Harga Batu Bara Bergerak Dinamis

Rabu, 06 Agustus 2025 | 09:37:03 WIB
Harga Batu Bara Bergerak Dinamis

JAKARTA - Pergerakan harga batu bara kembali menunjukkan dinamika menarik, mencerminkan interaksi kompleks antara pasokan global yang membaik, permintaan energi fosil yang mulai melemah, serta transisi energi yang terus digalakkan oleh negara-negara besar seperti China dan India. Perubahan ini mencerminkan arah baru dalam kebijakan energi global, di mana batu bara tak lagi menjadi satu-satunya sumber andalan pembangkit listrik.

Pasar batu bara internasional mencatat perbedaan tren harga antar kontrak dan wilayah. Harga batu bara Newcastle untuk kontrak Agustus naik tipis sebesar US$ 0,05 menjadi US$ 114,95 per ton. Namun, kontrak untuk September justru turun US$ 0,05 menjadi US$ 117,2 per ton, dan Oktober stagnan di US$ 118,25 per ton.

Sementara itu, harga batu bara di pasar Rotterdam menunjukkan tren yang lebih melemah. Kontrak Agustus mengalami penurunan sebesar US$ 0,25 ke level US$ 103,2. Untuk September dan Oktober, harga masing-masing turun sebesar US$ 0,85 dan US$ 0,75 menjadi US$ 104,5 dan US$ 105,75 per ton.

Kombinasi Faktor Global Pengaruhi Harga

Data dari Trading Economics menggarisbawahi bahwa pergerakan harga batu bara saat ini tidak bisa dilepaskan dari kombinasi beberapa faktor utama. Di satu sisi, pasokan global batu bara menunjukkan perbaikan signifikan, menandakan stabilitas produksi di berbagai negara produsen. Di sisi lain, permintaan dari sektor energi fosil mengalami penurunan, terutama karena meningkatnya porsi energi terbarukan di dalam bauran energi nasional beberapa negara besar.

China dan India, dua negara dengan konsumsi batu bara terbesar di dunia, kini semakin serius memperluas pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini secara langsung menekan permintaan batu bara untuk pembangkitan listrik.

China Lakukan Intervensi Pasar

Di China, otoritas dilaporkan akan menutup sejumlah tambang batu bara yang produksinya melebihi kuota yang telah ditetapkan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pengendalian pasokan, yang bertujuan menjaga keseimbangan pasar dan menstabilkan harga. Langkah ini juga mendukung upaya pemerintah setempat dalam mengurangi tekanan deflasi yang mengancam sektor industri.

Otoritas di Beijing juga mewajibkan pembangkit listrik untuk meningkatkan stok batu bara sebesar 10%. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan harga yang cenderung rendah dan memberikan bantalan bagi pasokan dalam kondisi darurat, sekaligus mendukung harga batu bara agar tidak turun terlalu dalam di tengah pelemahan permintaan.

Produksi Masih Tumbuh di Tengah Penyesuaian

Meskipun ada upaya pengendalian, produksi batu bara China tetap menunjukkan pertumbuhan. PfJUroduksi batu bara di negara tersebut naik sebesar 3,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja ini mengindikasikan bahwa sektor hulu tetap berproduksi dalam kapasitas optimal, sejalan dengan proyeksi tahunan yang memperkirakan total produksi bisa mencapai 4,82 miliar ton atau tumbuh 1,5% dari tahun sebelumnya yang mencatatkan rekor tertinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa meski ada tekanan dari sisi permintaan dan kebijakan energi bersih, batu bara tetap menjadi sumber energi penting di China, setidaknya dalam jangka menengah.

Penurunan Permintaan Listrik Berbahan Bakar Fosil

Sementara itu, dari sisi permintaan, pembangkitan listrik berbahan bakar fosil di China mengalami penurunan sebesar 4,7% secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini. Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh dua faktor: melemahnya permintaan listrik akibat melambatnya aktivitas ekonomi, serta meningkatnya suplai dari energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Namun demikian, peningkatan belanja pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur diperkirakan akan menjadi penopang bagi permintaan listrik ke depan. Kebutuhan energi dari sektor konstruksi, transportasi, dan manufaktur diprediksi akan mengalami lonjakan, yang secara tidak langsung bisa mendorong kenaikan konsumsi batu bara di sektor pembangkitan.

Performa Harga Masih Fluktuatif

Jika ditinjau dari kinerja harga secara harian, berdasarkan data perdagangan kontrak berjangka (CFD), batu bara mencatat kenaikan tipis sebesar 0,04%. Dalam basis bulanan, komoditas ini telah menguat hingga 4,98%. Namun jika dibandingkan secara tahunan, harga batu bara masih anjlok hingga 20,01% dari posisi tahun lalu.

Data ini menandakan bahwa volatilitas masih tinggi di pasar batu bara, dipengaruhi oleh fluktuasi global yang menyangkut pasokan, permintaan, serta arah kebijakan energi masing-masing negara.

Rekor Tertinggi dan Proyeksi Harga ke Depan

Secara historis, harga batu bara pernah mencapai titik tertinggi pada September 2022 dengan harga US$ 457,80 per ton. Lonjakan tersebut terjadi di tengah krisis energi global akibat ketegangan geopolitik dan disrupsi pasokan dari negara produsen utama.

Namun kondisi saat ini jauh berbeda. Menurut proyeksi dari Trading Economics, harga batu bara diperkirakan akan berada di kisaran US$ 116,13 per ton pada akhir kuartal ini dan berpotensi naik secara moderat menjadi US$ 119,9 dalam 12 bulan ke depan.

Proyeksi tersebut mempertimbangkan stabilitas pasokan, tren diversifikasi energi global, serta faktor musiman yang memengaruhi permintaan listrik, seperti musim panas ekstrem atau musim dingin berkepanjangan di belahan bumi utara.

Energi Terbarukan Jadi Tantangan Jangka Panjang

Tren global saat ini menunjukkan bahwa energi terbarukan mulai menggantikan peran batu bara sebagai tulang punggung pembangkitan listrik di banyak negara. China dan India, yang selama ini menjadi pengguna utama batu bara, kini semakin aktif menanamkan investasi di sektor energi bersih.

Jika tren ini terus berlanjut, maka permintaan batu bara berpotensi terus menurun dalam jangka panjang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi negara produsen batu bara, termasuk Indonesia, dalam menjaga stabilitas industri dan menyesuaikan diri dengan dinamika transisi energi dunia.

Terkini

Istilah Gol Sepak Bola: Brace hingga Quintrick

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:26:22 WIB

Olahraga Sehat di Tengah Sibuknya Kota

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:33:03 WIB

Tiga Raja Juara VNL Voli Putra

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:36:17 WIB

Hernandez vs Dolidze: Duel Penentu UFC

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:41:43 WIB

Agustus Meriah Bareng Artis Korea

Rabu, 06 Agustus 2025 | 15:51:09 WIB