JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melakukan pembaruan penting dalam jajaran direksi keuangannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar baru-baru ini. Penunjukan Sumadi sebagai Direktur Keuangan menggantikan posisi yang kosong setelah Adityo Kusumo beralih tugas ke PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), menjadi sinyal kesiapan perusahaan dalam memperkuat tata kelola keuangan dan mendukung langkah ekspansi bisnis yang berkelanjutan.
Peralihan ini bukan hanya sekadar pergantian figur, melainkan bagian dari strategi manajemen risiko dan transformasi internal yang menjadi fokus WIKA dalam beberapa tahun terakhir. Sumadi yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Legal, dikenal memiliki rekam jejak yang kuat dalam pengelolaan risiko serta aspek hukum korporasi, menjadikannya sosok yang tepat untuk mengemban tanggung jawab baru ini. Selain itu, perannya sebagai Komisaris Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) sejak 2022 memperkuat kredibilitasnya dalam memimpin aspek keuangan perusahaan.
Susunan Pengurus WIKA Setelah RUPSLB
Penetapan Sumadi melengkapi struktur pengurus terbaru WIKA yang kini memiliki komposisi Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama: Jarot Widyoko
Komisaris Independen: Suryo Haproso Tri Utomo
Komisaris Independen: Adityawarman
Komisaris Independen: Rusmanto
Komisaris Independen: Harris Arthur Hedar
Komisaris: Firdaus Ali
Dewan Direksi:
Direktur Utama: Agung Budi Waskito
Direktur Keuangan: Sumadi
Direktur Manajemen Risiko dan Legal: Fafan Khoirul Fanani
Direktur SDM dan Transformasi: Hadjar Seti Adji
Direktur Operasi: Hananto Aji
Struktur ini diharapkan mampu mengoptimalkan sinergi antar lini bisnis dan manajemen risiko yang semakin kompleks, di tengah tantangan dinamika industri konstruksi dan infrastruktur nasional.
Perubahan Peraturan Dana Pensiun: Langkah Strategis Pengelolaan SDM
Selain pengisian posisi direksi keuangan, RUPSLB juga mengesahkan perubahan penting terkait pengelolaan Dana Pensiun WIKA. Para pemegang saham menyetujui perubahan Peraturan Dana Pensiun, khususnya mengenai penyelenggaraan Program Pensiun Manfaat Pasti menjadi Program Pensiun Iuran Pasti. Ini mencakup pembekuan Penghasilan Dasar Pensiun, masa kerja, dan iuran bagi peserta program yang akan beralih ke skema baru tersebut.
Corporate Secretary WIKA, Ngatemin, menegaskan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menguatkan pengelolaan Dana Pensiun sekaligus memastikan keberlanjutan program kesejahteraan karyawan. “Persetujuan para pemegang saham mencerminkan keselarasan pandangan dan dukungan terhadap langkah-langkah strategis yang tengah dijalankan Perseroan untuk memperkuat fondasi bisnis secara berkelanjutan,” ujarnya.
Menguatkan Fondasi Keuangan untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Penunjukan Sumadi sebagai Direktur Keuangan juga menjadi titik penting dalam upaya WIKA mengokohkan tata kelola keuangan di tengah tren ekspansi bisnis. Perusahaan konstruksi pelat merah ini tengah mengarahkan strategi untuk memperkuat performa finansial sekaligus mengelola risiko yang semakin kompleks di sektor infrastruktur yang terus berkembang.
Sumadi yang memiliki pengalaman luas di bidang manajemen risiko dan aspek legal, diyakini dapat membawa pendekatan yang lebih holistik dalam pengelolaan keuangan. Pendekatan ini penting mengingat WIKA terus menghadapi tantangan bisnis, seperti fluktuasi harga bahan baku, dinamika pasar modal, hingga persaingan ketat di sektor konstruksi domestik dan regional.
Langkah Kunci di Tengah Dinamika Industri
Perubahan manajemen dan kebijakan dana pensiun ini menjadi bagian dari respons WIKA terhadap tuntutan modernisasi perusahaan agar lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Keberlanjutan perusahaan tak hanya diukur dari performa finansial, tetapi juga dari kemampuan mengelola sumber daya manusia dan keuangan dengan efektif dan efisien.
Dengan memperkuat posisi direktur keuangan dan melakukan pembaruan pada kebijakan dana pensiun, WIKA menyiapkan fondasi yang lebih kokoh dalam menghadapi perkembangan industri konstruksi dan infrastruktur nasional, serta tantangan ekonomi global yang dinamis.