ketahanan energi di wilayah yang masih menghadapi tantangan elektrifikasi. Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, melihat pembangunan ini sebagai tonggak awal menuju kemandirian energi berbasis sumber daya lokal.

"Jadi kalau kita bisa tingkatkan ini menjadi 5 Megawat maka kita bisa menghidupi satu distrik. Oleh karena itu ini adalah langkah awal yang sangat baik. Terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Komisaris TCE Grup dan seluruh jajaran manajemen TCE Grup yang sudah memulai ini adalah yang pertama di tanah Papua," ujar Apolo.

Inisiatif ini juga menjadi bagian dari kontribusi TSE Group dalam mendukung komitmen iklim Indonesia. Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menetapkan target dalam nationally determined contribution (NDC) untuk menurunkan emisi karbon nasional sebagai bentuk komitmen terhadap Perjanjian Paris, yakni menjaga suhu global agar tidak meningkat lebih dari 2 derajat Celcius.

Dengan memanfaatkan limbah sawit yang biasanya menjadi persoalan lingkungan, proyek ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang tepat bisa memberikan nilai tambah berlipat: lingkungan lebih bersih, kebutuhan energi tercukupi, dan efisiensi operasional meningkat.

Tak berhenti di Merauke, TSE Group memiliki rencana strategis untuk memperluas penerapan fasilitas serupa ke lima unit usaha lainnya. Selain itu, perusahaan juga akan memperkuat upaya keberlanjutan lainnya, seperti mengadopsi kendaraan listrik untuk operasional, membangun sistem tenaga surya, serta memanfaatkan pupuk ramah lingkungan dalam kegiatan perkebunan.

Langkah ekspansi ini diharapkan menjadi pemicu perubahan paradigma di sektor industri, terutama dalam hal bagaimana limbah dan sumber daya lokal dapat dimaksimalkan untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.

TSE Group menaruh harapan besar bahwa inisiatif hijau yang mereka dorong akan menginspirasi pelaku industri lainnya untuk mengadopsi prinsip keberlanjutan secara menyeluruh. Tidak hanya sebagai kewajiban lingkungan, tetapi juga sebagai strategi bisnis jangka panjang yang mampu menciptakan efisiensi sekaligus daya saing global.

Dengan semua dampak positif yang dibawa oleh proyek ini, Papua tak lagi hanya dikenal sebagai wilayah penghasil komoditas perkebunan, tetapi juga sebagai pelopor energi terbarukan dari sektor industri kelapa sawit di Indonesia.

Terkini

BYD Kuasai Pasar Global, Indonesia Masuk Daftar

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:52:32 WIB

XL Perkuat Ekosistem Digital Lewat Bundling OPPO Reno14

Senin, 04 Agustus 2025 | 15:57:41 WIB

Harga iPhone Turun Jelang iPhone 17

Senin, 04 Agustus 2025 | 16:03:26 WIB