Panas Bumi Jadi Andalan Pertamina di Transisi Energi

Selasa, 05 Agustus 2025 | 07:23:14 WIB
Panas Bumi Jadi Andalan Pertamina di Transisi Energi

JAKARTA - Upaya Indonesia untuk mempercepat transisi energi menuju sumber yang lebih bersih terus berjalan, dan salah satu pemain kunci di sektor ini adalah PT Pertamina (Persero). Perusahaan energi milik negara ini kini memperkuat perannya lewat kehadiran anak usaha yang secara khusus menangani energi terbarukan, yakni Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina RNE). Unit ini menjadi garda depan dalam pengembangan pembangkitan listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk pemanfaatan potensi panas bumi dan tenaga surya.

Langkah ini menunjukkan keseriusan Pertamina dalam mendukung agenda energi nasional yang mengarah ke keberlanjutan. Arif Mulizar selaku Government and Public Relations New and Renewable Energy, Geothermal PR Specialist Pertamina, mengungkapkan kiprah dan rencana Pertamina di sektor ini.

“Pertamina mengembangkan bisnis energi baru terbarukan. Seperti panas bumi dan tenaga surya. Salah satu afiliasinya adalah Pertamina Geothermal Energy yang sudah melantai di bursa saham,” ujar Arif dalam pemaparannya.

Panas Bumi: Energi Ramah Lingkungan dari Perut Bumi

Indonesia dikaruniai potensi panas bumi yang sangat melimpah dan tersebar luas dari ujung Sumatera hingga Pulau Jawa. Menurut Arif, cadangan panas bumi Indonesia masuk dalam jajaran tiga besar dunia. Potensi inilah yang tengah digarap Pertamina secara intensif melalui Pertamina RNE, terutama lewat lini bisnis panas bumi.

Pengembangan energi ini dilakukan dengan teknologi yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan. Arif menjelaskan bahwa prosesnya dimulai dengan mengebor uap dari dalam tanah, lalu uap panas itu digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik. Uniknya, setelah energi panas dari uap itu digunakan dan berubah menjadi air, cairan tersebut dikembalikan lagi ke dalam tanah untuk dipanaskan ulang secara alami.

“Proses ini berkelanjutan dan ramah lingkungan. Uap yang digunakan tak terbuang, tapi diolah lagi menjadi energi,” terang Arif.

Dengan sistem tertutup dan minim emisi, pembangkit listrik panas bumi tidak hanya menjadi solusi atas krisis energi fosil, tetapi juga menjawab kebutuhan akan energi hijau yang rendah karbon.

PLTS: Energi Surya yang Kian Menjamur

Selain panas bumi, Pertamina juga serius mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Infrastruktur PLTS telah dibangun di berbagai daerah di Indonesia. Pemasangan panel surya ini umumnya dilakukan di area-area yang memiliki intensitas sinar matahari tinggi serta potensi pemanfaatan lokal yang besar.

Langkah ini sejalan dengan arah global menuju elektrifikasi yang lebih hijau dan terdesentralisasi. PLTS dapat menjadi solusi jangka panjang, khususnya untuk daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.

Pertamina berharap, dengan pendekatan multiprong melalui energi matahari dan panas bumi, bauran energi nasional bisa didorong untuk lebih banyak bersumber dari energi bersih.

Gas Alam dan Bisnis Karbon

Tak hanya berhenti di sektor EBT, Pertamina juga mulai masuk ke wilayah energi rendah karbon lainnya. Gas alam, meski tidak dikategorikan sebagai energi terbarukan, tetap dianggap sebagai bagian dari energi baru karena tingkat emisinya yang jauh lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil konvensional seperti batu bara dan minyak bumi.

Arif menjelaskan bahwa gas menjadi jembatan penting dalam proses transisi energi, karena selain lebih bersih, infrastrukturnya juga sudah lebih siap. Di sisi lain, Pertamina kini telah memulai bisnis karbon, sebuah sektor yang semakin relevan dalam peta energi global.

“Pertamina juga sudah masuk ke bisnis karbon. Emisi karbon yang ditekan bisa dijual ke industri-industri yang menghasilkan emisi tinggi,” pungkasnya.

Bisnis karbon memungkinkan industri yang berhasil menekan emisi karbonnya untuk menjual 'jatah' emisi tersebut kepada industri lain yang belum mampu memenuhi standar rendah emisi. Hal ini tidak hanya menjadi potensi pendapatan baru, tetapi juga memperkuat insentif finansial untuk berinvestasi di teknologi ramah lingkungan.

Mendukung Visi Energi Nasional

Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pertamina melalui Pertamina RNE merupakan bagian dari kontribusi konkret terhadap program transisi energi nasional. Pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi baru dan terbarukan mencapai 23% dari total konsumsi energi nasional pada 2025. Langkah-langkah strategis seperti ekspansi panas bumi, pembangunan PLTS, hingga perdagangan karbon menjadi kunci dalam mencapai target ambisius ini.

Keterlibatan BUMN energi seperti Pertamina menjadi krusial, mengingat perusahaan ini memiliki akses, jaringan, dan pengalaman dalam mengelola infrastruktur energi skala besar. Inisiatif ini juga sekaligus menjawab tantangan global terhadap perubahan iklim dan kebutuhan akan energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan terjangkau.

Dengan memanfaatkan potensi panas bumi yang besar dan mulai membangun kapasitas surya secara masif, Pertamina berada di jalur yang sejalan dengan tren energi dunia. Melalui Pertamina RNE, perusahaan tidak hanya mengembangkan teknologi, tetapi juga memperluas ekosistem energi hijau di Tanah Air.

Terkini

BUMN Inhutani I Buka Lowongan Kerja 2025

Selasa, 05 Agustus 2025 | 12:43:08 WIB

Hutama Karya Infrastruktur Kantongi Peringkat idA

Selasa, 05 Agustus 2025 | 12:50:48 WIB

Wijaya Karya Optimistis Jalani Proses Merger BUMN Karya

Selasa, 05 Agustus 2025 | 12:55:05 WIB

PTPP Bangun Bendungan Cibeet

Selasa, 05 Agustus 2025 | 13:00:44 WIB

BPJS Permudah Akses Kesehatan Pakai KTP

Selasa, 05 Agustus 2025 | 13:08:56 WIB