JAKARTA - Langkah konsolidasi perusahaan konstruksi pelat merah atau BUMN Karya menjadi salah satu agenda besar dalam transformasi industri infrastruktur nasional. Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia tengah menggulirkan rencana merger sejumlah BUMN Karya demi menciptakan entitas yang lebih sehat, efisien, dan fokus pada bisnis inti sebagai kontraktor.
Rencana besar ini bukan sekadar wacana. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA mengungkap bahwa proses konsolidasi telah berjalan aktif dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk penunjukan konsultan profesional oleh Danantara.
“Semua tim sedang bekerja. Ada konsultan yang ditunjuk Danantara dan hampir setiap minggu mendiskusikan dengan teman-teman BUMN Karya bagaimana proses integrasi ini,” ujar Sekretaris Perusahaan WIKA, Ngatemin, dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
- Baca Juga BUMN Inhutani I Buka Lowongan Kerja 2025
Proses integrasi ini menandai upaya pemerintah memperbaiki struktur industri konstruksi milik negara yang selama ini terbagi ke dalam tujuh entitas berbeda. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing, langkah merger ini dirancang untuk menyisakan hanya tiga induk perusahaan karya yang memiliki fokus spesifik dan kekuatan finansial yang lebih solid.
WIKA Mulai Evaluasi Internal
Sebagai salah satu entitas yang masuk dalam skema konsolidasi, WIKA telah memulai proses evaluasi internal secara menyeluruh. Menurut Ngatemin, evaluasi tersebut mencakup peningkatan tata kelola perusahaan, sistem manajemen, dan aspek strategis lainnya guna menyambut proses integrasi.
“Kalau tim integrasi yang saat ini memang targetnya adalah betul akhir tahun, tetapi dengan siapa WIKA akan dipasangkan, kami belum tahu,” tuturnya.
Meski pihak WIKA belum mendapat kepastian mengenai mitra konsolidasinya, langkah-langkah persiapan sudah berjalan. Langkah ini menunjukkan keseriusan korporasi dalam merespons rencana strategis pemerintah.
Evaluasi Serupa Dilakukan PTPP
Di sisi lain, PT PP (Persero) Tbk. atau PTPP juga menyatakan hal senada. Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menuturkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil evaluasi dan keputusan resmi dari Danantara.
“Saat ini, masing-masing perusahaan sedang diminta melakukan evaluasi kondisi perusahaan,” ujar Joko.
Baik WIKA maupun PTPP kini tengah dalam posisi bersiap menyambut bentuk dan arah konsolidasi yang akan ditentukan oleh BPI Danantara. Kedua perusahaan ini merupakan dua dari tujuh entitas konstruksi pelat merah yang akan dikonsolidasikan.
Skema Merger: Tiga Kelompok Utama
Rencana merger BUMN Karya dirancang untuk merampingkan jumlah entitas dari tujuh menjadi tiga perusahaan induk yang berfokus pada bidang spesifik. Menurut skema yang sebelumnya disusun oleh Kementerian BUMN, pembagian fokus dilakukan berdasarkan keunggulan dan spesialisasi masing-masing entitas.
WIKA dan PTPP akan digabung dalam satu grup dan difokuskan untuk menggarap proyek infrastruktur seperti pelabuhan laut, bandara, EPC (Engineering, Procurement, and Construction), serta perumahan.
Waskita Karya (WSKT) akan dipasangkan dengan Hutama Karya (HK) dan diberi fokus pada pembangunan jalan tol dan non-tol, gedung institusional, serta sektor residensial komersial.
Sementara itu, Adhi Karya (ADHI), Brantas Abipraya, dan Nindya Karya akan digabung sebagai satu entitas dengan spesialisasi di sektor air, rel kereta, dan konstruksi sektor lain yang lebih spesifik.
Struktur ini dirancang untuk menghindari tumpang tindih kompetensi dan memperkuat keunggulan kompetitif masing-masing kelompok.
Danantara Tegaskan Komitmen Realisasi Merger
PT Danantara Asset Management (Persero), sebagai holding operasional dari BPI Danantara, menegaskan bahwa merger BUMN Karya menjadi bagian dari prioritas utama pada semester kedua tahun ini. Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa proses konsolidasi sedang dikaji mendalam.
“Skemanya tentu akan multi, di antaranya salah satu yang pasti ada mergernya pasti. Jadi, pengurangan daripada jumlah BUMN Karya sedang kami kaji,” ungkap Dony dalam sebuah forum resmi.
Dony juga menegaskan bahwa hanya akan ada tiga entitas BUMN Karya yang akan bertahan setelah proses konsolidasi rampung. Tujuannya adalah agar ketiga perusahaan tersebut dapat fokus secara penuh sebagai kontraktor utama dan tidak terbebani oleh anak usaha yang tidak sejalan dengan core business.
“Kami lagi menghitung, kurang lebih akan jadi 3 perusahaan karya yang kuat ke depan dan bisnisnya hanya fokus sebagai kontraktor saja. Jadi, anak-anak perusahaan yang tidak menjadi kontraktor dan selama ini menjadi beberapa sumber permasalahan, akan kami kelompokkan,” pungkasnya.
Tujuan: Perusahaan Lebih Fokus dan Efisien
Merger ini dinilai penting untuk memperkuat struktur keuangan BUMN Karya, memperkecil risiko overlapping bisnis, serta menciptakan efisiensi operasional yang signifikan. Keberadaan terlalu banyak perusahaan pelat merah di sektor konstruksi nasional selama ini dinilai kurang efektif dan rawan menyebabkan persaingan internal yang kontraproduktif.
Dengan konsolidasi ini, pemerintah berharap masing-masing entitas hasil merger mampu bersaing lebih baik, baik di proyek nasional maupun internasional. Penajaman fokus bisnis juga akan memberikan arah yang lebih jelas dan mengurangi beban perusahaan dari bisnis non-inti yang selama ini turut menjadi tantangan dalam pengelolaan BUMN karya.