Logistik

Batam Resmi Buka Direct Call Ketiga Menuju China, Pangkas Tarif Logistik hingga 57 Persen

Batam Resmi Buka Direct Call Ketiga Menuju China, Pangkas Tarif Logistik hingga 57 Persen
Batam Resmi Buka Direct Call Ketiga Menuju China, Pangkas Tarif Logistik hingga 57 Persen

JAKARTA - Pelabuhan Batu Ampar di Batam, Kepulauan Riau, kembali mencatatkan kemajuan signifikan di dunia logistik internasional. kapal kontainer MV Ever Core dari Evergreen Line melaksanakan pelayaran perdana langsung (direct call) dari Batam menuju China, menjadikannya rute direct call ketiga yang dibuka oleh Pelabuhan Batu Ampar. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Batam sebagai hub logistik internasional, sekaligus memberikan dampak positif terhadap efisiensi biaya pengiriman barang ke luar negeri.

Dengan pelayaran terbaru ini, Pelabuhan Batu Ampar kini sudah memiliki tiga rute direct call internasional, yang sebelumnya sudah dibuka untuk rute Batam-China (dilayani oleh kapal SITC Hakata pada Maret 2024) dan Batam-Yangon (Myanmar) yang dilayani oleh kapal MV Uni Active Evergreen Line pada Agustus 2024. Keberadaan rute-rute ini diharapkan mampu mempercepat arus barang dan mengurangi ketergantungan pada pelabuhan transit seperti Singapura.
 

Pengurangan Tarif Logistik yang Signifikan
 

Djoko Prasetyo, Direktur Utama Persero Batam, menegaskan bahwa dengan beroperasinya kapal MV Ever Core, tarif logistik dapat dipangkas hingga 57%. Sebelumnya, untuk mengirim barang dari Batam ke China, pengirim harus melewati pelabuhan Singapura yang menjadi pusat transit. Tarif logistik yang dikenakan saat itu cukup tinggi, mencapai US$600 per kontainer dari Batam ke Singapura, dan US$600 lagi untuk pengiriman dari Singapura menuju China.

Namun, dengan dibukanya rute direct call, biaya logistik dari Batam ke China dapat ditekan menjadi hanya US$300 per kontainer, bahkan kemungkinan lebih rendah lagi. "Dengan adanya direct call, pengiriman barang tidak perlu lagi melalui Singapura. Kami berharap tarif logistik yang lebih murah ini akan semakin meningkatkan daya saing Batam di sektor logistik internasional," ujar Djoko.
 

Keuntungan Ekonomis Bagi Pengusaha dan Peningkatan Konektivitas
 

Pengurangan tarif logistik sebesar 57% ini tidak hanya bermanfaat bagi pengusaha yang mengirimkan barang ke China, tetapi juga akan memberikan dampak positif terhadap biaya barang yang diimpor ke Batam. Ini diharapkan bisa menurunkan harga barang yang masuk dan mempercepat aliran barang dalam dan luar negeri. Selain itu, langkah ini juga mendukung Batam Free Trade Zone (FTZ) yang telah lama berfungsi sebagai pusat perdagangan internasional.

Djoko menambahkan bahwa Pelabuhan Batu Ampar kini menjadi lebih efisien dalam melayani kegiatan bongkar muat. "Sejak beroperasinya Ship to Shore (STS) Crane, kami mampu melakukan bongkar muat hingga 40 kontainer per kapal per jam, jauh lebih efisien dibandingkan sebelumnya yang hanya 8 kontainer per jam," kata Djoko. Kecepatan bongkar muat ini sangat berdampak pada efisiensi waktu, mengurangi waktu sandar kapal yang sebelumnya memakan waktu antara 3 hingga 5 hari, menjadi hanya 24 jam.
 

Peningkatan Infrastruktur dan Investasi Besar
 

Keberhasilan ini juga tak terlepas dari peningkatan infrastruktur yang tengah digalakkan di Pelabuhan Batu Ampar. Pada 1 November 2023, Persero Batam mengambil alih pengelolaan pelabuhan ini, dan sejak saat itu, berbagai proyek peningkatan kapasitas pelabuhan telah berjalan. Salah satu inisiatif besar yang tengah dilakukan adalah penambahan 5 unit Quay Crane dan 12 unit Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane, yang akan meningkatkan kapasitas bongkar muat pelabuhan.

Selain itu, perluasan container yard juga tengah berlangsung, dengan target menjadi 12 hektare. Total investasi yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp1,2 triliun, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas terminal pelabuhan hingga mencapai 900.000 TEUs per tahun pada Agustus 2025. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan logistik internasional yang semakin meningkat, serta meningkatkan kapasitas Batam dalam menangani volume barang.
 

Rencana Masa Depan: Menambah Rute dan Fasilitas
 

Selain fokus pada peningkatan infrastruktur, Persero Batam juga berencana untuk menambah rute direct call internasional lainnya pada bulan Mei 2025. Rute tambahan ini diharapkan dapat memperluas konektivitas Batam dengan pelabuhan-pelabuhan utama di Asia dan Timur Tengah.

Dalam waktu dekat, Pelabuhan Batu Ampar juga akan mendapatkan 4 unit crane baru untuk mendukung aktivitas bongkar muat yang semakin padat. Dengan penambahan fasilitas dan rute ini, Djoko berharap Batam akan semakin terhubung dengan lebih banyak pelabuhan internasional. "Target kami, pada 2025, konektivitas Batam dengan pelabuhan internasional akan mencapai 26 pelabuhan di Asia dan Timur Tengah. Ini akan mengurangi ketergantungan Batam terhadap Singapura sebagai pusat logistik utama," jelasnya.
 

Dampak Positif terhadap Ekonomi dan Peningkatan Kunjungan Kapal
 

Dengan adanya peningkatan konektivitas ini, Djoko mencatat bahwa volume muatan kargo yang berangkat dari Batam mengalami peningkatan 7% hingga kuartal pertama tahun 2025. "Peningkatan jumlah muatan kargo ini merupakan indikasi positif bagi pertumbuhan ekonomi Batam, yang semakin kuat sebagai hub logistik utama di Asia Tenggara," kata Djoko.

Peningkatan efisiensi dan konektivitas ini juga berdampak langsung pada peningkatan kedatangan kapal dari berbagai perusahaan pelayaran internasional ke Pelabuhan Batu Ampar. Hal ini tidak hanya memperkuat sektor logistik, tetapi juga memberikan peluang bisnis baru di sektor pariwisata dan perdagangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index